19. WITH HIM

25.9K 1.2K 13
                                    

SELAMAT MEMBACA
Words = 1600+

RAMBUT hitam mengkilat tertata rapi dengan kaku kearah belakang menampilkan kesan klimis pada pria yang hampir berkepala lima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RAMBUT hitam mengkilat tertata rapi dengan kaku kearah belakang menampilkan kesan klimis pada pria yang hampir berkepala lima. Pria ini bahkan masih terlihat tampan dan kuat dengan style formal yang melekat ditubuh tegapnya.

Dia terlihat tidak nyaman berdiri di atas kakinya sendiri dan melihat ke arah pintu keluar dari gedung acara fashion show malam ini.

Dia masih tidak menemukan Camilla bersama pria itu keluar dari gedung ini.

Kacamata minus berbingkai hitam menutupi kegelapan mata biru laut yang saat ini menyorot setiap pandangan didepannya dengan tajam. Rahangnya mengetat. Auranya terasa mencekam.

"Kau dimana?" ujar tidak sabar pada telepon yang sedang digenggamnya dengan erat seakan tenaganya ingin meremukkan barang elektronik tersebut.

"Pantau Camilla sekarang dan pastikan kemana pria itu membawa anakku," marah Thomas namun lebih tenang ketika usapan lembut mendarat dibahunya yang tegap.

Pria itu, Thomas Yakov, menutup panggilannya dan melirik kearah wanitanya. Senyuman menggoda terbit diwajahnya mengantikan ekspresi amarah pada wajah tegasnya beberapa detik yang lalu. Dalam sekejap, dia bisa mengubah ekspresi dan mood-nya menjadi lebih santai hanya karena istrinya.

"Aku harap kau bisa menenangkan yang lain untuk malam ini, my love," ucapnya pelan sambil melirik sekilas kearah bahunya yang sedang dielus pelan. "Dengan tangan lembutmu itu."

Pukulan ringan dan dorongan pelan mendarat di bahu kokohnya. "Bisa-bisanya kau memikirkan hal itu disaat seperti ini. Thomas, bisakah kau jangan terlalu mengekang Camilla. Dia sudah dewasa dan bukan anak kecil lagi. Biarkan—"

"Kita tidak akan membahasnya disini, Emiliadan tidak dimanapun," ucap Thomas dengan nada datar dan dingin.

Pembicaraan yang berkaitan dengan putrinya membuatnya tidak nyaman dan menjadi tidak tenang. Bayangan akan pria yang membawa pergi Camilla tadi membuatnya menjadi cemas. Namun, dia tahu semua itu adalah kesalahannya yang tidak berusaha menahan Camilla untuk tetap tinggal di mansion mereka.

"Baiklah jika kau menganggap aku tidak pantas untuk bersikap sebagai ibu tirinya, Camilla," balas nada ketus dari istrinya, Emilia Daphne Yakov.

Hentakan kasar dari Emilia mampu melepaskan genggaman tangan mereka sehingga menghilangkan kehangatan yang tercipta dari dua telapak tangan itu. Bunyi detakan sepatu yang lebih cepat dari sebelumnya mendahului langkah Thomas yang beberapa detik lalu masih saling beriringan dengannya.

Thomas menatap wanita didepannya dengan sorotan mata geli dan bibir yang melengkung.

Apakah seperti ini rasanya menikahi wanita muda? Tingkahnya bahkan masih terlihat seperti anak-anak, pikirnya geli.

GIVE ME BABY TWINS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang