4.1

5.9K 604 25
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

Inspired from 'Secret' by Fuyutsuki Hikari

[Another version from Bukan Rahasia FFN]

.._..

Karin menatap sedih Naruto yang sedang mengeluarkan kopornya dari kamar tamu, menuju ruang tamu. Gadis itu sedih karena harus berpisah dari Naruto, meski hanya beberapa kilometer saja.

"Are, Karin-chan? Kau sudah siap?" Naruto tersenyum melihatnya. Gadis yang kini berambut merah itu sudah menguncir kuda rambut panjang sepunggungnya. Celana panjang levis dan kaus hitam polos berlengan pendek membingkai tubuh yang kini berjalan ke arahnya.

Karin mengenyit menyadari sebuah perubahan yang tidak dimengertinya.

"Ada apa?" Naruto menaikkan alisnya melihat kernyitan yang nampak pada kening sepuupunya. Ia sudah berhenti tepat di depan Karin yang masih berdiri di anak tangga pertama paling bawah.

Memiringkan kepalanya, Karin pun berbalik tanya, "sejak kapan rambut Nee-chan berwarna merah?"

Bukannya menjawab, Naruto justru tersenyum sumringah menatap wajah imut menggemaskan sepupu tersayangnya. Mencubiti pipi chubby gadis itu.

"Sejak hari keberangkatanku kemari. Aku kan, sekarang seorang Uzumaki," jawabnya kemudian sambil mengedipkan sebelah matanya, begitu puas mencubit gemas pipi Karin.

"Mou, Nee-chan. Pipi Karin bisa tambah tembam," protes Karin dengan bibir mengerucut, pura-pura kesal.

"Habis kau kawai sekali, Karin-chan." Dan jawaban Naruto membuat Karin merona malu. Gadis itu pun memukul lengan atas Naruto yang kini sedang tertawa melihat wajah meronanya yang kian menggemaskan.

"Nee-chan ini," Naruto makin keras tertawa melihat Karin yang kini sedang mengerutkan kening dan berkacak pinggang karena kesal, merasa dipermainkan.

Namun demikian... Dalam sudut hatinya yang terdalam, ia sama sekali tidak marah. Justru sebaliknya, Karin merasa sangat senang melihat Naruto yang kini tertawa lepas. Tawa lepas pertama yang Karin lihat, dan itu karena dirinya, batinnya menjerit senang.

"Sudah, sudah. Ayo, kita ke meja makan. Kau harus segera berangkat karena hari ini kau piket pagi, kan?" Naruto segera menggiring Karin menuju meja makan yang sudah diduduki Nagato dan Kurama. Kikyo sedang di dapur mengambilkan bekal untuk Kairn dan Nagato.

Jangan tanyakan bekal Kurama. Karena dengan tegas, pemuda itu sudah mengatakan jika dia bukanlah anak-anak yang perlu dibawakan bekal makan siang –yang berakhir dengan delikan tajam dari Nagato- karena pemuda itu secara tidak langsung telah mengatainya sebagai anak kecil. Tentu saja, kata-kata itu tidak dimaksudkan untuk menghina ayahnya yang dibuktikan dengan permintaan maafnya. Namun tetap, Kurama menolak bekal makan siang buatan ibunya. Ia lebih suka berkumpul bersama teman-temannya, dan tidak mau di olok oleh mereka yang bisa saja –mengatainya anak mama- sungguh tidak sopan. Beruntung Kikyo adalah ibu yang pengertian dan tidak gampag memasukkan kata-kata putranya ke dalam hati.

Mereka pun sarapan bersama sambil membahas kepindahan Naruto ke apartemennya. Apartemen dengan tingkat keamanan nomor satu di Konoha itu, adalah pilihan Naruto sendiri.

Awalnya, keluarganya telah menyiapkan apartemen untuknya. Sebuah unit di Tenseigan's, milik Ootsutsuki sendiri. Namun Naruto dengan tegas menolak. Lagi pula, keamanan di Crystalize Rouge's lebih baik dari pada Tenseigan's, meski distrik Shuriken cukup jauh dari komunitas Ootsutsuki.

Vengeanceحيث تعيش القصص. اكتشف الآن