27

59 4 0
                                    

Sebuah kota di Sukka, tepatnya dibawah kota, terdapat sebuah penjara yang bahkan lebih luas dari dugaanku dan kawan-kawan. Penjara yang awalnya diperkirakan hanya seluas istana ternyata yang ada terasa penjara itu seperti memiliki luas hampir menyamai kota Sukka.

Pemikiran itu bermula terjadi lantaran aku, Fernand, Lily sudah terjebak didalam sana sekitar dua jam lamanya, ditambah setiap sudut, ruangan, bahkan sel tahanan memiliki kemiripan yang sama hingga sedikit saja tidak fokus kami akan mudah tersesat.

Tanpa rencana yang matang kami tidak akan bisa keluar dari sini dan yang ada jika tetap disini malah akan mengacaukan rencana yang sudah disusun rapi.

"Fernand! bahkan penjara seluas ini juga tidak ada dalam rencana!" ucap Lily menatap tajam Fernand dengan perasaan kesal membara dalam dirinya.

"aku tidak memikirkannya sampai sejauh itu!"

"sudah jangan bertengkar, lebih baik kita pikirkan bagaimana caranya keluar dari penjara ini."

"sebenarnya tidak terlalu sulit keluar dari sini tapi yang jadi masalah itu sihir yang menyelubungi tempat ini."

"sihir?" tanya Alfino.

"kemungkinan ini sihir yang mencegah penyusup keluar dari penjara."

"kau tahu sesuatu Fernand."

"aku sempat curiga kenapa ada jalan rahasia didalam sumur, tidak kusangka Athelaligra secerdas ini, seharusnya Rivertaria juga memakai sistem ini." jelasnya membuatku dan Lily kebingungan.

"apa kau bisa menjelaskannya dengan bahasa yang jelas." ucap Lily.

Fernand menghela nafas. "Athelaligra kerajaan yang istimewa dan dilindungi oleh tiga kerajaan gabungan karena itu kerajaan ini tidak terlalu mempedulikan pertahanan militer."

"jadi bagaimana caranya kita keluar dari sini."

"kita harus mematahkan sihir ini."

"mematahkannya?"

"ya, tapi ada satu masalah lain, jika kita mematahkan sihir ini maka si pengguna akan tahu bahwa ada penyusup di sini karena sihir ini terhubung padanya."

"jadi maksudmu mau tak mau kita harus mematahkan sihir ini meskipun resikonya kita bakal ketahuan." ujarku sedikit terkejut.

"begitulah, sebenarnya aku berniat hanya membantu putri Alice keluar dari sini dan membiarkan tiga kerajaan gabungan yang mengurus masalah ini."

"apapun yang terjadi kita harus tetap menyelamatkan Alice dan jangan sampai Ziháo jatuh ketangan musuh."

"Alfino, apa kau tidak tahu kalau saat ini kita sedang berurusan dengan organisasi yang berbahaya."

"apa kau takut Fernand." tanya Lily dengan nada ejek.

"aku mengkhawatirkan kalian berdua."jawab Fernand serius menghadapi guarauan Lily

"kalau begitu tidak usah buang waktu lagi karena kami bisa mengurus diri sendiri, benarkan Lily."

"jangan sombong hanya karena pernah menjadi penasihat tuan Victor." ucap Lily.

Fernand tersenyum kecil. "baiklah kalau begitu, hanya satu peringatanku jangan mati."

Aku dan Lily mengangguk.

"baiklah aku mulai!" seru Fernand.

sementara itu ditempat lain.

"hamba datang untuk menghadap yang mulia." ucap seorang penyihir pada Zaliaq sambil berlutut.

"jadi mereka sudah datang."

"benar yang mulia, mereka sudah mematahkan sifhir yang sudah hamba persiapkan sesuai yang mulia katakan."

"baiklah kau boleh pergi."

sang penyihir bangun lalu pergi atas perintah Zaliaq. Zaliaq tersenyum sejenak lalu menoleh kearah 4 orang yang ada disampinya, empat orang itu adalah para petinggi dari organisasi yang saat ini sedang diincar tiga kerajaan gabungan.

"baiklahsekarang waktunya kalian mengurus mereka." perintah Roxas.

"baik tuan!" sahut Vivi dan Fredrick.

"aku mau pulang!" ucap joker.

"joker!" seru Fredrick. "perhatikan katamu di hadapan Tuan Roxas.

"kenapa aku harus peduli dengan ucapan seorang pengkhianat sepertimu, jangan samakan aku dengan kalian." kata joker memandang rendah Vivi dan Fredrick.

"sudah selesai diskusinya." kata zaliaq.

"buang-buang waktu." ucap Joker lalu menghilang diri dengan sihirnya diikuti dengan Vivi dan Fredrick.

To be continue.
_________________________________________

Have a nice day.

Real_Ream.

Chaos ChildWhere stories live. Discover now