3.3

5.6K 597 24
                                    

"Dari mana saja kalian?!" Kurama langsung menghampiri mobilnya yang sampai satu setengah jam kemudian. Bukan karena kedua gadis itu yang melewatkan pertandingan tadi, namun rasa khawatirnya lah yang membuatnya kalut.

"A-aku hanya mengikuti Naruto," jawab Konan tergagap. Bingung menghadapi Kurama yang emosi. Seumur-umur mereka bersahabat, gadis itu tidak pernah menjadi target amarah Kurama. Dan kini –meski bukan dirinya juga– tapi dia merasa takut melihat tatapan Kurama, mengingat pertanyaan itu seperti ditujukan padanya yang keluar pertama kali dari dalam mobil.

"Naruto!" Kurama memanggil Naruto dengan nada melengking yang diabaikan gadis itu ketika keluar dari mobil.

"Apa? Aku hanya ada sedikit urusan tadi." Jawaban malas Naruto membuat Kurama menahan geram. Dia tidak tahu harus berbuat apa pada sepupu tersayangnya itu.

"Aku bisa menjaga diriku dengan baik, Ku. Jangan meremehkanku dengan rasa khawatirmu itu. Kau tahu itu melukai harga diriku," tambah Naruto lebih halus sambil menepuk bahu kiri Kurama ketika mereka bersisian. Halus, namun makna yang tersirat menjelaskan apa yang gadis itu maksudkan.

"Aku tahu," Kurama menghela nafas panjang meredakan emosinya. "Hanya saja aku tak bisa menahan diriku untuk khawatir padamu. Sungguh, bukan maksudku meremehkanmu," ujarnya menambahkan. Kurama tahu jika Naruto bisa menjaga dirinya. Tapi, tetap saja dia seorang gadis. Dan Kurama tidak bisa menahan dirinya untuk merasa khawatir. Dia sangat menyayanginya, for God sake!

.___.

"Kau melewatkan pertandingannya, Konan. Ck, tadi itu keren sekali tahu!" ujar Hidan menggebu-gebu, mengabaikan Kurama dan Naruto yang masih berdiri di sisi mobil.

"Aa, maaf. Tadi kami ada sedikit urusan. Jadi, siapa yang menang?" tanya Konan penasaran.

Kanzaki bukan orang yang mudah dikalahkan, ia tahu benar hal itu. Tapi Sasuke? Pemuda itu jelas bukan orang yang mau kalah. Pride seorang Uchiha jelas sangat tinggi. Dan mereka akan selalu menunjukkan diri sebagai seorang pemenang.

"Siapa lagi? Tuh lihat," jawab Hidan sedikit malas sambil menunjuk Sasuke yang sedang berpesta bersama para gadis-gadis yang mengelilinya.

"Hmm, dia lebih memilih berpesta disini?" gumam Konan lebih pada dirinya sendiri. Mereka memang kadang merayakan kemenangan mereka di arena. Namun hal tersebut jarang terjadi, karena seringkali lawan mereka dalam suasana hati yang buruk dan langsung pergi dengan amarah oleh kekalahan mereka.

"Ya. Ayo kita kesana." Dan keduanya berjalan menuju kelompok mereka yang sedang berpesta bersama kelompok Kanzaki. Meski mereka rival di jalanan, namun pertandingan hanyalah sebuah permainan. Bukan berarti mereka akan menjadi musuh di kehidupan mereka. Itu terlalu kekanakan.

"Sebaiknya kau hilangkan rasa khawatirmu itu. Aku sudah di sini, okay?" Kurama menganggukkan kepala setuju. Meski hatinya tidak bisa menghilangkan perasaan cemas yang masih ia rasakan kini. Bahkan setelah Naruto kembali dengan selamat. Dihadapannya, tanpa kurang suatu apa pun.

"Ayo kesana. Bukankah temanmu itu menang hari ini?" Dan dengan begitu Naruto mampu membuat Kurama mengalihkan pikirannya dari masalah mereka tadi. Beranjak menuju pesta kemenangan.

Keduanya duduk di atas salah satu kap mobil dengan sebotol minuman di tangan Kurama. Naruto menolak ketika ditawari Konan tadi. Ia lebih memilih melihat orang-orang yang berpesta disana.

"Aku masih penasaran kemana kau tadi, kau tahu?" ujar Kurama memecah keheningan diantara mereka sambil meneguk minumannya.

"Bukan apa-apa. Aku hanya mengambil sesuatu dari seseorang." Jawaban Naruto jelas tak membuat Kurama puas.

VengeanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang