3

265 12 0
                                    

"ini tempat kesukaanku taman obat herbal, aku sering duduk disini membaca buku bersama Ariadna."

"Ariadna?" tanyaku.

"dia pengasuhku." terang Charlotte padaku.

Beberapa puluh menit sebelumnya kami masih diruang makan bersama raja dan yang lainnya tapi setelah seorang pelayan datang dan membisikan sesuatu pada raja Victor, dia lalu pergi meninggalkan kami setelah yang mulia meminta maaf tidak dapat menemani kami selesai makan tapi disamping itu ada hal lain yang mengganguku sejak tadi aku merasa seperti sesuatu yang buruk akan datang mendatangiku.

TAPP!!

Tepukan dari Charlotte yang terasa panas di bahuku, ingin rasanya ku berteriak tapi tidak enak pada Charlotte jadi aku hanya bisa menahan teriakkanku sesaat.

"Alfino!! Kenapa melamun."

"ah hhmm...aku cuma mikir apa lagi yang kamu suka selain tempat yang sunyi dan indah ini." ucapku cari-cari alasan.

"EHEEM!! Kalau begitu aku meminta izin untuk pulang tuan putri." ucapnya seraya senyam senyum melirik padaku.

"tapi Rion kau belum lama ada disini jangan khawatirkan soal pulang kemalaman para prajurit akan mengantarkanmu dengan selamat."

"saya tahu tuan putri, tapi ibu saya pasti cemas karena ini sudah lewat jam makan, ibu saya pasti sangat cemas apakah aku sudah makan atau belum."

"baiklah hati-hati dijalan atau aku bisa memerintahkan prajurit untuk mengkawalmu."

"tidak tuan putri saya bisa sendiri kalau begitu aku pulang oh iya Alfino kau tidak perlu ikut jika masih ingin disini."

"tapi-"

"lagian tuan putri butuh teman kan." ucapnya menyelah omonganku sambil melirik menggodaku.

"kalau begitu dah."
Ucap Rion sambil melangkah menjauh dari kami berdua dan membuat semua menjadi terasa canggung saat aku bersama putri dengan tingkahnya yang gelisah sambil mematapku.

"maaf Fino aku nggak bermaksud menahanmu kalau kau ingin pulang kau bisa pulang."

"tidak apa Charlotte seperti yang dikatakan Rion kau butuh teman untuk yang bisa menemanimu, kan?"

"terima kasih Fino." ucap Charlotte dengan senyuman indah yang menghiasi wajah manisnya itu.

Ditempat lain diruang raja.
Raja Victor saat ini sedang seriusnya membaca surat yang diantarkan langsung oleh burung elang dari Edward mata-mata rahasia Rivertaria.

"sudah kuduga Demi akan berulah lagi."

"sebaiknya kita harus segera mengevakuasi para penduduk." usul Fernand pada yang mulia raja Victor.

"kau benar target dari demi adalah jantung dari Sanctuary yaitu mantera pelindung yang menangkal iblis menjauh dari dimensi Realism, serangan Demi akan luar biasa berdampak juga pada daerah disekitar, demi keamanan aku memutuskan mengevakuasi seluruh penduduk Rivertaria yang ada."

"baik yang mulia saya akan menghubungi dua kerajaan lainnya untuk meminta bantuan." ucap Fernand sambil membungkuk lalu meninggalkan ruangan raja.

"Prajurit!!" seru yang mulia Victor pada seorang prajurit yang tengah berjaga di depan ruangan raja.

Setelah panggilan itu para prajurit bergegas mendatangi yang mulia raja, setelah itu mereka berlutut sambil menunduk.

"siap melayani perintah yang mulia!!" seru kedua prajurit itu.

"panggilkan tuan putri Charlotte dan temannya Alfino menghadap kepadaku." ucap raja dengan serius.

"baik!!" seru keduannya lalu berjalan mundur dan meninngalkan raja diruangannya.

Chaos ChildWhere stories live. Discover now