LANJUTAN👉ana uhibbuka fillah 14💕

4.3K 159 7
                                    

Karna sejauh apapun jarak nya, doa pasti sampai. Karna mendoakan adalah cara mencintai dan menyayangi dri kejauhan .

Rohman apa kabar?
Masihkah kau ingat aku? Orang yang selalu mendiskusikan namamu di hadapan rabbku.
Masihkah kau ingat aku? Orang yang selalu menyebut namamu disetiap doaku.
Rohman aku rindu, tapi tolong jangan dibalas berat, walaupun aku tau ini berat. 
Aku rindu tapi sengaja aku simpan, dan aku kunci rapat-rapat. Biarkan hanya allah yang tahu betapa hatiku merindukanmu.
Salam rinduku untukmu, ku tunggu dirimu dalam setiap lantunan doa diseperempat malamku.

Ahhh nostalgia betapa indahnya masa-masa indah itu, 5 tahun yang lalu kita berada di pondok pesantren yang sama, dan sekarang entah kamu ada dimana, hanya sebuah foto-foto usam kenangan di pesantren yang aku miliki sampai sekarang, yang menjadi obat penawar rindu, rindu suasana pesantren, rindu teman-teman, rindu para ustad dan ustadzah, rindu ngaji bersama, dan tentunya rindu juga bertemu denganmu.
Sekarang aku telah menjadi seorang suster di salah satu rumahsakit di kota kudus, setelah dari pondok pesantren aku melanjutkan pendidikanku di sekolah tinggi ilmu kesehatan di kota kudus, hari-hariku kulewati tanpa kamu, tapi namamu tak pernah ku tinggalkan dalam setiap doaku.

Tok...tok..tok... terdengar suara ketukan pintu kamarku.
"Masuk aja mi". Umi pun masuk kedalam kamarku.

"Ndok, itu ada temenmu". Kata umi kepadaku.

"Siapa mi?".

"Arni, itu dia ada diruang tamu".

"Iya mi, nanti aku kesana".

"Yaudah umi tinggal kedapur dulu ya".
Kata umi lalu meninggalkanku, aku pun menuju ke ruang tamu untuk menemui arni, dari dulu sampai sekarang aku masih bersahabat baik dengannya, sekarang dia sudah menjadi guru SD di kota kudus juga.

"Arni". Kataku setelah sampai ke ruang tamu.

"Aku kangen".

"Iya, aku juga". Kataku kepada arni.

"Emm aku mau ngasih kamu ini". Kata arni sambil memberiku sebuah kertas undangan pernikahan, akupun mengambilnya dan membacanya, ternyata minggu depan arni akan menikah dengan doni, pacar pesantrennya dulu, dan sekarang akan menjadi imam untuk di kehidupannya.

"Kamu mau nikah? Selamat ya ar". Kataku kepada arni, aku benar-benar bahagia, ternyata allah sudah mengirimkan jodoh terbaik untuknya.

"Kamu kapan nyusul?".
Pertanyaan yang sensitif menurutku, dan aku sudah mendengarnya berkali-kali apalagi dari umi dan abi.

"Tiya, kok ngelamun sih". Kata arni meyadarkanku dari lamunanku.

"Ehh enggak ar".
"Hem aku tau, biasanya seorang perempuan itu disudutkan dengan dua pilihan, menerima laki-laki lain yang datang mengunjungi atau tetap bertahan demi seseorang yang dia cintai, dan kamu tetap menunggu rohman, aku tau kamu masih mencintainya".
Aku pun hanya membalas ucapan arni dengan senyuman. Apa yang dikatakan arni benar aku tetap bertahan, ini tentang penantian yang entah berakhir bahagia atau pilu, jangan tanyakan kepadaku kesanggupan ku menjalani ini, menunggu dia menjemputku saja insyallah aku akan mampu. Yang aku khawatirkan adalah ketika semua waktuku habis selama ini, tapi kau tak kunjung datang, adakah yang mampu menahan rasa sakit perihal menunggu seperti aku? Aku sudah sering menjelaskan tentangmu kepada rabbku, aku inginkan dia memudahkan langkahmu menuju aku. Kalau saja sudah ketetapan namamu yang tertulis untuk menemani hidupku, aku bersyukur. Tetapi kalo saja tidak aku ikhlas, karena setidaknya aku pernah berjuang untuk mengharapkanmu datang menjemputku.

"Arni mau nikah". Kata umi sambil membawakan segelas teh hangat untuk arni.

"Iya umi". Jawab arni dengan malu-malu.

"Kapan?".

"Insyallah minggu depan umi".

"Ar, ini nasehat umi untuk kamu, eh bukan hanya untuk kamu, tapi untuk tiya juga,  jangan menikah hanya karna jatuh cinta, nanti hatimu bisa terluka saat ia tidak lagi mempesona. jangan menikah hanya karna bagus rupa, nanti hatimu kecewa jika ia tua tidak serupawan saat muda. Jangan menikah hanya karna hartanya, nanti hidupmu menderita jika ia jatuh bangkrut dan tidak punya apa-apa. Tapi menikahlah dengan seseorang yang menyejukan mata hatimu, niatkan hanya karna allah. Menikahlah dengan seseorang yang sanggup menerima kekuranganmu, dan bersyukur atas kelebihanmu. Bangunlah rumah tangga bersama dia yang siap berjuang bersama menggapai
Rindho-nya. Dan kau yakin bahwa surga semakin dekat saat kamu bersamanya. Oh iya umi mau kedepan dulu ya, kalian lanjutin aja ngobrolnya".

"Iya umi". Kataku dan arni bersamaan, umipun meninggalkan kita berdua.

"Kamu kapan nyusul". Kata arni kepadaku.

"Stop bercandaan, pertanyaan, serta sindir-sindiran soal kapan nikah, sudah tidak lucu lagi, sudah ya doakan saja yang terbaik".

"Ciee ngambek". Kata arni menggodaku.

"Enggak". Jawabku judes.

"Eh nanti kalo pergi kondangan sama siapa? Tukang ojeg online, masnya suruh ngelepas jaketnya biar dikira pasangannya, hahaha...".

"Arni". Kataku sedikit berteriak kepadanya.

"Hahahah yaudah aku pulang dulu ya".

"Cepet banget".

"Besok-besok main lagi, yaudah assalamualaikum".

"Waalaikumsalam".
Setelah arni pulang akupun balik menuju ke kamar, merebahkan tubuhku sebentar sebelum aku memulai tugasku dirumah sakit, jam menunjukan pukul 5 sore, akupun bergegas menuju kerumah sakit, sekitar 15 menit akhirnya aku sampe, ku parkirkan motorku dan kurapikan jilbabku setelah itu ku langkahkan kakiku menuju ke dalam rumah sakit.

"Tiya". Terdengar suara memanggilku dari belakang.

"Dokter lukman". Kutoleh asal suara tersebut, dan ternyata itu adalah dokter lukman, dia dokter muda berparas tampan, berhidung mancung, beralis tebal, bibir merah, dan mempunyai lesung pipi, bukan hanya itu dia juga hafidz bersuara merdu, banyak para doktet dan suster-suster wanita yang mengidolakannya, memang tidak aneh jika dia menjadi idola karna dia perfect.

"Umi, abimu dirumah?". Tanya dokter lukman kepadaku.

"Iya dok, ada apa?".

"Besok saya mau main kerumahmu".

"Hah? Main kerumah". Kataku sedikit kaget.

"Iya sampaikan saja kepada umi dan abimu".
Kata dokter lukman dan meninggalkanku, entah apa yang dokter lukman fikirkan, ada apa sebenarnya aku sungguh tak tau, aku pun meneruskan langkahku menuju ke dalam rumah sakit dan memulai aktifitasku sebagai seorang suster.
                              

Cinta seorang santriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang