8. Lean On

16.3K 1.8K 278
                                    

AUTHOR POV

[Enam tahun lalu]

Suara rotan yang terayun-ayun dan menabrak kulit menggema ke seluruh sudut ruang aula keluarga kerajaan. Chanho berlutut di lantai, bergetar dan menunduk sambil mengangkat kedua tangannya yang lelah. Yang Mulia Ratu, para Selir, serta dua pangeran bungsu Kai dan Sehun, serta seperangkat lengkap penjaga kerajaan termasuk Suho dan Kris menjadi saksi pilu pelampiasan kemarahan sang Raja sore itu.

Chanyeol remaja mengepalkan kedua tangannya kuat di kedua sisi tubuhnya, giginya merapat dan celananya tergulung hingga lutut. Dengan begitu, ayahnya bisa menampar betis belakangnya berkali-kali sebagai hukuman. Ia tidak menangis, namun matanya memerah karena perih dan marah. Ia menatap turun, terkadang melirik semua anggota keluarga. Ia tahu Kai dan Sehun iba padanya, mereka berdua terus berusaha menghentikan ayahnya dengan rengekan. Ia tidak bisa lebih bersyukur lagi.

"Anak nakal," desis sang Raja. "Apa sebenarnya yang kau cari di luar istana?"

Satu tamparan yang cukup keras kembali dilayangkan. Sang Ratu meringis kuat dan tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak memeluk Chanyeol yang bersimbah debu dan kotoran di sekujur tubuhnya. Anak itu terlihat begitu dekil, dengan rambut merahnya yang juga terbalut debu dan keringat. Ia memohon-mohon agar suaminya berhenti, namun sang Raja menghempaskan sang Permaisuri ke samping.

"Chanho-hyung yang mengajaknya, ayah!" Jerit si kecil Sehun di ujung aula. Ia tidak tahan melihat hyungnya dipukuli, padahal ia yakin hyung-nya tidak bermaksud membuat sang Pangeran Mahkota nyaris ditangkap karena berlari-lari tanpa pengawasan.

Ibu Sehun, Selir Oh, dengan gugup memegangi bahu anaknya, menatap takut pada Yang Mulia Raja. Ia mengelus wajah putra kecilnya agar ia tidak lagi bersuara, tapi ia tahu ia terlambat ketika Yang Mulia Raja menoleh menatap si bungsu Sehun dengan tajam, "Kau membelanya? Sehun, kau bisa dihukum karena telah memfitnah Pangeran Mahkota."

Selir Oh menggeleng panik, memeluk Sehun dari belakang dan menjatuhkan dirinya agar setengah berlutut. "M-Maafkan putra hamba, Yang Mulia, ia tidak bermaksud..."

Sang Raja mendengus, mengabaikan permintaan maaf Selirnya dan kembali berfokus ke Chanyeol dan Chanho. Mereka berdampingan, namun keadaan mereka jauh berbeda. Chanho tidak terkena setitik debu-pun, terima kasih pada Chanyeol yang melindunginya ketika mereka berguling di tanah satu jam yang lalu.

"Park Chanyeol, biar kuulangi apa saja yang baru saja kau perbuat sehingga aku menghukummu. Pertama, kau telah pergi diam-diam ke luar istana, dimana hal itu adalah satu-satunya hal yang kularang darimu. Tidak sampai disitu, kau membawa Pangeran Mahkota bersamamu. Hal ini berakibat fatal karena bisa saja, sesuatu atau seseorang berniat jahat pada keluarga kerajaan, dan kakakmu akan terluka."

Memang benar. Tapi Chanho menunduk dalam dan menggigiti bibirnya sendiri. Sejujurnya, ialah yang mengajak Chanyeol. Karena ia bosan berada di dalam istana. Ia bosan dan mengajak Chanyeol kabur. Tapi jika ayahnya tahu, ia pasti akan dimarah dan diberi hukuman. Maka dari itu, saat mereka berada dalam perjalanan menuju istana setelah ditangkap oleh penjaga kerajaan, Chanyeol berkata dengan suka rela akan menjalani hukuman untuknya.

"Kau benar-benar tidak sadar, atau pura-pura tidak sadar, kalau kau tidak seharusnya tampak di publik? Menurutmu sudah ada berapa banyak foto yang terambil oleh reporter diluar sana?"

Chanyeol tidak menjawab, dan sang Raja merasa marah. Ia mengangkat rotannya lagi, sang Ratu menjerit, dan rotan itu nyaris menghantam Chanyeol lagi kalau saja tidak ada anak perempuan yang seketika menghambur memeluk Chanyeol dan membuat posisi mereka terbalik, menerima tamparan di kaki sebagai gantinya.

[ChanBaek] Half BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang