6. Declared Cold War

15.2K 1.8K 299
                                    

AUTHOR POV

Chanho melangkah pelan menuju Chanyeol yang terduduk berantakan diatas ranjang, masih dengan rambut yang sedikit mencuat, bibir tertekuk ke bawah dan mata yang berusaha tidak melirik sosok Baekhyun yang dibawa menjauh. Ia mendengus halus, tepat saat Chanho menduduki sisi sampingnya dan meletakkan telapak tangannya halus diatas pahanya.

"Hei," Chanho menatap adiknya, nyaris merasa seperti ia menatap cermin. "Kau ingin bercerita?"

Tapi adiknya hanya mengusap wajahnya kasar dan menggeleng. Tidak sekalipun menatap kakaknya, dimana itu adalah hal yang sejujurnya tidak sopan jika dilakukan pada Pangeran Mahkota. Tapi, Chanho menyayangi Chanyeol. Terlepas dari jujur, betapa cemburunya ia berusan, ketika berdua bersama Chanyeol ia merasa kembali menjadi sosok kakak yang ingin melindungi adiknya.

"Kau akan terus terperangkap dalam kemuraman jika kau tidak bercerita, Chanyeol-ah." Chanho memutuskan untuk memulai sesuatu yang sudah sejak lama ia pendam. "Bukan kami tidak mengerti kalau keadaanmu berbeda dari keadaan kami. Mungkin benar, ayah telah salah memperlakukanmu. Ia seharusnya mengumumkanmu pada dunia, dan mengajakmu ikut di kursi limo belakangnya jika ada pesta antar pemerintah yang..." Chanho berhenti, merapatkan mulutnya.

"Mudah bagimu berbicara," Chanyeol mencibir, bersiap turun dari ranjang ketika tangan Chanho menahan lengannya.

"Aku menyukai Baekhyun." Chanho berbisik. Pegangannya mengerat pada lengan Chanyeol yang menatap lantai setengah melamun. Jantungnya berdetak kencang. "Mungkin tidak sebesar kelihatannya tapi... beginilah aku terlatih," Chanho menelan ludah. "Aku menyukainya, dan mungkin akan menyayanginya,"

Chanyeol memejamkan mata, mengeluarkan satu nafas berat. "Terserah."

Chanyeol menghempaskan genggaman kakaknya dan memasuki kamar mandi dengan bantingan pintu yang mendebarkan.

.

"Apa itu penting?"

"Kris, apa mereka bertengkar?"

"Mereka terlihat tegang."

"Apa terjadi sesuatu?"

"Aku khawatir, ini mungkin salahku, dan-"

"Tidak, tidak." Kris memijit pelipisnya, berjalan mondar mandir di ruang dansa, Baekhyun duduk di sebuah kursi dengan bibir tertekuk ke bawah. "Bukan salahmu. Tidak ada yang terjadi, em, seharusnya begitu."

Selanjutnya terdapat langkah kaki yang tergesa-gesa menghampiri mereka, memecah keheningan dan Kris mengangkat kepalanya. Cinta pertamanya, Suho, berjalan cepat mendekati mereka, tak lupa membungkuk pada Baekhyun terlebih dahulu. Ia lalu mengalihkan matanya pada Kris. Baekhyun bersumpah ia melihat telinga Kris memerah.

"Apa yang terjadi? Putra Mahkota melarangku untuk berbicara dengan Chanyeol." Suho berujar cemas. Kris semakin panik dalam hatinya, namun di luar ia tampak seperti angry bird yang sedang bernafas.

"Astaga," Keluh Kris. "Dimana Putra Mahkota sekarang?"

"Masih bersama Chanyeol, di kamarnya."

Kris menegang dan melirik ke arah Baekhyun, calon suami atasannya itu menatap polos pada mereka berdua. Ia ingin menghela nafas lega karena kalimat Suho terdengar ambigu di bagian 'kamarnya' karena kata itu bisa berarti kamar Chanyeol maupun Chanho. "Aku akan menyusulnya. Kau antar Yang Mulia Pangeran Baekhyun ke ruang pelatihan, tolong?"

"Tidak perlu!" Sebuah suara ceria terdengar dari belakang. Mereka bertiga menoleh, menemukan Luhan yang sudah berpakaian rapi dan berwajah senang. "Hari ini kita akan berlatih dansa, kok," Ia tersenyum manis. "Tidak susah!"

[ChanBaek] Half BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang