Delapan

276 63 16
                                    

Hari ini update nya lebih dikit, mian🙏
Happy reading....



~~~~

Ami keluar dari asrama yang menurutnya sangat sumpek itu. Bagaimana tidak sumpek, biasanya sebelum Ami pindah ke sekolah ini, setelah pulang sekolah ia akan berkumpul dengan kawan-kawannya. Entah itu di rumah temannya atau di warung-warung pinggir jalan untuk menikmati makanan yang disajikan oleh tenda-tenda kecil itu.

Ami memang sangat jarang pergi ke kafe atau semacamnya untuk menongkrong, karena ia lebih suka dengan makanan yang disediakan di pinggir jalan seperti ketoprak atau mie ayam.

Dan kini kehidupannya berubah drastis 180 derajat setelah pindah di sekolah ini. Bagaimana bisa ia harus tinggal terkurung seperti ini dan tidak bisa menghirup udara segar yang biasa ia lakukan bersama teman temannya.

"Ahh, gue suntuk di sini!" seru Ami pada diri sendiri sambil memasang muka kesal dan berjalan sempoyongan ke arah luar.

Gimana kalo gue kabur aja? pikiran itu pun langsung terbesit di benaknya.

Akhirnya ia menjalankan aksinya itu untuk keluar dari tempat yang menyesakkan ini. Jam sudah menunjukkan pukul 16:00 sehingga banyak siswa yang menghentikan kegiatannya dan hanya terlihat segelintir orang yang berlalu lalang, entah itu menuju mushola untuk melakukan kewajibannya atau sekedar berkeliling untuk mengumbar rasa kesal.

Ami berjalan mengendap-endap menuju gerbang sekolah yang terkunci rapat. Walaupun gerbang sudah terkunci, ia tak terlalu memusingkannya karena ia punya seribu cara agar dirinya dapat keluar dari area asrama itu.

Ia langsung memanjat gerbang itu dan meloncat dari atas. Sebenarnya aksi ini sudah biasa ia lakukan saat ia terlambat pulang ke rumah, jadi ia tidak memikirkan sama sekali kalau andai tulang punggungnya akan patah karena meloncat dari gerbang yang lumayan tinggi itu.

Ami menepuk-nepuk pelan telapak tangannya setelah turun dari gerbang itu. Akhirnya ia dapat merasakan udara segar di luar asrama.

Memang udara di asrama juga tidak kalah segarnya, namun justru sangat berbeda kalau dibandingkan dengan udara di luar asrama. Walaupun sejatinya sama saja, tapi menurut Ami udara di luar itu sangat menyejukkan, tidak seperti di asrama yang bisa disamakan dengan penjara itu.

Ami baru saja melangkahkan kakinya untuk pergi, namun ia justru dikejutkan dengan suara bariton seorang pria.

Ya, suara itu sedikit sama dengan suara dari salah satu member Exo Park Chanyeol yang memiliki suara bariton yang khas. Ohh ayolah, di saat seperti ini ia malah memikirkan suara Park Chanyeol yang seksi itu.

Mungkin saja suara itu adalah suara seorang penjaga asrama, atau suara seorang psikopat! Oh, sepertinya Ami terlalu banyak menonton drama korea hingga otaknya berpikiran yang tidak-tidak.

Akhirnya ia menoleh ke arah sumber suara itu yang berada tepat di belakangnya. Dan ia semakin terkejut melihat seorang pria yang ia kenal berdiri sambil mengerutkan keningnya.

"Namja gila!" seru Ami sambil menujuk tepat ke arahnya.

"Apa lo baru aja ngatain gue gila!" teriak pria gila itu. Siapa lagi kalau bukan Rifa, seorang pria yang sebelumnya melempari Ami dengan bola basket tanpa meminta maaf.

Ahhh, mengingat kejadian itu rasanya Ami ingin sekali membunuh pria ini kalau saja ia tidak ingat dengan dosa yang ia lakukan sudah menumpuk karena sering membohongi orang tuanya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Ami dengan datar sambil melipat tangannya di depan dada.

"Ngapain lo di sini?" Rifa mengulangi pertanyaan dari Ami dengan gaya mencibir.

Ahh, pria ini baru sebentar saja sudah membuat Ami naik pitam.

"Ahh, terserah!" seru Ami sambil mengibas tangannya ke arah Rifa pertanda ia tidak memedulikannya.

Ia pun langsung pergi dari tempat itu lalu disusul langkah Rifa yang mengiringi langkah Ami hingga mereka kini berjalan beriringan.

"Lo bolos?"

Pertanyaan yang muncul dari bibir Rifa itu sangat menggelitik bagi Ami. Karena pasalnya ia juga berada di luar asrama, dan itu berarti dia juga bolos, kan?

"Pabo!" seru Ami pada Rifa yang membuat Rifa mendelik tidak mengerti. "Bodoh, artinya lo itu bodoh!" lanjut Ami ketika melihat ekspresi polos Rifa yang tidak mengerti bahasanya.

"Tadi gila, sekarang bodoh. Ahh, kenapa lo sering banget mengumpat ke gue?" tanya Rifa sambil mendengus pelan dan langsung mempoutkan bibirnya.

Ami tidak menjawab pertanyaan itu, namun ia malah tersenyum.

Tunggu, kenapa ia tersenyum seperti ini. Ia bahkan tersenyum pada pria yang baru beberapa hari ia kenal. Ahh, pasti ia sudah gila.

Ami pun menghentikan langkahnya ketika tiba di perempatan.

"Apa?" tanya Rifa yang melihat Ami mendelik ke arahnya.

"Sampe kapan lo ngikutin gue?" tanya Ami langsung.

Dan seketika itu juga gelak tawa langsung meluncur dari bibir Rifa.

Sejujurnya bibir Rifa benar-benar indah sama indahnya seperti bibir DO Kyungsoo, salah satu member Exo juga. Ya, bibir itu benar-benar mirip karena saat tersenyum bibir Rifa membentuk love, sama seperti bibir D.O.

Oohh, apa-apaan ini? Bagaimana mungkin ia menyamakan Rifa dengan D.O yang polos itu? Ahh, benar-benar gila.

"Lo pikir gue mau ngikutin lo?" Pertanyaan Rifa seketika langsung memudarkan lamunan Ami yang dari tadi memandang wajah Rifa.

Rifa semakin tersenyum setelah meluncurkan pertanyaan itu, ia pun melihat ekspresi Ami yang--ahhh sulit diungkapkan dengan kata-kata.

"Gue duluan!" serunya lagi sambil menepuk bahu Ami lalu langsung berlari pelan ke arah jalur kanan sementara Ami masih termangu di tempat.

Ayolah Ami, jangan samakan dia dengan para member Exo itu. Tadi Park Chanyeol, sekarang D.O. Kalau sampai gue samakan Rifa dengan Baekhyun, gue tidak akan segan-segan bunuh diri gue sendiri, gerutu Ami sambil berjalan berlawanan dengan arah yang dilalui Rifa tadi.

***

To be continued....

XOXO

FIHA IM

Begin ✔Where stories live. Discover now