BAGIAN 14

11.1K 859 9
                                    

Membimbing adalah hal yang wajib dilakukan umat muslim kepada muslim lainnya.

* * *

TAK BERANI MENATAP

Persiapan majelis harian sudah selesai. Ummu Zahra terpilih untuk membacakan ayat suci Al-Qur'an sebelum materi dibawakan oleh Risya. Semua orang mendengarkan dengan khidmat lantunan ayat suci yang terdengar begitu tartil.

Firman yang baru saja datang langsung mendekat pada Tio, Rasya, dan Ardi. Sementara Salwa segera bergabung dengan Nilam dan Ria, setelah memastikan kehadiran Syifa di tengah santriwati sebayanya.

Risya telah naik ke atas mimbar dan bersiap untuk membawakan materi. Ia tersenyum ke arah para santriwati dari balik niqob berwarna kuning emas yang dipakainya.

"Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,” ujar Risya.

Wa’alaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh,” jawaban serentak dari seluruh santri dan santriwati.

Allahumma sholi ‘ala Muhammad, wa ‘ala ali syaidina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in, amma ba'du. Robbishrohlii shodrii wa yassir lii amrii wahlul ‘uqdatam mil lisaanii yafqohuu qoulii.”

Risya menatap ke arah barisan para santriwati sekali lagi.

"Hari ini, ada dua orang santriwati muda yang bertanya kepada saya. Yang pertama adalah Ukhti Faridha, yang menanyakan, apakah ada perbedaan antara azab kubur dan fitnah kubur?. Yang kedua adalah Ukhti Khalissa, yang menanyakan, apakah fitnah kubur itu khusus diperuntukkan bagi umat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa salam saja?. Dan malam ini, saya akan membawakan materi sekaligus menjawab kedua pertanyaan tersebut," jelas Risya.

Rasya mendekat pada Ardi yang terus menatap ke arah mimbar.

"Jangan-jangan orang yang kamu suka itu Ukhti Risya ya???," bisik Rasya.

Ardi pun memukul bahu sahabatnya itu dengan gemas.

"Baiklah..., untuk pertanyaan yang pertama, apakah ada perbedaan antara azab kubur dan fitnah kubur? Jawabannya adalah ada. Azab kubur adalah peristiwa diazab dan dipukulnya manusia di dalam kuburnya, serta dibukakan baginya pintu neraka. Sementara fitnah kubur adalah cobaan dan ujian. Ketika jasad seorang manusia telah dikuburkan, maka datanglah Malaikat Munkar dan Nakiir kepadanya, dan akan mengujinya dengan pertanyaan : ‘Siapakah tuhanmu ? Apa agamamu ? Siapakah nabimu ?’, kemudian datanglah hukuman setelah itu," jelas Risya, secara detail.

Ia menarik nafas sesaat untuk memastikan kalau para santriwati baru memperhatikan penjelasannya, dan ternyata mereka memang memperhatikan.

"Azab adalah suatu hal yang berbeda dengan fitnah. Adzab merupakan akibat atau hasil dari fitnah. Setelah diberikan fitnah dan tidak bisa melewatinya, maka diberi azab. Dan fitnah adalah ujian yang menimpa setiap orang, mukmin maupun kafir. Seorang mukmin diberikan fitnah, lalu ia akan berhasil melaluinya karena Allah menyelamatkannya sehingga mampu menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakiir. Adapun orang kafir, akan diberikan fitnah yang sama dan ia tentunya akan binasa karena tidak mampu memberi jawaban yang benar," lanjut Risya.

Ardi masih saja tak mengalihkan pandangannya dari mimbar. Rasya memberikan kode pada Tio dan Firman untuk menegurnya.

"Dalam surat Ibrahim ayat dua puluh tujuh Allah berfirman, 'yutsabbitullohulladziina aamanuu bil-qoulits-tsaabiti fil hayatid-dun-yaa wa fil aakhiroh. wa yudhillullohuzh-zhoolimiin, wa yaf'alullohu maa yasyaaa'. Artinya, 'Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki' ."

Risya beralih melihat ke arah barisan para santri, hingga tak sengaja bertemu pandang dengan Ardi. Ia pun segera menatap ke arah lain.

Ardi tahu, Risya memghindarinya.

"Sekarang, saya akan menjawab pertanyaan yang kedua. Apakah fitnah kubur itu khusus diperuntukkan bagi umat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa salam saja? Jawabannya, tidak. Fitnah kubur itu umum bagi setiap orang. Jawaban ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-A'raaf ayat enam, fa lanas 'alannalladziina ursila ilaihim wa lanas 'alannal mursaliin. Artinya, ‘maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai pula rasul-rasul Kami'. Demikianlah penjelasan dari kedua pertanyaan yang diajukan oleh Ukhti Faridha dan Ukhti Khalissa. Saya harap penjelasan ini dapat di mengerti oleh kalian semua. Sekian materi yang saya sampaikan, wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh."

Risya segera turun dari mimbar dengan terburu-buru untuk menghindari tatapan mata Ardi yang tertuju padanya. Ia terus-menerus beristighfar dalam hati agar tak terjerumus ke dalam masalah.

Firman merangkul Ardi yang sejak awal tak mengatakan apapun.

"Ada apa Akh Ardi? Apakah ada masalah?," tanya Firman.

Ardi tersenyum.

"Tidak ada apa-apa Akh Firman, jangan cemas," jawab Ardi dan segera berlalu.

Firman menatap punggung Ardi yang mulai menjauh.

'Aku tahu, kau sedang berbohong.'

* * *

Semerbak Wangi SURGAWI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now