BAGIAN 31

9.8K 737 11
                                    

Sebelum bertanya mengapa seseorang berubah, cobalah tanya pada dirimu sendiri bagaimana kamu memperlakukannya.

* * *

BERKUNJUNG

Ardi menatap Syifa yang duduk di hadapannya pagi itu. Salwa dan Firman membawanya ikut ke rumah Ardi karena Syifa yang memaksa.

"Jadi..., Paman Ardi adalah orang yang akan menjadi mertua untuk adikku di masa depan?," tanya Syifa, yang berusaha sekali menahan tawanya.

Ardi menutup kedua matanya dan meringis tiba-tiba.

"Nggak usah membuat alibi seakan-akan Paman sakit perut! Selama aku ada di rumah ini, maka aku akan terus mengajukan pertanyaan yang sama," ujar Syifa.

Firman tertawa terbahak-bahak. Salwa dan Risya yang sedang menyiapkan makanan pun ikut tak mampu menahan senyuman mereka.

Ardi kembali menatap Syifa.

"Kok kamu tahu kalau Paman mau membuat alibi seakan-akan sakit perut?," tanya Ardi.

"Paman Salman sudah memperingatkan aku melalui telepon sebelum kami berangkat ke sini," jawab Syifa.

Ardi menepuk jidatnya.

"Kenapa Paman bisa lupa kalau kamu keponakannya Akh Salman...," gerutu Ardi.

"Makanya dia tahu semua kartumu, karena sudah jelas aku dan Akh Salman akan memberi tahunya," ujar Firman.

"Kok kamu ikut-ikutan membocorkan rahasia?," tanya Ardi.

"Salwa itu Bibinya, berarti aku juga Pamannya, sama seperti Akh Salman," jawab Firman, santai.

Ardi kembali menepuk jidat untuk yang ke sekian kalinya. Risya dan Salwa pun selesai menyiapkan makanan, mereka segera keluar dari dapur.

"Ayo Bi..., kita berangkat," ajak Risya.

"Bibi cantik mau kemana?," tanya Syifa yang baru saja keluar dari toilet.

"Bibi mau nengokin Adik Bibi di penjara, kamu tinggal saja di sini sama Paman Firman dan Bibi Salwa ya...," jawab Risya.

"Nggak mau..., aku mau ikut...," pinta Syifa, seraya menunjukkan wajah memelasnya.

"Mau ngapain kalau ikut?," tanya Ardi.

"Mau interogasi Paman Ardi..., karena Paman adalah tersangka dalam kasus Masa Depan Aryan," jawab Syifa, blak-blakan.

"Jangan ajak dia Mi...," Ardi memohon pada Risya.

Risya tersenyum.

"Ya sudah..., ayo..., Syifa duduk di belakang sambil jagain rantang ya," pinta Risya.

"Oke Bibi cantik...," jawab Syifa yang langsung pergi duluan menuju mobil.

Ardi tersenyum melihat kelakuan Syifa, ia menatap Risya yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Ummi tahu kalau Abi mau Syifa ikut sama kita...," bisik Risya.

Ardi pun mengangguk. Mereka pun segera pergi ke LP Cipinang secepat mungkin. Selama perjalanan, Syifa dan Risya tak henti-hentinya bercanda dan terkadang saling bertukar pikiran. Ardi tersenyum bahagia melihat Risya bisa tertawa lepas seperti itu.

Mobil yang mereka bawa akhirnya masuk ke area parkir LP Cipinang. Risya dan Ardi turun lebih dulu, Syifa pun menyusul. Mereka melihat Syifa menatap ke arah bangunan itu tanpa tersenyum.

"Syifa kenapa? Ada yang salah?," tanya Ardi, khawatir.

Syifa tersenyum ke arah Ardi.

"Dulu Almarhumah Ibuku di penjara di sini Paman, dia bahkan melahirkan aku di sini," jawab Syifa.

Semerbak Wangi SURGAWI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang