24

110 3 0
                                    

Alice POV*

Namaku Celestisa Alice Mildfor Silk, aku putri pertama sekaligus anak kedua dari yang mulia raja Athelaligra, Louige dan ratu Xiao ruo.

Ibuku meninggal saat melahirkanku dan ayahku sudah ditahan satu bulan setelah kebodohannya yang menantang tiga kerajaan gabungan dan menyiksa rakyatnya, kupikir hal itu pantas untuknya jadi aku tidak terlalu peduli dengannya.

Sejak saat itu aku diasuh oleh pria berusia dua puluh tahunan bernama Zaliaq Raus, perdana mentri yang sudah diangkat menjadi raja Athelaligra sementara, aku sangat menyayanginya, tangannya yang lembut membelai rambutku dengan senyuman yang penuh ramah kupikir aku sudah jatuh cinta padanya.

Raja muda yang tampan dengan rambut peraknya yang panjang juga indah lalu sentuhan dari tangannya yang lembut, siapapun pasti tergila-gila padanya.

Zaliaq pernah bilang padaku kalau dia tidak bisa menjadi raja sesungguhnya jika dia bukanlah anggota kerajaan, tahta sebenarnya ditujukan padaku, akulah yang seharusnya duduk disinggasana tapi aku tidak bisa menghindari takdirku lalu Zaliaq menyelamatkanku, Zaliaq bilang jika aku menikahinya maka dia bukan lagi jadi raja Athelaligra sementara melainkan menjadi raja Athelaligra yang sah.

Saat itu aku masih terlalu naif, aku dibutakan dengan cinta dan melalaikan tugasku sebagai seorang putri. Aku bertunangan dengan Zaliaq saat usiaku 10 tahun, aku masih ingat betapa senangnya hatiku saat dia jadi milikku.

Malan hari sebelum acara pernikahanku saat itu aku tidak bisa tidur saking senangnya, dan disela-sela kesenanganku disaat itulah aku memikirkan tentang ayah, ayahku mungkin bersalah tapi dia berhak mengetahui acara pernikahan putrinya, jadi aku menyelinap pergi ke penjara dan bertemu dengannya.

Disana aku melihat tubuhnya lemas dan tak berdaya sempat membuat hatiku sakit karenanya.

"ayah." sapaku biasa saja namun dalam diriku, hatiku sangat hancur melihatnya mungkin inilah yang dinamakan kasih sayang putri terhadap ayahnya meski ayahnya sama sekali tidak melaksanakan tugasnya sebagai seorang ayah.

Ayah menoheh kearahku lalu terkejut melihatku ada dihadapannya.
"putriku! Putriku!" ucapnya dengan mata berkaca dan dipenuhi harapan.

"apa kabarmu ayah."

"sangat baik setelah melihatmu, kau baik-baik saja."

"ayah-"

"lihatlah dirimu, sudah besar seperti ibumu yang sangat cantik."

"ayah ada yang ingin kukatakan padamu."

"katakan sayang ayah dengarkan."

"aku akan menikah dengan-"

"Zaliaq Raus."

"kau tahu!"

"hal itu pasti terjadi, tapi kau tidak boleh menikahinya."

"kenapa?! Tunggu dulu maksudku ayah tidak berhak mengatakan itu padaku!" ucapku kesal padanya.

"ayahmu ini memang tidak berhak mengatakannya, selama ini kau mungkin membenci ayah tapi kali ini saja dengarkan permintaan terakhir ayahmu, jika kau masih bersikeras ingin menikahi Zaliaq, maka abaikan ayah namun jika kau berencana ingin melawannya sebelum itu kau pergilah ke menara di hutan bagian utara Athelaligra, ayah sudah menyembunyikan menara itu dengan mantera penghilang, orang-orang yang mendekati menara itu tidak akan melihatnya jika mendekatinya, tanpa sadar mereka akan menjauhinya tapi untukmu kau bisa mendekatinya tapi tidak bisa melihatnya, setelah melewati jangkauan mantera barulah kau bisa melihat menaranya."

Yang bisa kulakukan saat itu hanya terdiam sambil beranggapan ayah sudah tidak waras karena berada di sel tahanan bertahun-tahun dan menganggap semua ucapannya hanyalah omong kosong.

Chaos ChildWhere stories live. Discover now