23. HIS REVENGE

22.7K 1.1K 7
                                    

SELAMAT MEMBACA
WORDS = 1000+

TIBA-TIBA MARCELL menutup laptop hingga menimbulkan suara yang membuat Camilla tersentak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIBA-TIBA MARCELL menutup laptop hingga menimbulkan suara yang membuat Camilla tersentak.

"Oke. Sudah selesai," ucap Marcell sambil membuka kacamatanya namun masih bersandar pada kepala kasur. Perhatiannya kini hanya tertuju pada Camilla, menatap intens penampilan Camilla yang terlihat lebih anggun dengan gaun yang nyaris menutupi seluruh tubuhnya.

"Sebelum kau pulang, kau harus melunasi janjimu dulu," lanjut Marcell mengingatkan.

"Apa? Kenapa harus sekarang? Kau sudah berjanji mengantarku pulang setelah aku mandi dan mengganti bajuku," ucap Camilla dengan kesal.

Marcell mengedikkan bahunya sambil mengulum senyum, "Hanya ada dua pilihan. Sekarang atau kau akan tinggal disini sampai kau melunasinya. Bersamaku. Berdua. Bagaimana?"

Camilla menyipitkan matanya tajam, "Katakan apa yang kau inginkan dalam lima detik. Jika lewat maka—"

"Kau harus menjadi asisten pribadiku," potong Marcell.

"Kalau itu sudah pasti tidak bisa. Yang lain. Satu, dua, ti—" ucap Camilla dengan wajah datar yang menyebalkan.

"Sialan! Kau tidak boleh menolakku begitu saja. Jelaskan alasannya," keluh Marcell sambil beranjak dari kasur dengan melompat turun. Ekspresi wajahnya memperlihatkan kekesalannya kepada Camilla.

"Karena aku hanya akan mengabulkan satu permintaan bukan satu permintaan yang menjurus pada seribu perintah yang nantinya harus aku lakukan, Mr. Ashford yang terhormat. Baiklah aku hitung ulang. Satu, du—"

"Berhenti berhitung!" sentak Marcell dengan suara menggeram sambil dengan cepat melangkah mendekati Camilla yang sedang berdiri di depan sofa berwarna hitam sambil jarinya yang juga ikut menghitung.

"—a, tiga, empat, li—" lanjut Camilla menghiraukan erangan Marcell yang kemudian ucapannya terhenti karena kecupan tiba-tiba dari Marcell. Hanya kecupan. Namun dapat membangkitkan keinginan liar Camilla yang tak diketahui Marcell.

"Berkencanlah dengan ku. Sabtu depan."

©give.me.baby.twins©

Sepuluh menit telah berlalu sejak mereka menaiki mobil berwarna silver metalic yang kini melaju sangat ... pelan.

"Apa gunanya kau membeli mobil semahal ini dengan kecepatan maksimum 200mph tapi kau hanya menggunakan 20mph di jalanan yang seperti ini? Lebih baik kau membeli mobil kodok saja sekalian," keluh Camilla menyampaikan pikiran-pikiran yang ditahannya sejak beberapa menit lalu.

Marcell melirik Camilla sekilas dan kembali menatap jalanan. Dia pun tidak tahu karena biasanya dia melajukan mobilnya bahkan bisa mencapai 100mph.

"Astaga. Kau mengabaikanku?" tanya Camilla frustasi. Dia menghela napas dan menatap Marcell tajam dan lama. Namun, tetap diabaikan.

GIVE ME BABY TWINS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang