6.1

5.2K 568 38
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Inspired from 'Secret' by Fuyutsuki Hikari

[Another version from Bukan Rahasia FFN]

.._..

Melihat sejenak wajah tenang Karin yang tertidur, Naruto mulai menegakkan tubuhnya dan mengembalikan ekspresi wajahnya kembali datar. Kedua tangan gadis itu tersimpan di dalam saku celana jeans. Membalikkan tubuh, ia menatap malas pintu kamar rawat Karin.

"I wanna make it clear. So, bring me the exclusive knight for my princess," bisiknya sambil menatap CCTV ruang rawat Karin, dimana layar kecil itu telah tersambung dengan keamanan pusat yang Zetsu kendalikan.

"Sure. We'll give the best for our family," balasan suara baritone Zetsu membuatnya mengangguk sebelum berjalan menuju pintu keluar. Menemukan Nagato dan Kikyo yang duduk di kursi tunggu depan kamar. Menunggunya.

"Siapa yang baru saja kemari tadi?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling. Mengejutkan dua orang paruh baya yang sangat dihormatinya itu, meski ada perasaan kecewa menelusup di dalam hatinya.

"Naru,"

"Siapa?" tekannya tanpa ingin dibantah. Kata-kata dan ekspresi gadis itu telah menjelaskan segalanya, dimana mereka tidak akan bisa lepas jika tidak menjawab dengan kejujuran yang mungkin saja, sudah diketahui kebenarannya tanpa perlu bertanya lagi.

"Namikaze-" kata-kata Kikyo terhenti melihat sepasang sapphirenya yang menggelap. Mengetahui ia telah salah berbicara.

"Berani sekali dia," siapa pun itu, "datang kemari," decihnya sinis. Tak ada penghormatan sama sekali dalam suaranya, bahkan tatapannya menyiratkan penghinaan dan peraan jijik mendengar nama keluarga itu. Padahal ia belum mendengarkan nama sang pembesuk.

"Naru,"

"Enough, Uncle. Tolong jangan lagi menguji kesabaranku. Juga kepercayaanku." Dan Nagato tak lagi mampu berkata-kata. Kepercayaan. Satu kata yang tak akan mampu ia tentang atau jadikan argumen. Karena kepercayaan adalah tolak ukur gadis itu memandang seseorang, bahkan keluarganya sendiri.

"Tolong jangan melakukan sesuatu yang membahayakan, Naru," lirih Kikyo. Wanita itu menyayangi Naruto sebagaimana putrinya sendiri. Ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Naruto, sebagaimana yang terjadi pada Karin, jika gadis itu bertindak menentang keluarga besar Namikaze. Sebab Kikyo cukup tahu bagaimana sepak terjang dan relasi yang dimiliki keluarga itu, yang tak lain adalah Senju dan Ootsutsuki. Dua keluarga yang memiliki hubungan dengannya.

Tatapan Naruto melembut melihat kekhawatiran Kikyo. Wanita baik hati yang terlahir sebagai keluarga berada, namun sama sekali tidak bersikap seolah putri raja. Wanita baik hati yang menjadi pendamping pamannya dan menjadi sosok ibu kedua ketika mereka bersama.

"Bibi jangan khawatir," ujarnya dengan tatapan tegas tak terbantahkan. "Aku hanya akan meluruskan apa yang selama ini salah. Jadi, tidak akan ada yang bisa menyentuhku kecuali aku mengizinkannya. Tidak mereka, Senju, atau bahkan Ootsutsuki sendiri." Dan kata-kata itu telah menegaskan seberapa banyak hal yang diketahuinya. Membungkam paksa pasangan Uzumaki itu yang hanya bisa menatap nanar kepergiaannya.

.......

Naruto berjalan di lorong rumah sakit yang sepi tengah malam itu dengan tenang. Pikirannya berkelana pada apa yang telah terjadi beberapa hari ini. Langkah-langkah yang ia ambil dan mulai berjalan.

VengeanceWhere stories live. Discover now