23

89 5 0
                                    

Suatu hari di Athelaligra.

Disebuah bar di tengah kota tak jauh dari kediaman Alice, aku Membawa Fernand dan Lily membicarakan ambisiku yang gila ini, seharusnya aku bisa mengatasi situasiku ini tapi tetap saja melatih mental dengan khayalan sendiri itu bahkan tidak membangun sepenuhnya kepercayaan diri menghadapi kenyataan yang sebenarnya.

Itu terjadi saat aku mengatakannya langsung dihadapan dua orang ini, Lily tak jadi masalah bagiku, jika kuyakinkan dia sedikit lagi dia akan mengerti, tapi yang jadi masalahnya adalah Fernand, dia menatapku dengan tatapan yang sangat tajam, setajam seekor predator yang mengincar mangsanya, jika diibaratkan aku adalah kelinci dan Fernand adalah harimaunya, dia selalu membuatku terpaku dengan Ucapnnya yang terkadang menusuk.

"tidak!" seru Fernand.

"tapi Fernand dia mengincar Ziháo."

"jadi?!"

"apa maksudmu 'jadi' itu artinya dia ingin melakukan sesuatu dengan Ziháo."

"kalau itu aku juga tahu, baiklah anggap saja aku ingin melakukannya, tapi kenapa kita melakukannya?"

"tentu saja karena dia punya niat buruk terhadap Alice dan Ziháo."

"itu saja! Jadi kau ingin melakukan penyerangan diam-diam atas dasar kecurigaan semata."

"itu-"

"kalau sampai kita tertangkap dan dibawa kepengadilan, apa yang ingin kau jawab? Yang ada kau malah mencoreng nama baik Rivertaria."

"aku harus melakukan ini agar bisa mendapatkan Ziháo."

"seperti yang kubilang tadi Alfino-"

"karena itu aku akan memutuskan hubunganku dengan Rivertaria!" seruku menyela Fernand.

Kata-kataku sempat membuat Fernand mematung sejenak.

"Alfino apa kau tau maksud ucapanmu." ucap Fernand dengan tatapan dinginnya padaku.

"dengan ini aku bisa bergerak leluasa tanpa harus mencoreng nama baik Rivertaria." sahutku padanya.

"kau akan kehilangan kesempatan menjadi bagian dari keluarga kerajaan, ditambah lagi..."

"ditambah lagi?"

"tidak...tidak jadi."

"apapun alasanya tapi resikonya cukup besar Alfino, apa kau masih yakin? Sebaiknya tidak usah buru-buru." ucap Lily, mulai membuka suara.

"percuma kalau kalian ingin meyakinkanku karena keputusnku sudah bulat."

"kalau itu keputusanmu kami tidak berhak menghentikannya, Fernand!" seru Lily.

"aku akan mengirim surat pada yang mulia raja."

"terima kasih, jadi setelah ini apa yang akan kita lakukan, apa kita akan menunggu balasan dari yang mulia?" tanyaku

"itu tidak perlu karena setelah menyatakan diri lepas dari Rivertaria, yang mulia tidak ada urusan lagi dengan kita."

....

"kita?"

"iya kita."

"tunggu dulu Fernand!...kita maksudmu kau, aku dan Lily!"

"nona Lily belum pasti."

"kenapa? Padahal kau punya status dikerajaan, kenapa kau meninggalkannya hanya demi aku?!" aku membentaknya tanpa memikirkan sekitarku, kata-kataku memecah kebisingan disana membuat semua seketika itu terdiam lalu tak lama setelah itu kebisingan itu kembali seperti semula seolah seisi orang yang ada di bar itu tidak peduli dengan masalah kami.

Chaos ChildWhere stories live. Discover now