Explaination Chapter

6.7K 780 295
                                    

Halo readers ku semua:')

Jadi setelah membaca semua respon kalian sejak tadi malam, aku liat banyak yang bingung sama hasil tes DNA-nya Ravel, pada nanya kenapa hasilnya lebih tinggi Chanyeol, dan sebagainya.

Di chapter ini yang akan aku hapus dalam beberapa jam, bakal aku jawab satu satu pertanyaan kalian yang nempel terus dikepalaku, okay?

Q: Kak, kenapa bisa Ravel anaknya Chanyeol? Kan Seohyun ngelakuinnya duluan sama Chanho, dan dia udah hamil sebelum nikah sama Chanyeol?

A: Seohyun memang udah melakukan itu sama Chanho sebelum nikah sama Chanyeol, tapi, dia gak hamil. Waktu itu aku nulis adegan dia muntah-muntah, dan sebesar apapun kalian gamau nerima kenyataan, I must say, dia gak hamil waktu itu. Mual-mual bisa disebabkan banyak hal, mulai dari gak enak badan, stress, banyak pikiran, atau hal lainnya. Jadi, kalau kalian gak cepet menyimpulkannya, aku gak pernah bilang atau tulis Seohyun hamil.

Q: Kenapa presentase nya Chanho besar, tapi Chanyeol lebih besar? Jadi, sebenarnya Ravel itu anak siapa?

A: Seperti yang kalian tahu, Chanyeol dan Chanho itu kembar identik. Meski DNA mirip, tetap aja mereka beda. Jadi kalau result-nya nunjukin indeks match Chanyeol lebih tinggi, maka Ravel itu anak Chanyeol.

Q: Kak, itu hasil test-nya, kakak typo ya?

A: Hahahaha, enggak. Aku gak typo.

Q: Kak, tes DNA nya direkayasa Kris gak? Atau di rekayasa Seohyun?

A: Aku ga tahu cara nulis adegan pembuktian itu gak di rekayasa, jadi aku jawab disini ya. Itu gak direkayasa sama siapapun, karena menurutku logikanya, susah, itu menyangkut masalah keluarga kerajaan, jadi gabisa sembarang direkayasa.

Q: Kak, ini ff bakalan MPREG gak?

A: Some of you gonna hate me, but the answer is no, ff ini ga akan mpreg, dan in the future, aku juga gaakan nulis ff mpreg. Aku ingin menjaga ff-ku se stabil, steril, dan sedekat mungkin dengan reality yang ada. Bukan berarti aku gak mau nulis ff fantasi ya, karena aku juga suka sama ff fantasi. Tapi mpreg dan GS adalah sesuatu yang kurang aku mengerti baik dari segi logika ataupun esensinya, jadi aku gak berani nulis, kecuali kalo aku tulis ABO!au, yang mengharuskan mate punya keturunan.

Q: Kak, ff ini happy ending kah?

A: Gak kaya ff ku sebelumnya (Troublemaker dan Take You Home) yang sejak awal aku udah siapkan endingnya, jujur ending ff Half Beat masih kabur. Tapi kalo aku harus jawab pertanyaan ini, maka aku harus bilang, ff ini gak akan sepenuhnya happy ending, karena akan ada pihak-pihak yang punya sad ending. Aku juga gak bisa jawab sekarang, endingnya ChanBaek bersatu atau tidak, karena aku masih perlu ngatur beberapa hal, dan aku butuh waktu untuk itu. Yang jelas, ChanBaek akan mengakhiri ff ini. Bukan BaekRene, atau ChanSeo, atau siapapun. Ini ff ChanBaek, yang akan dimulai dan diakhiri sama ChanBaek juga.



Aku harap sesedih-sedihnya atau semenyayat-nyayatnya fanfic ini, kalian akan lanjut bacanya. Terkadang, ada beberapa jenis komen, yang bikin aku takut nulis, karena aku takut gak bisa memenuhi ekspektasi semua orang. Aku bener-bener mengerahkan semua kemampuan nulisku ke fanfic ini, kalau kalian mau tau, nulis Take You Home dan Troublemaker pun aku gak sehati-hati nulis fanfic ini. This fic means a lot to me, so do you guys, my dear readers.

I will completely understand if some of you are not happy with my answers, but I am not going to change any facts above, to make sure this story can stay in my control. Next chapter, will be filled with many ChanBaek, as I promised in the previous chapter. And I wanna ask you guys, what kind of moments do you guys wish to see in the next chapter? For once, I'll try to listen you guys' out, hahahaha.

Dan aku mau bilang satu hal lagi. Its important for you guys to know that, setiap komen yang kalian tulis di sebuah fanfic, author akan baca komen itu, dan dia akan merasa kata-kata itu ditujukan pada dia. So when I read some comments with rude or angry tone, I kinda feel it, and it makes me want to stay away from my laptop, stay away from writing.

I know some of you guys trying so so so so hard to understand me, dan membuatku merasa aku bisa menulis apapun yg kupikirkan, dan buat orang-orang seperti itu, aku mau bilang kalau kalian lah yang membuat aku terus menulis. Kalian yang membuat aku tergerak untuk ngelanjutin Half Beat, meski mungkin kalian gak sadar. Kalian bisa mengikuti alur dengan baik, mengerti maksud dibalik apa yang kutulis, marah atau senang pada tempatnya, dan orang-orang seperti kalian lah yang menurutku para author cari. Jadi, kalian harus sering-sering baca ya, hahahaha.

Akhir kata, maafkan aku yang tiba-tiba upload chapter ini, yang menurutku absurd banget hahahah tapi udah terlalu banyak yang nanyain aku sampe dm ke igku, nge line aku, bahkan nge WA aku (entah darimana dapet nomorku) jadi aku ngerasa harus bgt upload chapter ini.

Kalo ada yang baca sampe kalimat ini, kalian juara, rela bacainnya padahal sepanjang jalan kenangan.

Thankyou buat semua support yang kalian kasih, I appreciate every single one of you. Tanpa kalian semua, its kinda impossible for me to continue this fic, karena ini ditulisnya susah banget jujur, hahahaha.

Aku bakal hapus chapter ini sampai kurasa semua lastests readerku udah baca.

See you guys in the next chapter!

[ChanBaek] Half BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang