5.3

4.7K 569 65
                                    

Disclaimer Masashi Kishshimoto

Inspired from 'Secret' by Fuyutsuki Hikari

[Another version from Bukan Rahasia FFN, ditulis kembali dengan beberapa perubahan]

.___.

"Bukankah kita akan menyelesaikan masalah di Berlin pada tanggal 14?" tanyanya mengingatkan agenda mereka sepuluh hari lagi.

"Yes,"

"Aku akan kembali sebelum itu, Sixth. And that's mean my problem have been solved. Trust me."

.___.

"Saya rasa, sikap Anda barusan sangat tidak sopan, Miss," tegur Hagoromo begitu Naruto menutup panggilannya. Merasa sikap gadis itu sangat tidak sopan. Pria itu sengaja menekankan panggilan Miss - seolah mereka tidak saling mengenal yang justru membuat Naruto menyeringai dalam hati. Sebab Naruto tahu, hal itu Hagoromo lakukan karena tidak suka dengan sikap tidak sopannya barusan.

"Saya tidak melihat kewajiban saya untuk bersikap sopan disini, Ootsutsuki-sama, " balasnya kalem. Tatapan datar kembali diberikan. Memasukkan ponselnya ke dalam saku, ia kembali duduk tegak di kursi kebesarannya. Mengabaikan tatapan garang Hagoromo yang mulai tersulut oleh ucapan dan tingkahnya.

"Jadi," Naruto menatap seluruh peserta rapat sekilas, "Apa yang sebenarnya akan kita lakukan disini? Karena sejak awal pertemuan ini dilakukan, saya tidak melihat adanya peran Akatsuki dalam pertemuan ini."

Nada bosan dalam suara Naruto tidak hanya membuat Jiraiya yang sejak awal pertemuan tidak menyukainya menjadi berang, namun juga Hagoromo. Bagaimana pun, pria senja itu merasa tidak dihargai sebagai tetua di dalam keluarganya. Ia adalah Ootsutsuki Hagoromo, orang yang seharusnya paling Naruto hormati mengingat status gadis itu dalam keluarganya.

"Apa maksud kata-katamu itu, Naruto?" penekanan pada namanya membuat Jiraiya dan orang-orangnya menatap Hagoromo lekat, menyadari bahwa mungkin saja keduanya saling mengenal. Padahal sejak awal, keduanya telah berlagak seperti dua orang asing dihadapannya.

Malayangkan tatapan bosan, Naruto menatap lekat sepasang mata tajam sang kakek. "Bukankah maksudku, sudah jelas?"

"Jelaskan maksud ucapanmu sekarang juga!" perintah Hagoromo tegas, yang seolah akan mampu saja untuk menggerakkan hati Naruto yang seolah telah mati padanya.

"Dan kenapa saya harus melakukannya?" pertanyaan Naruto yang masih dengan nada main-main semakin membuat tetua Ootsutsuki itu berang. Demi apa saja di dunia ini. Bagaimana mungkin ia, tetua Ootsutsuki yang paling dihormati bisa diperlakukan seperti ini?! Bahkan oleh gadis yang telah dianggapnya sebagai cucu sendiri!

"Apa yang membuatmu berubah menjadi tidak sopan seperti ini, Naruto? Kau ingat jika-"

BRAK!

Suara gebrakan tangan Naruto yang berdiri karena geram membuat semua orang terkejut. Gadis itu berdiri dengan kepala tertunduk. Tangan kanan yang digunakannya untuk menggebrak meja menjadi penumpu.

Mendongak, semua orang terkejut dengan tatapan dingin yang seolah telah siap menguliti mereka satu per satu. "Jangan pernah mengumbar kata-kata manis yang nyatanya adalah racun, Hagoromo-sama. Karena hal itu bisa saja membuat saya hilang kendali dan melupakan semua ikatan di antara kita."

Hagoromo terdiam dalam keterkejutan. Tidak mengerti dengan sikap dingin dan tatapan tak bersahabat gadis yang sudah dianggapnya sebagai cucu puluhan tahun lamanya itu.

VengeanceWhere stories live. Discover now