BAGIAN 8

12K 972 39
                                    

Selalu ada harapan bagi mereka yang berdo'a, selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha.

* * *

SEBUAH PERTEMUAN

Firman terburu-buru melangkahkan kakinya menuju ke rumah Abah setelah salah satu santri memberi tahu kalau Abah memanggilnya.

Rintik hujan jatuh membasahi baju koko berwarna biru muda yang ia pakai. Tak ada payung, Firman tak sempat mencari payung terlebih dulu. Di tengah jalan, ia berpapasan dengan Salwa yang baru saja pulang dari madrasah.

Firman melewatinya begitu saja, namun Salwa berhenti di tempatnya.

"Akh Firman...," panggilnya.

Firman pun terpaksa berbalik ke arah Salwa yang tengah menatapnya. Salwa menyodorkan payungnya untuk pria itu.

"Akh lebih membutuhkan payung ini sebelum hujannya bertambah deras, rumah pondok saya sudah dekat...," jelas Salwa tanpa diminta.

Firman terdiam di tempatnya dengan berbagai macam pertanyaan dalam pikirannya. Payung yang disodorkan oleh Salwa pun telah berpindah tangan pada Firman.

"Jangan sampai sakit..., anak-anak di madrasah akan mencari Akh Firman kalau sampai tak bisa mengajar. Assalamu'alaikum...," Salwa berbalik dan pergi.

Firman masih saja terpaku di tempatnya.

"Wa'alaikum salam...," jawabnya, lirih.

Firman masih berdiri di tempatnya sampai akhirnya ia tak lagi melihat jejak keberadaan Salwa di depan matanya.

"Bagaimana bisa dia tahu namaku??? Bukankah aku mengajar di Madrasah Aliyah dan dia mengajar di Madrasah Tsanawiyah???," batin Firman.

Ingatan tentang panggilan dari Abah pun menuntaskan lamunan Firman sehingga pria itu pun kembali bergegas menuju rumah Abah.

Payung milik Salwa di letakkan di teras rumah Abah ketika ia sampai, setelah itu ia pun bergegas masuk ke dalam.

"Assalamu'alaikum...," ujar Firman.

"Wa'alaikum salam..., mari masuk Akh, kami sudah menunggu," jawab Abah.

Di dalam rumah itu sudah berkumpul beberapa orang yang menunggunya. Salman, Daniel, Rasya, dan juga Ardi.

"Ada masalah apa sehingga saya di panggil ke sini Bah?," tanya Firman.

"Akh Daniel dan Akh Salman ingin meminta bantuan dari kalian semua. Ini menyangkut dengan urusan Ukhti Salwa," jawab Abah.

Salwa...

Lagi-lagi nama wanita itulah yang menjadi topik pembicaraan. Firman merasa sedikit tidak nyaman, maka ia segera menjatuhkan tatapan tajamnya pada Daniel.

"Apalagi yang harus dibahas mengenai Ukhti Salwa Akh Daniel? Bukankah sudah jelas bahwa Ibumu tidak ingin dia kembali masuk ke dalam lingkup keluargamu?," tanya Firman.

Rasya dan Ardi menatap Firman secara serentak karena terkejut dengan apa yang pria itu katakan.

"Tenang dulu Akh..., kita bisa bicarakan hal ini baik-baik," ujar Salman, mencoba menengahi.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan Akh Salman, sudah jelas akar permasalahan ini berasal dari siapa. Ukhti Salwa sedang berusaha untuk memperbaiki jalan hidupnya, dia pernah dipenjara, apa hal itu masih tidak cukup sehingga Ibunya harus mencaci maki secara kasar???," pertanyaan Firman semakin tajam.

Semerbak Wangi SURGAWI [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now