41. EM VOLTA DELE [É mesmo?]

15K 827 6
                                    

SELAMAT MEMBACA XD
WORDS = 1500+

SELAMAT MEMBACA XDWORDS = 1500+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, wanita jelek. Apa kau mengunci tio Marcell?" teriak anak kecil dari belakangku.

Aku tersentak kaget dan memutar badanku dengan cepat. Tepat dibelakangku Plankton sedang berdiri menatapku dengan tatapan tajamnya dan disebelahnya ada saudara laki-lakinya yang menatapku dengan pandangan kebingungan.

Aku dengan cepat memperbaiki raut wajahku dan tersenyum manis kepada mereka. "Iya, Plankton. Apa kau juga ingin bersama tio mu di dalam sana?" tanyaku lembut penuh makna. Aku menarik kunci dari pintu dan menggenggamnya dalam tanganku dengan erat. Jaga-jaga jika Plankton akan merebutnya dariku dan melepaskan tahanan di dalam kamar.

Mereka berdua, Marcel dan Plankton, akan sangat membuatku bahagia jika berada di dalam kamar yang ku kunci saat ini karena manusia yang mendorongku ke kolam renang harus mendapatkan balasannya. Aku melemparkan senyuman manis kepada Plankton dan saudaranya.

"Namaku Platon bukan Plankton," teriaknya geram sambil menghentakkan kakinya.

Oh ... aku melupakannya. Tapi nama Plankton lebih cocok untuknya. Aku mengangkat bahuku dan berjalan menjauhinya dengan senyuman tidak bersalahku.

"Buka pintu itu!" ucap Plankton dengan nada jengkelnya yang memerintah. "Wanita jelek sepertimu lah yang lebih pantas dikurung di dalam, bukan tio Marcell."

"Tio-mu tidak ada lagi berteriak untuk dikeluarkan, bukan? Berarti dia betah bersama spaghettinya di dalam sana. Kalian berdua pergi bermain—"

Teriakan Marcell membuatku merapatkan mulutku. "Camilla, buka pintunya!"

Aku memutarkan kedua bola mataku. Seharusnya aku mengikat dan menyumbat mulutnya di dalam kamar mandi jika saja aku punya kekuatan untuk melawan monster itu.

"Tio Marcell apa kau di dalam?" teriak Plankton dengan keras sambil berlari mendekati pintu yang tidak jauh darinya. Dia menyandarkan telinganya pada pintu dengan tangan kecilnya yang berada disisi kepalanya.

"Platon, apa itu kau?" teriak Marcell bersemangat.

Drama apa-apaan ini. Aku mendengus geli.

"Iya, tio Marcell."

"Bisakah kau membuka pintu ini?"

"Bersabarlah, aku akan menolongmu keluar dari kamar ini tio," balas Plankton dengan suaranya yang bervolume tinggi.

Sialan. Ada apa dengan mereka berdua. Ini bukanlah aksi pencurian atau penyekapan seperti di layar lebar. Bahkan aku hanya mengunci pamannya dirumah ini dan bukan di gubuk terpencil atau di bangunan tua yang tak terpakai. Ini masih di rumah mereka!! Oh astaga. Aku jadi benar-benar ingin menyewa jasa pencuri agar mereka berada di tempat terpencil.

GIVE ME BABY TWINS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang