BAGIAN 39

13.1K 743 31
                                    

Apapun yang dilakukan dengan hati, akan membuahkan hasil yang berkesan pula dihati.

* * *

SELALU MELINDUNGIMU

"UMMIIIII!!!!!," teriak Ardi sekeras-kerasnya.

BRRUUUGHHHH!!!

Suara kedua tubuh itu terdengar terdengar terhempas ke dasar jurang. Ardi merasa seakan nafasnya terputus ketika melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana isterinya terjatuh ke dalam jurang.

Firman mencoba melihat ke dasar, namun terlalu dalam dan gelap. Rasya dan Nilam merasa seakan hancur seketika di tempat mereka berpijak, melihat bagaimana Risya jatuh bersama Isma.

"ABIIII!!!!," teriakan Risya dari dinding jurang itu terdengar dan membawa Ardi kembali ke dalam kesadarannya.

"UMMI??? UMMI DI MANA???," teriak Ardi, panik.

"UMMI NGGAK BISA NAIK BI...!!! UMMI NGGAK KUAT...," jawab Risya.

"TUNGGU MI!!! ABI CARI BANTUAN DULU!!!."

Polisi masuk ke dalam hutan bersama Salman dan Daniel yang menemukan mobil Ardi, Rasya dan juga Isma di pinggiran hutan. Mereka bergegas menyebar untuk mencari keberadaan Isma.

Firman mencari bantuan dan bertemu dengan Salman.

"Ke arah sini!!! Ukhti Risya jatuh ke jurang!!!," teriak Firman.

Mereka segera berlari mengikuti Firman menuju lokasi keberadaan yang lainnya. Pihak kepolisian segera menurunkan bantuan untuk membantu Risya yang terjebak di antara akar-akar pohon di dinding jurang.

Ardi terus berdo'a tanpa henti, Nilam hanya bisa menangis dalam pelukan Rasya. Wanita itu terguncang hebat setelah apa yang terjadi padanya hari ini.

Setengah jam kemudian, Risya akhirnya berhasil di angkat naik ke atas jurang dengan selamat. Ardi segera berlari mendekat dan memeluknya erat-erat.

"Abi cinta sama Ummi..., jangan tinggalin Abi Mi..., jangan tinggalin Abi...," Ardi menangis di pelukan isterinya itu.

Risya membalas pelukan itu dengan erat, seakan merasa lega karena ia masih bisa melihat wajah suaminya lagi.

"Ummi nggak akan ninggalin Abi, Insya Allah," balas Risya.

Risya melihat ke arah Nilam yang sudah di dampingi oleh Diva, Kiana, dan Salwa - yang berkeras untuk datang sendiri menjemput Nilam dan Risya.

Mereka menghambur memeluk Risya dengan erat, lalu menangis seakan takut kehilangan. Nilam tak henti-hentinya berbisik di telinga Risya dan mengucapkan terima kasih karena telah berjuang untuknya. Risya menatapnya.

"Saya hanya tidak mau terjadi sesuatu pada Ukhti Nilam ataupun pada calon keponakan saya. Saya tidak bisa jadi Ibu, dan saya tidak mau Ukhti merasakan apa yang saya alami. Jadi saya tidak akan membiarkan siapapun merenggut calon bayi yang ada di dalam kandungan Ukhti," jelas Risya.

Rasya memeluk Ardi dengan erat.

"Kamu menikahi wanita yang tepat Akh..., kamu menjadi imam untuk wanita yang Allah pilihkan untukmu...," bisik Rasya.

Ardi hanya mengangguk sambil berusaha menahan airmatanya.

'Allah memang adil.'

* * *

Risya terbangun saat cahaya matahari masuk ke dalam kamar rawat di rumah sakit itu setelah Ardi membuka gorden. Marni ada di sampingnya dan tersenyum.

"Alhamdulillah..., puteri Ibu sudah bangun...," ujar Marni, senang.

Risya pun tersenyum.

"Ibu nggak pulang?," tanya Risya.

"Nggak..., Ibu mau di sini ngurusin kamu. Lagipula Rahman juga nggak ada di rumah," jawab Marni.

"Memangnya Rahman ke mana Bu?," tanya Risya lagi.

"Rahman ada di rumah Ukhti Salwa dan Akh Firman. Waktu Akh Firman mengabari kalau terjadi sesuatu pada Ukhti Nilam, dan Ummi sedang mengejar pelakunya, Ukhti Salwa berkeras ingin menyusul Akh Firman. Saat itu juga Rahman segera mengantar Ibu menuju rumah Ukhti Salwa," jelas Ardi.

"Jadi..., sekarang Rahman masih di sana?."

"Iya..., dia dan Syifa di minta oleh Nak Diva untuk menjaga Aryan, Lia, dan Syarif, sementara mereka mengurus pemakaman Ibu mereka," jawab Marni.

Risya bernafas lega. Ia menatap ke arah Ardi yang terus berada di sampingnya.

"Bi..., maaf ya karena Ummi udah bikin Abi ketakutan," ujar Risya.

Ardi tak mampu tersenyum ketika mengingat kembali apa yang terjadi di hadapannya kemarin.

"Ummi nggak boleh begitu lagi ya..., Abi pikir hidup Abi akan berakhir saat lihat Ummi jatuh ke jurang. Abi nggak mampu berpikir apa-apa Mi..., Abi hanya merasakan takut yang luar biasa," ungkap Ardi, dengan jujur.

Risya bangkit dan memeluk suaminya dengan erat. Ia lega sekali ketika benar-benar menyadari bahwa pria itu bersungguh-sungguh dengan setiap ucapannya selama ini.

Tak ada lagi keraguan untuk terus berda di sisinya, tak ada lagi keraguan untuk terus mendampinginya, dan tak ada lagi keraguan untuk terus mencintainya sampai akhir hayat.

"Ummi cinta sama Abi...," ungkap Risya, untuk pertama kalinya.

Ardi tersenyum mendengarnya. Karena untuk pertama kalinya dalam kehidupan rumah tangga mereka, Risya akhirnya benar-benar membuka hatinya untuk Ardi.

"Abi juga cinta sama Ummi...," balasnya.

'Kita akan selalu seperti ini, saling mencintai, selalu bersama, dan saling terikat dalam suka maupun duka. Insya Allah.'

* * *

Semerbak Wangi SURGAWI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now