XXXIV : "Arrested"

Start from the beginning
                                    

Padahal Taehyung telah berpikir, ia berhasil membuat gadis itu benar-benar tersenyum seperti apa yang ia janjikan. Ia tak pernah mengingkar janjinya, pemuda itu akan selalu menepati janjinya.

Namun Hyuna bahkan tak melawan saat mereka terpisah.

Taehyung tak berpikir macam-macam, ini bukan karena Hyuna ingin meninggalkannya. Setidaknya itu yang ia pikirkan saat ini. Gadis itu yang memintanya untuk bertahan, maka ia akan memegang kalimatnya. Logikanya mengatakan, tidak mungkin Hyuna yang memintanya untuk tidak pergi, tapi meninggalkannya. Ayolah, Taehyung adalah orang yang genius.

Cukup membingungkan saat melihat Hyuna pergi begitu saja, Taehyung tak mengerti. Tapi ia sadar ada sesuatu yang tidak ia ketahui.

Yakin sekali itu bukan karena Hyuna ingin berpisah dengannya, Taehyung melihat mata Hyuna saat itu.

"Apa yang ia sembunyikan dariku?"

Taehyung mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu terbuka. Seorang pria yang sangat ia kenal berdiri di pintu dengan ekspresi tak terbaca, melipat tangannya dengan sombong.

"Sudah berhenti berteriak Kim Taehyung?"

Pemuda itu diam, ia bersandar di kursi merelakskan punggungnya, mencoba terlihat tenang. Ia hanya menatap pria itu dengan tajam.

"Kau bertumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat, tak disangka butuh 15 orang untuk menahanmu. 20 orang untuk mengikatmu, benar-benar hebat," pria itu menutup pintu, mengambil kursi menariknya di depan Taehyung, duduk berhadapan dengan pemuda itu. "Tak ingin mengatakan sesuatu?"

"Bangsat, bisa kau lepaskan tali-tali ini dariku?" Taehyung mengangkat alisnya, menantang.

"Kau tidak memanggilku seperti itu Kim Taehyung," pria di hadapannya menatap Taehyung dengan tajam.

"Berhenti memanggil nama panjangku keparat, kau pantas dipanggil seperti itu," dan setelah kalimat itu keluar dari mulut Taehyung, ia mendapat pukulan keras di wajahnya bahkan kursinya hampir rubuh.

Tapi tidak, pukulan itu tak seberapa dengan luka yang ia rasakan selama 17 tahun terakhir. Jadi ia menyeringai, "baiklah tuan Kim yang terhormat, kau ingin kupanggil seperti itu huh?"

Pria itu menghela nafas, sangat lelah dengan kelakuan pemuda di hadapannya.

"Kenapa kau melarikan diri dari panti asuhan?"

"Tentu saja karena aku ingin hidup, apa lagi alasannya? Itu sama sekali bukan tanggung jawabmu, kau yang membuangku tuan Kim," pria itu tampak sangat kesal dengan tingkah laku Taehyung.

"Kau pikir kau bisa keluar begitu saja? Apa kau telah berhasil menjadi anak yang jujur untuk pantas keluar dari sana?"

Hening, kedua lelaki itu saling bertatapan. Ekspresi Taehyung sangat tenang, tapi tangannya telah terkepal.

"Aku keluar saat berumur 17, aku memiliki pilihan kemana aku akan pergi. Lagian aku memiliki uang yang sangat banyak, aku tak membutuhkanmu sama seperti kau tidak membutuhkanku," satu tamparan melayang diwajahnya.

"Katakan kau telah menjadi anak yanga jujur," pria bermarga Kim itu menuntut.

"Aku bisa membunuhmu dengan tangan kosong jika kau tidak mau tutup mulut, jika itu kurang jujur untuk kau dengar aku bisa membuktikannya tuan Kim," mata Taehyung menggelap, ia menatap pria dihadapannya dengan serius akan membuktikan apa yang ia katakan.

"Woah," pria itu bertepuk tangan, tak percaya, "kau seorang pembunuh sekarang? Taehyung yang lemah, yang hanya bisa menangis? Yang berharap kebohongannya bisa dipercaya!?"

Bonnie & Clyde || K.T.H.Where stories live. Discover now