ana uhibbuka fillah 3💕

5.8K 236 1
                                    

"Dan aku masih ingin seperti fatimah Az-zahra yang mampu menyembunyikan jutaan rasa dihatinya"

"Assalamualaikum"
kataku dan arni di depan pintu kelas

"Waalaikumsalam wr.wb" ucap ustadzah ani, aku dan arnipun masuk ke dalam kelas.

"Darimana saja kalian? Kalian sudah telat 15 menit, sekarang sebagai hukumannya kalian berdua bersihkan perpustakaan".
Ucap bu ustadzah ani kepadaku dan arni, kita pun menuju perpustakaan untuk menjalani hukuman.
Selesai menjalani hukuman aku dan arni menuju kekantin untuk membeli minuman dan cemilan, kita duduk dibangku kantin dan melepas lelah

"Kenapa sih ar, manyun gitu?". tanyaku kepada arni

"Habisnya aku capek, gacuma capek badan, tapi juga capek hati".

"Hemm... ini pasti gara gara doni, udah deh ar, putusin aja kan pacaran itu sama dengan zina"

"Tapi aku cinta sama dia"

"Apa yang membuat kamu cinta sama dia?"

"Dia ganteng, sholeh juga iya. Kan kamu tahu sendiri, iya kan???".
Jawab arni dengan senyum di pipinya, iya aku tahu dia sangat mencintai doni aku bisa melihatnya dari ke dua matanya dan senyum yang mengembang di pipinya.

"Ar,saat kau mencintainya karna ketampanan atau kecantikan, kedudukan atau kekayaan. Itu namanya bukan cinta, tapi nafsu yang menggoda. Tapi bila kau mencintainya bukan karna apa tapi karna allah, disitu arti cinta sesungguhnya. Dan ingat satu hal laki-laki sholeh gabakal diajak pacaran". Jawabku kepada arni

"Iya sih, tapi kan aku juga mencintainya karna allah, kan allah yang memberi sebuah rasa heheheh..."

"Duhh... nih anak pinter banget ngelesnya". Aku dan arni pun tertawa bersama dikantin.
"Emm.. ar kita balik ke asrama aja yuk". Ajakku kepada arni, akhirnya aku dan arni pun meninggalkan kantin dan menuju ke asrama.

Diperjalanan menuju ke asrama, aku melihat rohman duduk berbincang-bincang dengan seorang wanita dan aku juga melihat senyum yang mengembang di bibir rohman, senyum yang indah bagaikan bulan sabit di keheningan malam. Cemburu? Iya aku cemburu. Sungguh wanita dapat menyembunyikan rasa cintanya selama 100 tahun, tapi tidak dapat menyembunyikan rasa cemburunya walau sesaat. Aku tau tak sepantasnya aku mempunyai perasaan itu. "Ya allah maafkan aku". Ku hentikan langkah kakiku dan memperhatikan rohman dari kejauhan.

"Ar, itu siapa??" Tanyaku kepada arni

"wanita yang lagi sama rohman maksud kamu??"

"Iya"

"Itu kan kak shila, putrinya abah dia emang dari kecil nggak tinggal disini sama umi dan abah"

"Kok dia bisa deket sama si rohman??"

"Apa kamu cemburu??"

"Tidak, aku tidak cemburu, hahah.. kau ngomong apa si ar, lucu sekali kau ini, yasudah ayo kita ke asrama".
Akupun melanjutkan perjalananku menuju asrama bersama arni, sesampainya diasrama aku melihat teman sekamarku putri dan indah yang sedang duduk diatas ranjang sambil berbincang-bincang.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam". Jawab putri dan indah bersamaan, aku dan arnipun masuk dan duduk berhadapan dengan putri dan indah.

"Kalian berdua sedang ngobrolin apa? Kayanya seru sekali". Tanya arni kepada putri dan indah.

"Kau tahu kak shila?" Jawab icut dengan wajah serius bak menceritakan kisah horor.

"Kak shila putrinya abah?" Jawabku tak kalah serius dengan indah.

"Iya kak shila yang cantik dan sholehah itu" tambah putri.

"Apa kalian tahu gosipnya" kata indah.

"Kau ini ngomong apa?, mana mungkin putrinya abah terkena gosip dasar ngaco". Jawab arni dengan mencubit tangan indah dan terlihat raut muka indah kesakitan.

"Aww... sakit" teriak icut sambil mengelus elus tangannya.

"Memangnya ada apa ndah?" Tanyaku dengan raut wajah kepo.

"Jadi, kak shila yang cantik itu katanya mau dijodohkan dengan rohman, santri ganteng dan pintar itu" kata indah.

"Ya panteslah, kan kak shila cantik dan sholehah, si rohman ganteng dan sholeh. Jadi jodoh yang pas kan??" Kata putri, dan indah pun hanya manggut manggut setuju dengan perkataan putri.
Entahlah mendengar perkataan indah dan putri, hatiku sakit sekali dan air mataku tak bisa kubendung, aku pun pergi meninggalkan indah, putri dan arni, karna sungguh aku tak sanggup. Ku dengar arni memanggil namaku tapi aku tak menghiraukannya. Masih ku langkahkan kakiku keluar kamar dan menuju bangku taman. Ku nikmati senjaku dengan air mata dan sakit hatiku.

"Kau kenapa?" Tanya arni kepadaku sambil menepuk bahuku, lalu duduk disampingku.

"Aku baik baik saja" jawabku sambil mengusap air mata yang jatuh dipipiku. Arnipun memelukku dan berkata "Aku tahu kamu berbohong, ada apa? Ceritalah padaku, aku sahabatmu".
Tangisku pun semakin menjadi jadi di pelukan arni. Hingga jilbab kuning kunyitnya basah terkena air mataku.

"Biarkan aku rindu dan cemburu dalam ketidak tahuanmu, tak usah khawatirkan aku, sudah biasa hati ini mengharapkan sesuatu yang tak akan pernah menjadi nyata". Kataku dalam hati.

"Aku rindu umi dan abiku". Jawabku dengan tersenyum berharap arni mempercayainya.

"Ahh.. kau ini bikin aku khawatir saja, ku kira kau cemburu dengan ceritanya indah dan putri".

"Mana mungkin aku cemburu, memang benar yang dikatakan putri dan indah mereka berdua jodoh yang pas". Jawabku kepada arni dengan senyum kebohongan yang mengembang. Dan perasaan yang paling menyakitkan adalah ketika kamu pura pura tersenyum untuk membuat air matamu berhenti menetes.

"Yasudah, ayo kita siap siap ke masjid". ajak arni, aku pun berdiri dari posisi dudukku dan berjalan menuju asrama untuk membersihkan wajahku yang terasa lengket karena air mataku.

Cinta seorang santriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang