•06》Si pemilik suara adem itu

85 5 0
                                    

Catatan dari Author :
AREA DILARANG BAPER
》《

Ketika Syahira selesai wudhu, Syahira menabrak seseorang yaitu orang yang menabraknya tadi pagi.

"Astaghfirullah" kaget Khalil dan Syahira bersamaan.

"Aduh sakit!" Mengaduh Syahira yang masih menunduk memegang lengan kanannya.

"Bapak lagi?!" Syahira menunjukkan wajah kesalnya.

"Iya, yaudah saya permisi dulu ya." Khalil berjalan meninggalkan Syahira.

Tiba-tiba ada yang memegang tangan kiri Khalil.

"Tunggu. Tadi pagi, bapak belum minta maaf karena sudah menabrak saya dan sekarang bapak juga belum minta maaf sama saya. Bapak engga ada sopan santun nya ya? Mentang-mentang bapak seorang dosen." Syahira memaki Khalil. Dan mebuat Khalil kaget karena sikap Syahira yang seperti itu kepada dosen nya sendiri.

"Iya, maafin saya untuk tadi pagi dan tadi barusan. Saya engga sengaja, maaf juga karena udah buat kamu batal setelah berwudhu." Jawab Khalil datar

"Oh iya kamu kenapa pegang tangan saya?" Tanya Khalil sambil melirik ke arah tangan kirinya. Dan membuat Syahira juga ikut melirik.

"Kan saya mau cegah bapak biar engga pergi soalnya saya mau bicara tadi." Syahira gugup.

"Kan tadi kamu udah ngomong, kenapa sekarang tangan saya masih di pegang?" Tanya Khalil sedikit bingung.

Pipi Syahira memerah seperti tomat rebus "Astaghfirullah, maaf ya pak. Maafin saya pak, euh yaudah pak permisi saya mau ambil wudhu lagi." Syahira menunduk dan langsung berjalan setengah lari karena merasa malu.

Ya, Allah. Hira malu. Batin Syahira.

Khalil hanya tersenyum dan menggeleng.

Dia lucu apalagi kalau sedang tersipu malu seperti tadi. Batin Khalil.

Kemudian dia berjalan pergi.

"Tebakan ku benar, kalau pak Khalil si pemilik suara yang membaca surat Ar-Rahman tadi." Ucap Nasya kepada Syahira.

Eh iya ya, berarti dia si pemilik suara adem itu? Ya Allah ya Rabbi. Jujur, suara itu membuat hati Hira sejuk dan Hira ingin mendengarnya lagi. Monolog Hira.

"Hira? Ko bengong? Pipi kamu kenapa, Hir?" Tanya Nasya bingung.

"Eh, engga. Tadi dia nabrak aku terus aku jadi batal wudhu nya." Jawab Syahira.

"Ah masa karena itu? Tapi kok pipi kamu merah kayak malu gitu?" Segan Nasya.

"Engga, Sya. Udah ah kamu mending tungguin aku, aku mau wudhu dulu." Syahira mencoba mengalihkan pembicaraan. Dan Nasya merasa aneh dengan sikap sahabat nya itu.

Hm, entahlah. Aku tidak mau terlalu kepo juga. Yang penting sahabatku ini bahagia, aku jadi ikut bahagia. Ucap Nasya dalam hati dan kemudian tersenyum ke arah sahabatnya itu, Syahira.

-¤ IMAM IDAMAN ¤-

Aku mulai gemes nih sama Syahira dan Khalil😆 Semoga kalian suka sama chapter ini😄

IMAM IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang