Naruto - 15 years ago

5.4K 560 44
                                    

"Ne, Naru-chan. Jika sudah besar nanti, Naru pasti jadi gadis yang sangat cantik." Sosok gadis cantik awal dua puluhan itu menatap Naruto yang berada dalam pangkuannya dengan riang.

"Sepelti Stella-nee?" tanya Naruto –yang saat itu berusia 8 tahun– membuat gadis pirang yang seperti copian dewasanya tertawa riang. Dialah Stella Asuka, bodyguard yang bertugas melindunginya.

"No, no, no." Stella menggelengkan kepalanya sambil menyatukan kedua kening mereka, menatap shappire Naruto lembut dengan binar yang tak pernah hilang dari manik ambernya.

"Naru-chan harus lebih cantik dari Nee-chan," lanjutnya yang membuat Naruto tersenyum riang sambil mengangguk patuh.

"Emm." Gadis kecil itu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Stella Onee-chan pilih kasih." Suara cempreng lain terdengar merajuk, membuat dua sosok gadis berbeda usia itu menolehkan kepalanya ke arah pintu yang baru saja terbuka.

"Onee-chan~" Naruto berseru riang sambil melambaikan tangannya pada kakak kembarnya. Berbeda dengan Naruto yang masih cadel, Naruko lebih fasih dalam berbicara sebagaimana anak seusianya.

Naruko membalas lambaian Naruto dengan riang. Keduanya tidak pernah bertengkar, justru saling menyayangi. Hanya saja, Naruko adalah tipe gadis jahil, berbeda dengan Naruto yang polos seperti anak seusianya.

"Are, Ruko-chan cemburu, ne? Kawaiii~" balas Stella sumringah. Tidak berbeda jauh dengan Naruko, Stella adalah tipe gadis yang juga jahil. Sepertinya, Naruko tertular kejahilannya, mengingat si kembar memang selalu bersamanya.

"Huh," Naruko hanya menggembungkan pipinya sambil bersidekap. Ah, Stella sangat senang melihat Naruko seperti itu, seolah-olah bersikap seperti orang dewasa. Membuatnya tersenyum sumringah sambil menurunkan Naruto dan menggandengnya menuju sang kakak.

"Ne, ne... Kalian berdua nanti pasti jadi lebih cantik dari Nee-chan." Stella menyejajarkan dirinya dengan Naruko yang kini sudah menghadap dirinya –tanpa bersidekap– namun masih menggembungkan pipinya.

"Jadi, kalian harus makan yang banyak agar cepat tumbuh besar, ne?" Stella mengedipkan matanya pada dua gadis mungil yang kini berdiri sejajar, bagai pinang dibelah dua, kecuali irish ruby Naruko yang berbeda dengan sang adik.

"Hai~" jawab Naruto semangat, membuat Naruko mau tak mau mengangguk sambil menggandeng sang adik sayang. Hari ini dia melewatkan banyak waktu dengan Naruto, karena sekolahnya. Berbeda dengan sang adik yang fisiknya lebih lemah karena jantungnya yang bermasalah, Naruko lebih sehat dan sudah memulai kehidupan sekolahnya. Hal inilah yang terkadang membuatnya ingin cepat pulang dan melihat wajah polos adiknya.

Naruko bukan bocah polos yang naif seperti Naruto. Dia bisa tahu mana anak-anak yang tulus berteman dengannya atau yang ingin memanfaatkannya. Karena itu dia tidak pernah betah di sekolah. Kalau bukan karena tuntutan kedua orang tuanya, Naruko tak akan mau bersekolah. Dia pasti lebih memilih home schooling bersama sang adik.

"Ayo Naru. Sudah waktunya minum obat, ne." Naruto mengangguk mengikuti sang kakak yang berjalan didepannya dengan menggandeng tangannya. Naruto sangat menyayangi sang kakak, karena Naruko selalu menemaninya. Kakak laki-lakinya, Toneri, terkadang juga menemaninya. Namun pemuda berusia 15 tahun itu kini sibuk memasuki bangku kuliahnya. Dan Naruto tidak ingin mengganggu kakaknya itu, meski Toneri sama sekali tidak akan merasa keberatan.

"Stella-nee... Bagaimana perkembangan belajar Naru?" tanya Naruko ketika mereka sudah sampai di meja makan. Gadis itu mengambilkan makanan untuk adiknya, sementara Stella menyiapkan obat-obatan Naruto. Sedangkan Naruto sendiri, gadis itu sedang mengambil boneka rubahnya yang tidak pernah absen menemaninya kala meminum obat. Gadis mungil itu akan mencengkeram kyuubi –nama boneka rubah berekor sembilan Naruto– ketika lidahnya merasakan pahitnya obat yang dia minum. Gadis itu tidak ingin mengeluh dan menyusahkan semua orang. Karena itulah, Kyuubi harus selalu ada disampingnya.

Vengeanceحيث تعيش القصص. اكتشف الآن