5.4

5.4K 602 41
                                    

"Aku tidak mau, Otou-sama. A-aku tidak mau di penjara. A-aku tidak sengaja melakukannya. Kau bisa tanya Kushina nee-chan, hiks... Aku benar-benar tidak sengaja menabrak mereka. Aku, hiks... Tidak mau masuk penjara, Tou-san." Sara terisak dengan wajah penuh air mata. Memohon pada ayahnya.

"Baiklah," Kurosawa Takeshi mengalihkan tatapannya dengan kedua tangan saling menggenggam erat. "Aku akan mengurus semuanya. Dan kau, pergilan ke tempat pamanmu di Perancis."



"Maafkan aku, Kushina," Kurosawa Takeshi menatap wajah datar Kushina dari balik kaca yang memisahkannya dan putri angkatnya.

"Anda tidak perlu meminta maaf, Kurosawa-san," tubuh Takeshi menegang mendengar ucapan Kushina. Bukan, bukan ucapan gadis itu, tapi cara gadis itu memanggilnya lah yang membuat perasaannya menjadi sesak.

"Anggap saja bahwa, dengan ini saya membayar kebaikan keluarga Anda karena telah merawat saya selama ini. Setelah ini, saya tidak memiliki hutang atau kewajiban apa pun kepada keluarga Anda." Kushina mengatakannya tanpa menatap wajah Kurosawa Takeshi. "Sejak saat ini, saya adalah seorang Uzumaki. Dan Saya, Uzumaki Kushina, tidak memiliki hubungan apa pun dengan Kurosawa. Anggap saja, kita tidak pernah mengenal sebelumnya."



"Lakukan pekerjaanmu. Aku ingin dia merasakan hidup bagai di neraka," desis Jiraiya memerintah.

"Tentu, tentu. Saya akan memberikan pelajaran yang tidak terlupakan untuknya," seru bahagia narapidana itu sambil menerima uang yang asisten Jiraiya berikan. "Wanita Uzumaki itu akan lebih memilih mati dari pada hidup dalam neraka yang saya buat."




"Lakukan apa saja agar tender itu menjadi milik kita. Jika perlu, minta Ootsutsuki untuk turut serta membujuk mereka. Aku ingin Uzumaki jatuh dan hancur seketika," perintah Jiraiya pada asisten kepercayaannya.


"Aku mau kau mundur dari proyek ini, Hagoromo. Aku yang akan mengambil alih semuanya karena, aku tak ingin ada nama Uzumaki dalam daftar kerjasama ini."

"Baiklah, lakukan sesukamu jika Senju juga setuju."




"Aku ingin kalian memberinya pelajaran. Bukankah dia sudah menolakmu, Senpai?" suara Tayuya penuh dengan nada rayuan. Membujuk untuk membuat lawan bicaranya menyetujui rencana yang telah ia jabarkan.

"Tentu saja. Dia harus merasakan akibat dari menolak dan mempermalukanku," Kinsuci, siswa kelas tiga KHIS menyeringai penuh tekad.

"Dan dia juga harus menerima balasan karena telah mempermalukan namaku dengan saudara soknya itu," timpal Tayuya diiringi tawa mereka yang menggema di belakang gedung KIHS.



"Apa yang kalian lakukan?! Lepaskan aku!" teriak Karin memberontak dalam kukungan dua orang kakak kelasnya. Tampak wajah puas Tayuya dan Fuuma yang duduk di meja di pojok ruangan. Menikmati rencana mereka yang berjalan sempurna.






Habis sudah, batin Hashirama.

Berdiri dari duduknya, Hashirama sama sekali tidak berniat melihat kelanjutan isi tayangan dihadapannya. Mengabaikan rekannya yang masih tertegun ditempatnya, ia memilih pergi. Melangkahkan kaki tanpa kata menuju pintu keluar diikuti Tobirama. Keduanya segera masuk ke dalam lift yang akan membawa mereka turun, pergi meninggalkan gedung Akatsuki.

"Jadi itu yang terjadi sebelum sepupumu jatuh, Tobi?" Tobirama menatap Hashirama yang berdiri dihadapannya, tatapan mereka bertemu dalam bayangan pintu besi lift.

"Sepertinya begitu, Ojii-sama," jawab Tobirama kaku. Masih syok dengan isi tayangan yang diperlihatkan Naruto tadi. Melihat jelas kenyataan yang membuat sikap adiknya berubah drastis, bahkan terkesan memusuhi.

VengeanceWhere stories live. Discover now