49

13.3K 609 51
                                    

Satu hari lagi acara itu akan dimulai. Persiapan hampir selesai. Dekorasi ruangan mulai tampak sempurna berkat kerja sama antara Osis dan siswa lainnya.

Lain halnya dengan siswa yang sibuk,kini seorang siswi berkacamata itu berlari mengejar seorang siswa yang tengah membawa lari tasnya.

Nafas gadis itu tersengal kala lari semakin cepat. Keringat menetes dari dahinya. Untung saja make up udiknya tidak cepat luntur.

"hei kembalikan tas ku!" pekik gadis itu

Siswa lain yang mendengar pekikan pertamanya lantas melihat kearahnya dengan pandangan aneh? Entahlah. Toh apa pedulinya?

Siswa itu semakin menjauh dari padangannya. Gadis itu menghela nafas berat. Entah apa yang akan terjadi pada tasnya itu.

Gadis itu berbalik berjalan menuju toilet. Tasnya? Biarkan saja lelaki itu mau apakan tasnya.

Membasuh wajahnya pelan gadis itu melirik orang yang berdiri disampingnya yanh tengah menatapnya sinis.

"apa mau lo?"

Seseorang itu tertawa. Tertawa mengejek lebih tepatnya.

"wow.. To the point sekali, sama seperti dulu" jawab orang itu dengan nada meremehkan gadis itu.

Gadis itu Bila, tengah menggeram kesal dengan lawannya. Dia tak habis pikir dengan wanita yang disampingnya itu.

"terserah" ujar Bila memutar bola matanya. Dia sudah cukup muak berhadapan dengan seorang Drama Queen yang sering ia lihat.

"apa mau gue? Lo" tunjuknya pada Bila

"keluar dari sekolah ini! Pergi jauh-jauh dari negara ini. Kalo perlu lo mati sekalian" tambahnya dengan muka songong andalannya.

Bila menekukkan alisnya keatas. Tanda rasa tak suka akan ucapan gadis rubah sialan itu.

"emang lo siapa gue? Nyokap gue? Tuhan gue?"

Mulut Bila bagai letasan yang telah dibakar. Meletup dijantung lawannya. Wajah gadis itu memerah menahan marah pada Bila

"lo bukan siapa-siapa disini. Lalu apa hak lo ngatur kehendak gue?"

"LO--!!!"

"APA HAH!?"

"berani banget lo sama gue haha. Punya nyali berapa lo?" sinis gadis itu

Ya Tuhan... sungguh jika membunuh bukanlah suatu perkara dosa besar dan tidak berujung dengan penjara didunia maupun diakhirat maka ia sangat ikhlas membunuh lawannya sekarang.

"lo pikir gue bakal takut sama lo? Sejak kapan seorang BILA takut pada cabe seperti lo RABECA DOVRI !?"

Ya lawannya adalah Rabeca Dovri. Gadis yang paling sok dimata Bila. Dia sungguh muak akan sikap Rabeca, jangankan begitu. Melihat mukanya saja Bila sudah ingin muntah ditempat.

PLAKK..

Tamparan keras mengenai pipi mulus Bila. Bahkan mengecap dengan sempurna.

"cih... Gila" desis Bila

Mata Rabeca melotot tak percaya, seakan tamparannya tak berefek apapun pada Bila.

"APA LO BILANG!?" bentak Rabeca

"lo budeg? Gue bilang GILA!" tekan Bila.

Wajahnya bagai tak ada dosa. Seakan perkataannya hanyalah hal enteng. Walaupun sebenarnya dalam hati dia tengah mengumpat dengan kasar untuk gadis picik itu.

"SIALAN!!" pekik Rabeca nyaring dan membuat Bila mengusap kedua telinganya dengan cepat karna berdenging.

Perasaan kesal pada Bila semakin menggebu dihati Rabeca dengan kasar dia menarik rambut Bila yang dikuncir. Bila yang mendapatkan perlakuan begitupun terkejut.

Fake Nerd (COMPLETED) ✔Where stories live. Discover now