[20] Bermain

43.2K 860 27
                                    

⚠BIJAKLAH MEMILIH BACAAN🔥

🍗🍗HAPPY READING🐥

⚠⚠ ADEGAN 18+, BOCIL DILARANG BACA⚠
.

............................

"Jadi.. apa kau sungguh-sungguh datang tanpa maksud tujuan?"

"Y..ya aku hanya ingin sedikit bermain denganmu Alex." Clara mendekati tubuhnya ke dada bidang Alex dan berbicara secara sensual.

Alex menyeringai "Kau tau namaku? Bahkan aku tak pernah mempublikasikan namaku."

Deg

"Ba..bagaimana?" tanya Clara dalam hatinya.

"Ahhh benarkah? Namamu Alan? Baiklah-baiklah aku memanggilmu Alan. Soalnya pembantumu bilang namamu Alex."

"Hmm masuk akal."

Grep

Alex tiba tiba mendorong tubuh ramping Clara.

"Kau mau women in top?"

"Haha sehebat apa kau?" Alex memasang senyum datar dengan alis yang dinaikkan satu.

"Hmm sehebat siapa? Tentu akulah yang paling hebat." Clara membanggakan dirinya kemudian ia berbalik dan sekarang posisinya diatas Alex.

"Cih. Tapi aku takkan memasukkan punyaku jika kau tidak Virgin."

"Hah?! Kau hanya bermain foreplay dengan para gadis?"

"Stss diamlah selagi aku beri kesempatan kau berbicara." Alex menempelkan telunjuknya pada bibir wanita itu.

Clara melirik tangan Alex kemudian menyeringai dengan smirknya.

Slup

Clara memasukkan jari milik Alex kedalam mulutnya kemudian mengeluarkan dan memasukkannya. Menggigit kecil bagian luar dan kuku Alex.

Alex memeberikan smirk dan melipat tangan satunya untuk dijadikan bantalan.

Kemudian, Clara merayap dan membuat sentuhan sentuhan sensitif di tubuh Alex.

Clara membuat kecupan kecupan ringan di area dada Alex dan menyubit kecil bagian puting Alex.

"Kau handal dalam foreplay."

"Sudah kubilangkan tuan."

"Haha tapi tetap saja kau bukan ahlinya." Alex langsung membalikkan posisi mereka. Sekarang Alex berada diatas Clara.

"Apa kau ingin mengajariku?" Clara mengalungkan tangannya pada leher Alex.

"Mau mencobanya?" Alex menaiki kaki Clara ke tubuhnya.

Alex menyium dan mengendus leher Clara.

"Hmm bau ini. Bau bau seperti anyir," ucap Alex dalam hatinya

Alex tahu jika Clara adalah orang suruhan karena ada bau anyir. Bukan. Bukan bau darah. Tetapi terdapat racun di kulit leher wanita itu yang menyerupai bau darah.

Alex yang sudah hafal dengan berbagai macam orang seperti Clara ia menggigit telinga Clara.

"Kau tahu. Aku paling tidak suka jika ada dusta diantara kita."

"Apa yang kau maksud?"
°°°°°°°°°

Joy sibuk dengan masakannya di dapur. Ia sangat bersemangat.

"Hhhh akhirnya selesai." Joy terduduk di kursi meja makan dengan kaki yang ia selonjorkan pada kursi lainnya.

Ting nong!

Joy melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 07.00.

"Selama itu aku memasak?"

"Astaga.. bagaimana ini? Ba..bagaimana mereka di dalam? Diluar?" Joy bertanya-tanya karna bingung. Akhirnya Joy membukakan pintu.

"Maaf anda siapa?" tanya Joy.

"Saya rekan kerja Alan. Bisa saya masuk?" tanya pria itu namun Joy terdiam ragu, pasalnya setau Joy jika Alex sedang aduhai dengan wanitanya dia tak ingin di ganggu siapapun tanpa kecuali.

Joy menggigit bibir bawahnya dan berkata ,"Maaf apakah tuan sudah membuat janji temu dengan tuan Alex?" tanya Joy sembari menatap ragu pria di depannya.

"Saya sudah janjian dengannya."

Melihat jawaban dari pria di depannya, Joy tersenyum lalu meanggukkan wajanya.

"Tunggu disini. Saya panggilkan Tuan Alannya."
°°°°°°°°°°°°

"Jujur atau aku akan melacaknya sendiri." Alex tersenyum dengan wajah menyeringai.

"Apa-apaan ini?" tanya Clara dalam hatinya.

"HAHA, Sungguh kalau boleh jujur kau wanita hebat karena ingin mengelabui ku tapi aku juga mau jujur kalau kau bodoh menaruh racun di kulit lehermu sendiri?"

"A-apa? Racun?"

Deg

"Se-sejak kapan dia meletakkan racun di leherku? Pria itu keterlaluan," ujar Clara dalam hatinya.

"Kenapa kau terkejut begitu, nona Clara yang manis." Alex tersenyum menyeringai.

Clara yang terus-terusan ditatap Alex dengan seringai dinginnya hampir sedikit goyah. Ia takut, ia sangat takut tak bisa melancarkan aksinya dan kembali kepada kenangan buruk dengan pria di kehidupan nya *Cek story; Just a partner sex*

"Jangan goyah Cla. Kau pasti bisa."

Alex berjalan mengitari diamnya Clara, "dan akupun tau kalau kau bukan karyawati Hypermart. Karena aku cukup ingat jelas wajahnya. HAHA."

Clara semakin bingung harus melakukan apa, kedoknya sudah semakin terbuka lebar. Rencana tiap rencananya sudah gagal dan ketauan oleh musuhnya yaitu, Alex.

°°°°°°°°°°°°°

Joy berjalan agak terburu-buru saat menaiki anak tangga menuju kamar Alex.

Joy melihat di kamar Alex terbuka dan lagi-lagi ia melihat pemandangan senonoh.

"Sial," umpatnya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°
Clara tiba-tiba tersenyum lalu berkata,
"Aku hanya kaget dengan omong kosongmu tuan." Clara bangun dari duduknya di tubuh Alex kemudian berjalan menuju pintu kamar Alex dan mengunci pintunya.

"Bukankah nama atau orang itu tidak penting? Yang terpenting aku bisa atau tidak memuaskanmu," ujar Clara.

"Alex Alan Kibar. Akan ku sebutkan namamu dalam desahanku," ucap Clara pelan namun masih terdengar oleh Alex.

"Suruhan orang kuduga itu benar," ucapnya dalam hati.

Clara membuka pakaiannya satu persatu. Ia menurunkan tali bra hitam brenda miliknya.

"Payudaramu besar karena bikinan. Wahh sudah berapa kali kau bermain dengan pria lain, hmm?"

"Satu pria untuk di kontrak."

"Wah wah sungguh hebat pria itu ya."

Clara melanjutkan membuka pakaian dalamnya. Terpampang jelas bulu-bulu halus yang mendiami miss V milik Clara.

"Aku tak pernah bermain dengan jalang sebelumnya."

"Menarik," ucap Alex dengan smirknya.

Clara menghampiri Alex dan menyeringai kemudian..

She's my slave Where stories live. Discover now