6.3

5.4K 588 51
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Inspired from 'Secret' by Fuyutsuki Hikari

[Another version from Bukan Rahasia FFN]

.._..

"Karena aku takut, aku akan kehilanganmu jika melakukannya."

Kenapa?

Naruto menatap wajah Uchiha Sasuke tidak mengerti. Kenapa lelaki itu bisa kehilangannya jika ia mewujudkan keinginannya mengungguli kakaknya dan membuat ayahnya bangga? Apa yang terjadi? Rahasia macam apa yang tersembunyi dalam keluarga Uchiha?

.






.

.

"Anak itu tidak pulang lagi?" suara bernada datar itu memecah keheningan ruang makan keluarga Uchiha. Duduk di samping kanan ayahnya, Uchiha Itachi hanya terdiam ditempatnya, tak menghiraukan perkataan ayahnya. Seolah hanya suara angin lalu yang mampir di telinganya.

"Anata," Uchiha Mikoto menatap suaminya memohon. Tak berdaya.

"Aku hanya bertanya," balas pria itu datar. "Semakin lama tingkah lakunya semakin sulit untuk di atur."

"Itu artinya, kau memang tidak becus mengatur anakmu itu." Suara lantang yang datang dari arah depan membuat ketiganya berdiri seketika.

"Otou-sama," Uchiha Mikoto bergegas menghampiri tetua Uchiha yang masih nampak kuat diusianya yang telah senja itu. Mempersilahkannya agar ikut duduk, menikmati makan malam mereka.

Uchiha Madara, ayah dari Uchiha Fugaku itu menatap tajam putra sulungnya. Pria yang telah purna dan melepaskan status sebagai kepala keluarga Uchiha, memilih menjauh dari segala urusan bisnis dan propaganda yang ada dalam keluarga Uchiha itu, nampak tidak menyukai sikap putra pertamanya pada sang cucu bungsu. Bukan berarti ia mendukung sikap berandal cucunya, tapi lebih pada kenyataan yang seharusnya putra sulungnya mengerti. Bahwa hanya ada satu Uchiha yang bisa menjadi pemimpin masa depan. Memaksakan bungsu Uchiha itu menyamai kakaknya, sama saja dengan menanam bibit peperangan. Baik internal maupun eksternal keluarga Uchiha. Orang-orang yang tidak menyukai kejayaan keluarga Uchiha dan menginginkan tahta kerajaan bisnis mereka.

.

.

.

"Naruto," Uchiha Sasuke menghidu aroma gadisnya penuh kepuasan. Berada sedekat ini dengan gadis yang sangat dicintainya. Menahan diri untuk tidak langsung menghampiri gadis itu di pertemuan pertama mereka di jalanan dulu. Ya Tuhan... gadis itu tidak tahu bagaimana menggebunya ia menahan diri kala itu.

"Tolong jangan pernah menyuruhku untuk pergi lagi darimu," lirih Uchiha Sasuke membawa gadis itu dalam pelukannya. Sepenuh hati berharap. Memejamkan mata penuh rasa takut akan perpisahan yang mungkin saja bisa terjadi, jika gadis dalam pelukannya bersikukuh untuk tidak pernah memberikannya sebuah kesempatan.

Kata-kata lelaki itu membuat dada Naruto bergetar haru. Belum pernah ada seorang lelaki pun yang memintanya dengan begitu lirih dan penuh perasaan. Membuatnya bisa merasakan perasaan takut dan penuh harap lelaki yang memeluknya erat, seolah takut kehilangan.

Tuhan... apakah yang ia lakukan ini benar? Ia tidak ingin terluka sebagaimana ibunya. Meski lelaki ini tidak mungkin melakukannya. Tapi, kenapa masih ada keraguan dalam logikanya? Bahkan di saat hatinya mulai merintihkan penerimaan?

VengeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang