XXVIII : "Freedom"

Start from the beginning
                                    

Tetap saja Hyuna tak bisa membiarkan Taehyung tertangkap, jika ia telah mengatakan pada dirinya ia akan lari dari sini bersama Taehyung, maka itulah yang akan ia lakukan.

Tepat saat terdengar suara kaki mendekat, Hyuna menurunkan kedua kakinya di lantai, membuat Taehyung membulatkan matanya.

"Dengarkan aku, aku bisa mendengar dua orang berjalan kemari. Aku ingin kau mendesah," tubuh Taehyung seketika menegang mendengar ucapan yang keluar dari mulut Hyuna.

"A-apa?"

"Mendesah, kita akan membuat mereka berdiri di luar tak bergerak. Saat mereka mengetuk pintu, kita lari," Taehyung memegang bahu Hyuna, menggoyangnya mencoba menyadarkan Hyuna.

"Kau..tidakkah ada cara lain?"

"Jika kita diam disini, mereka akan langsung mengetuk pintu saat melihat kepalamu. Jika kau membuat kericuhan mereka akan mendobrak pintu. Satu-satunya cara yang ku tahu saat ini, kita bisa membuat perhatian mereka sedikit teralihkan, akan lebih mudah untuk lari," Hyuna menatap Taehyung dengan yakin, namun Taehyung masih tidak habis pikir dengan ide Hyuna.

Bagaimana ia bisa sampai memikirkan itu dalam keadaan panik? Bukannya seharusnya aku yang memecahkan masalah?

Dan suara pintu terbuka memenuhi indera pendengaran mereka berdua. Hyuna memegang bahu Taehyung yang menegang, mencoba mendengar situasi di luar. Taehyung menelan ludahnya dengan susah payah, ia bisa merasakan seluruh tubuhnya menegang setelah sekian lama. Tubuhnya tak pernah terasa kaku dan tegang selama ini saat dikeadaan yang menegangkan. Taehyung adalah orang yang cukup baik dalam mengontrol tubuhnya untuk tenang disaat-saat seperti ini, dan Hyuna adalah gadis yang telah membuatnya tak bisa fokus.

"Sekarang," bisik Hyuna, namun Taehyung tetap diam.

Hyuna menggigit bibirnya, berpikir apa yang harus ia lakukan. Ingat jika ia sama sekali tidak begitu berpengalaman, ia tahu tentang beberapa hal, tapi ia tak yakin bagaimana caranya agar Taehyung mendesah tanpa Hyuna harus menyentuh bagian intimnya. Karena sungguh, satu-satunya bagian sensitif pada lelaki yang ia tahu adalah itu.

Oh Hyuna bisa merasakan panas di sekujur tubuhnya, ia berani bertaruh wajahnya telah merona. Hyuna tak ingin menyentuh bagian itu, tapi Hyuna juga tak tahu harus melakukan apa.

Ah, kita tetap harus selamat dari sini, bagaimanapun caranya.

Lenguhan keluar begitu saja dari mulut Taehyung saat Hyuna mengangkat lututnya, menggesekannya pada celana Taehyung. Ia sungguh malu saat ini, namun ia bisa mendengar suara langkah kaki yang terhenti diluar.

Jadi ia kembali menggesekan lututnya pada celana Taehyung, membuat Taehyung mencengkram pinggangnya. Hyuna melihat mata Taehyung yang terbuka lebar, rona menjalar dari pipinya sampai ke telinga dan nafasnya menjadi cepat.

"Hyuna.."

Tidak mendengarkan bisikan Taehyung, Hyuna memalingkan wajahnya yang merona hebat, tetap melakukan kegiatannya. Ia tak tahu betapa sulitnya Taehyung berusaha untuk tidak mendesahkan nama Hyuna saat ini. Kepalanya tersandar di pintu kamar mandi, mencoba menahan pinggulnya agar tak bergerak berlawanan dengan lutut Hyuna untuk mendapatkan gesekan yang lebih.

Taehyung tak bisa menahan desahannya lagi, suara yang sensual itu menggema di seluruh ruangan ini dengan sangat jelas. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan selain mendesah dan menahan gairahnya saat ini adalah berharap agar ini akan segera berakhir sebelum ia lepas kendali.

Tangannya masih berada di pinggang Hyuna, usahanya sebagai pegangan, karena rasanya kedua kakinya akan kehilangan keseimbangan kapan saja.

Dan rasanya sangat lega saat ketukan pintu terdengar, Taehyung segera berdiri dengan tegak, mengumpulkan seluruh kesadarannya.

Bonnie & Clyde || K.T.H.Where stories live. Discover now