aku siapa dimata kalian

8.1K 322 5
                                    

Kuratapi jendela kamarku dengan segala kesunyian. Hanya kaktus mungil yang mengingatkanku bahwa kehidupan yang indah pernah kurasakan. Kehidupan di mana sosok ibu masih bisa menguatkanku,mendukungku dan meyayangiku. Kini aku telah rapuh,disudutkan dan dibenci oleh semua orang. Papa yang memilih untuk menikah lagi membuat hidupku terasa bagai di neraka. Ditambah saudara tiriku yang sempurna semakin membuat ku tak terlihat bagi papa begitupun dengan adik kandungku tiara yang berubah karena memganggap aku adalah penyebab kematian mama.tidak hanya tiara tapi bahkan semua orang membenciku karena menurut mereka aku adalah pembunuh mama padahal tidak,telah sering aku mencoba menjelaskan tapi nihil,tidak ada yang percaya.

Hanya si kaktus ini kenangan indah dari mama yang dapat membuat aku tersenyum, mengingat malaikat ku itu. Tetapi kenapa hanya karena tumbuhan berduri itu,aku menjadi dikucilkan.

"diminta turun,Kita mau makan malem"ajak tiara singkat

"Iya"jawabku

Segera kuikuti langkah kaki mulus itu,kulihat semua orang memandang tiara dengan kekaguman,malam ini dia memang begitu sempurna dengan dress hitam yang melihatkan lekuk tubuhnya ditambah make up sempurna di wajahnya,sungguh luar biasa. Tetapi begitu pandangan beralih ke aku,mereka langsung memberikan tatapan masam dan membuang pandang. Entah dianggap apa diriku oleh mereka.

"Malem papa,malem mama,malem juga kak dimas" sapa tiara

Dimas adalah saudara tiriku tetapi baginya saudaranya hanya tiara dan aku tidak dianggap. Dia malu memiliki saudara sepertiku. Padahal jika dilihat dari wajah,aku tidak kalah cantik dari tiara. Yaiyalah kamikan saudara kandung,satu papa satu mama intinya satu cetakan tetapi aku tidak pandai bersolek dan pakaianku tidak jauh dari celana jeans dan kaos longgar sehingga kelihatan tidak menarik dan fashionable. Tidak hanya itu mungkin juga karena tumbuhan kaktus mungil yang selalu kubawa di manapun.

"Malem sayang,ayo duduk"ajak papa

"Mau kemana loh dek"tanya dimas

"Jalan ama pacar. Tiara pergi dulu yah" jawab tiara

"Kok nggak makan dulu"tanya mama

"Makan diluar ma, ama pacarlah"teriak tiara dari kejauhan

Hallo gue masih disini, kok dari tadi nggak ada yang negur gue. Apa gue nggak terlihat. Semua sekarang masih sibuk senyum-senyum sendiri melihat ke pintu. Yaelah tiaranya juga udah nggak ada,Masih ada jadi perhatian.

Karena mereka masih memandang pintu yang lebih menarik dari gue lebih baik gue segera menyantap makanan kesukaan mama ini. Yah ayam kecap,makanan kesukaan mama. Tapi kini tak ada kesempatan lagi untuk memasak makanan kesukaan mama ini karena mama udah pergi ninggali gue. Hanya mama tiriku saja yah bisa dibilang dia adalah satu-satunya orang yang baik ama gue di rumah ini.

"Kalila"teriak papa

"Iya kenapa pa ?"tanyaku kaget

"Kamu ini pakek nanya kenapa" bentak papa

"Bener pa,kalila nggak tau" ucapku

"Kamu masih bilang nggak tau" ucap papa

Lalu kulihat tumbuhan kaktus di hadapanku. Apa karena tanaman mungil ini papa jadi murkah. Ini bukan yang pertama kalinya papa marah karena aku selalu membawa kaktus mungil ini kemanapun,mungkin ini telah beratus-ratus kalinya.

"Apa karena kaktus ini"tanyaku

"Bukan hanya itu tapi..." ucap papa terpotong

"Udahlah pa,jangan dimarahi terus kalilanya"ucap mama

"Tapi anak ini kalo nggak di kasih tau nggak akan paham"ucap papa

"Udahlah ma,kaktus satu ini memang nggak ada plusnya"ejek dimas

"Dimas jaga omongan kamu. Dia ini juga adik kamu sama seperti tiara"ucap mama

"Cukup,lihat kalila gara-gara kamu semuanya jadi berdebat. Kamu ini memang bawa sial yah,kami dari tadi nunggu kamu turun tapi sekarang kamu makan duluan" bentak papa

"Papa kok tega ama kalila, kalila makan duluan karena semuanya lama perhatiin tiara. Bukan karena nggak tau sopan santun"ucapku

Lalu aku pergi meninggalkan semua orang yang ada disitu. Bukan merasa bersalah mereka malah lanjut makan dan menyalahkan diriku bahwa aku keras kepala.

Dikamar ini kulihat teman-temanku berdiri dengan kokoh, para kaktus kenangan aku dan mama.

"Ma, kenapa hidup kalila jadi kayak gini. Kalila sendiri ma" ucapku miris

Mungkin kalian akan bilang gue ini aneh karena bicara ama tumbuhan berduri ini tapi nyatanya itu membuatku sedikit tenang.

"Tuhan,kalila butuh teman"batinku

Cewek kaktusWhere stories live. Discover now