49. CHAOS

13.6K 746 19
                                    

SELAMAT MEMBACA

WORDS = 1500+

"Apa kau mencintai putriku?" tanya Thomas kembali menanyakan pertanyaannya yang seharusnya dijawab oleh Marcell namun disela oleh Camilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau mencintai putriku?" tanya Thomas kembali menanyakan pertanyaannya yang seharusnya dijawab oleh Marcell namun disela oleh Camilla. Kakinya diangkat sebelah dan kakinya bersandar dengan jantan di atas lututnya. Matanya menatap tajam kearah Marcell yang membalas tatapannya tanpa kegentaran.

Rahangnya mengeras dan wajahnya menegang. Dia bahkan tidak tahu apa jawaban untuk pertanyaan itu. Sudut matanya melihat Camilla yang berjalan menjauh. Apa perasaannya terhadap Camilla? Dia hanya mengetahui jika dia melakukan ini hanya karena ingin mendapatkan Camilla dan memilikinya seutuhnya karena dari pertama dia bertemu Camilla hingga saat ini, dirinya tidak bisa menikmati bagaimana indahnya kebersamaan dan keintiman dengan wanita-wanita cantik lainnya. Hal yang sudah biasa dilakukannya sebelum dia bertemu dengan Camilla.

"Apa aku bisa menikahinya hanya jika aku mengatakan aku mencintainya?" tanya Marcell dengan nada menyindir.

Thomas terdiam dan membaca apa maksud dari ucapan Marcell. "Aku tidak mengatakan seperti itu. Sebagai seorang ayah, sudah pasti aku hanya akan menyerahkan putriku kepada pria yang mencintainya dan dia cintai, bukannya kepada pria yang hanya ingin mendapatkan kebebasan untuk memiliki putriku sepenuhnya. Kau pasti paham apa maksudku," ucap Thomas dengan wajah sinis namun sarat akan kebapakan.

Marcell mendengus. "Sepertinya kau bisa membaca maksudku dengan jelas, tetapi kami melakukan ini dalam kondisi yang saling menguntungkan. Tidak ada pihak yang dirugikan."

"Jangan kau pikir aku tidak mengetahui alasan kalian berdua. Aku mengetahuinya. Namun, jangan harap hanya karena hal itu kau bisa memperlakukannya sesuka hatimu. Aku bisa saja mencarikan pria lain yang jauh lebih baik darimu dan aku bisa membantu impian anakku terkabul dengan mudah," ucap Thomas. Kini dia menarik nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya dari emosi yang dipancing oleh Marcell.

Bibir Marcell tertarik membentuk garis kesinisan dan kepuasan. "Bagaimana jika dia sudah mencintaiku? Apa kau ingin melukai perasaan putrimu dengan cara mencarikannya pria lain?"

Thomas tertawa pelan—tawa yang terdengar menyeramkan—dan menyugar rambut kelamnya. Wajahnya menggelap. "Aku sudah bilang bukan, aku akan memberikan anakku kepada pria yang mencintainya dan dia cintai. Pria yang mencintainya adalah hal yang paling utama bagiku dan itu tidak akan bisa dilewatkan begitu saja. Kau camkan itu!" ucap Thomas yang mulai tersulut kembali emosinya.

Kenyataan jika putrinya mencintai pria yang tidak disukainya membuatnya kesal dan frustasi. Apalagi fakta jika pria ini saja bahkan terlalu pengecut hanya untuk mengatakan jika dia juga mencintai anaknya. Setidaknya agar dia lebih mudah melepaskan putri satu-satunya saat ini.

Wajah Marcell mengeras dan tangannya berkedut ingin menghantam sesuatu yang bisa dihancurkannya. Udara disekitar mereka berdua terasa memanas, penuh intimidasi dan ketegangan yang pasang-surut. "Aku tidak akan membiarkan Camilla bersama dengan pria lain," ucap Marcell dengan desisan pelan dan gigi yang bergemeletuk.

GIVE ME BABY TWINS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang