cinta seorang santri

15.1K 377 21
                                    

Rohman laki laki yang mempunyai ciri fisik hidung mancung, kulit sawo matang dan mempunyai senyum manis ini banyak dikagumi wanita, termasuk aku yang mengaguminya. Bagaimana aku tak mengaguminya, selain tampan ia mempunyai ahlak yang sangat baik, dia juga pintar mengaji dan dia juga termasuk santri yang berprestasi, dan ada satu hal yang membuatku sangat mengagumi rohman, setiap subuh rohman selalu berada dimasjid di syaf depan untuk sholat shubuh berjamaah, di saat santri lain malas ke masjid dan memilih tidur di asrama mereka masing masing tapi tidak dengan rohman, dia lebih memilih pergi kemasjid untuk beribadah.
Namaku dwi mariatul khiftiyah, seorang pendosa yang ingin menjadi shalihah, dan di pondok pesantren ini aku mempunyai sahabat yang cerewet bernama arni.
Waktu menunjukkan pukul 04.05 aku dan arni bergegas menuju ke masjid untuk sholat shubuh berjamaah. Sesampainya dimasjid akupun bergegas mengambil air wundhu dan sholat shubuh berjamaah selesai sholat aku dan arni keluar dari masjid.

"Eh ar, sendalku mana?" Tanyaku sambil melihat sekeliling.

"bukannya kamu taruh sini tadi" jawab arni sambil memakai sendal.

"Iya tapi kok sekarang nggak ada"

"yaudah kita cari aja dulu, kalau masih rejekimu pasti ketemu". Kata arni.

"Nih pakai aja sendalku" kata seorang laki laki sambil memberikan sandal berwarna hitam dan laki laki itu adalah rohman.

"Ehh.. nggak usah, ntar kalau dicari juga ketemu" jawabku.
"Udah nggak papa pakai aja dulu". Akhirnya akupun mengambil sendal yang diberikan rohman.

"Yaudah ntar aku kembaliin sendalnya secepatnya, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam wr.wb". Akhirnya aku dan arni pergi meninggalkan roman dan berjalan menuju asrama.

"Ciee.. pake sendalnya rohman" kata arni menggodaku.
"Ehh.. apaan sih kamu ar" jawabku dengan pipi memerah.
"Kamu suka ya sama rohman, udah ngaku aja deh"
"Ahh.. kamu ini ar, bukannya kamu yang lagi jatuh cinta sama si doni itu" kataku membalas godaan arni.

"Iyalah, abisnya doni ganteng gak kalah sama si rohman itu, apasih yang kamu suka dari rohman? Gantengan juga ayang bebebku si doni, hehehe..."

"Hemm.. ar, jangan sampai iman dan ahlakmu roboh hanya karna seorang ikhwan yang belum tentu jodohmu, jangan asal jatuh cinta bahaya loh, apalagi kamu cintanya udah setengah mati, tapi dia bisanya hanya memacari, bahkan gak berani untuk menikahi, eehh.. nggak taunya dia nikah sama yg lain. Terus jika dalam cinta fisik jadi sebuah penilaian, lantas untuk apa hati diciptakan?" Jawabku kepada arni.

"Iya iya bu ustadzah cantik, terus kenapa kamu nggak pacaran?, padahal disini banyak banget yang ngejar ngejar kamu".

"Ar, karna aku kaum hawa, di ciptakan untuk menjadi sebaik baiknya perhiasan dunia bukan seburuk-buruknya fitnah dunia. Paham kan cantik? Jadi Mending putusin aja tuh si doni".

"Eehh.. doni itu jodoh aku tauk, masak aku putusin". Jawab arni sambil manyun.

"Hahaha.. gak usah pake manyun gitu kalik, jodoh itu rahasia allah dan jodoh itu sudah menjadi ketentuan dari allah, sekeras apapun kita coba menghindar jika sudah jodoh pasti akan ketemu, dan sekeras apapun kita berjuang tapi bukan jodoh kita pasti tak akan bertemu".

"Iya dehh, ayo ah cepetan jalannya biar cepat sampai asrama" kata rani sambil menggandeng tanganku.

                         ****
Jam menunjukkan pukul 6.35 para santri dan santriwati masuk ke kelas mereka masing-masing untuk menerima pelajaran, hari ini adalah pelajaran bahasa indonesia, dan bu ustadzah ana adalah guru yang mengajar bahasa indonesia.

"Assalamualaikum wr.wb"

"Waalaikumsalam bu"

"Bagaimana kabar hari ini?"

"Khoir, alhmdulillah allah huakbar sukses"

"Alhamdulilah, kemarin ada tugas membuat puisi, ayo siapa yang berani maju kedepan untuk membacakan puisi hasil karyanya?".
Semua santri watipun terdiam, mereka tak ada yang berani maju kedepan untuk membacakan puisi hasil karyanya.

"Kalau nggak ada yang tunjuk tangan, ibu yang pilih ya, tiya ayo maju dan bacakan puisi hasil karyamu nak". Alangkah terkejutnya aku saat bu ana memanggil namaku untuk membacakan puisi di depan teman teman santriwati ku, akupun berdiri dari tempat dudukku menuju kedepan untuk  membacakan puisi hasil karyaku.

"Assalamualaikum wr.wb disini saya akan membacakan puisi hasil karya saya yang berjudul 'untukmu'".
                   
                   Untukmu
Kamu, apakah kamu tahu bahwa aku mencintaimu.
Aku mencintaimu karna ahlakmu, aku mencintaimu karna kepribadiamu,
Aku mencintaimu karna agamamu,
Tahukah kamu, setiap malam aku menyebut namamu dalam doaku.
Dan aku yang selalu memimpikanmu dalam mimpi indahku.
Aku, aku orang yang tak berani mendekatimu,
Tak berni menatapmu dan rak berani menyapamu,
Tapi aku berani menyebut namamu dalam doaku.
Biarkan aku mencintaimu dalam diamku,
Hingga allah mempertemukan dirimu dan diriku dalam ikatan halal.

"Puisimu bagus sekali nak, silahkan duduk kembali ke bangkumu".

"Iya bu makasih". Akupun berjalan menuju tempat dudukku.

"Ciee.. puisi untuk rohman" kata arni menggodaku.

"Sotoy nih anak, orang jelas jelas dipuisi nggak ada yang namanya rohman" Jawabku kepada arni

Cinta seorang santriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang