45. A SENTENÇA ROMÂNTICA

14.7K 883 19
                                    

------------------------------------
A SENTENÇA ROMÂNTICA
=
THE ROMANTIC SENTENCE
------------------------------------

SELAMAT MEMBACA XD
WORDS = 1600+

SELAMAT MEMBACA XDWORDS = 1600+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa?" tanyaku dingin.

"Karena aku tidak akan mengizinkanmu dicium mesra oleh serangga sehingga meninggalkan bekas di kulit indahmu. Hanya aku yang boleh mencium bibirmu hingga bengkak dan hanya aku yang boleh mencium tubuhmu hingga meninggalkan bekas. Selamanya," ucapnya sambil melihat ke arah bahuku yang terbuka.

Astaga, demi apa?

Hanya dengan kalimat itu dia bisa dengan mudahnya mengubah ekspresi dinginku menjadi senyuman tertahan. Apa dia memang seromantis ini? Hanya karena serangga dia tidak rela aku ke tempat neneknya? Aku tertawa setelah beberapa detik mendengar dia selesai mengucapkan kalimat indah itu. Mulutnya sangat pandai menggoda hati wanita, bukan?

"Sekarang kau sudah aku izinkan keluar," ucapnya dengan santai.

Aku terdiam dari tawaku dan merasa jika kini dia mengusirku setelah berhasil menggoda hatiku. "Mengapa? Apa sekarang kau sedang mengusirku?"

"Tidak. Kau sebelumnya yang mengatakan jika kau ingin kembali ke kamarmu dan sekarang aku sudah mengizinkanmu. Lihatlah dirimu sekarang, rasa penasaranmu sudah terselesaikan dan kau sudah tersenyum bahagia. Jadi, silakan keluar," terangnya sambil berjalan ke kamar mandinya. "Mimpi yang indah, Camilla," dia setengah berteriak setelah memasuki pintu kamar mandi namun badannya mundur lagi untuk melihatku.

"Ah iya, besok pagi kita akan segera berangkat pergi dari sini," ucapnya terakhir dan kini dia sudah menutup pintu kamar mandi dan menguncinya.

Mataku membelalak setelah mendengar pintu kamar mandi yang dikunci. "Apa yang baru saja dia lakukan? Dia mengunci pintu kamar mandinya? Oh Tuhan, apa aku terlihat seperti wanita mesum yang akan merengsek masuk ke dalam kamar mandi secara diam-diam," gerutuku kesal.

Huh, apa dia pikir aku akan menurutinya setelah dia memperlakukanku seperti ini. Tidak akan! Tidak akan! Dan sejujurnya aku pun tidak ingin keluar dari kamar ini setelah hatiku merasa tersentuh akan ucapannya yang sangat sangat spesial yang pernah aku dengar. Aku ingin tertidur sambil memeluk tubuhnya yang hangat.

Suara shower mengiringi langkahku berjalan mengelilingi kamarnya. Aku menatap perabotan dan barang-barangnya dengan lebih intens. Kamar ini cukup lengkap untuk seseorang yang hanya bertamu sekali-sekali saja, sepertinya Marcell memang sering ke rumah ini. Sekali seminggu? Atau dua kali seminggu? Sebulan sekali? Entahlah, aku akan menanyakan kepadanya saja. Aku melangkahkan kakiku-yang terbalut sendal empuk dengan hiasan boneka panda-menelusuri kamarnya sambil menyentuh furniture-furniture yang terlihat menarik dan unik.

GIVE ME BABY TWINS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang