anna uhibbuka fillah 13💕

4.7K 171 0
                                    

Setelah rohman pergi, rani datang menghampiri ku dan arni.

"Gimana ran? Udah kamu kasih". Bisikku

"Belom gak ketemu orangnya".

"Yaudah kalo kamu ketemu ntar kasih ke dia".
Ranipun hanya manggut-manggut menanggapi ucapanku.

"Kita balik ke kelas yuk" , ajak arni.

"Ehh.. kalian ke kelas aja dulu aku mau ke kamar mandi".

"Yaudah kita ke kelas dulu ya". Rani dan arnipun menuju ke kelas sedangkan aku menuju ke kamar mandi, setelah selesai ke kamar mandi akupun menuju ke kelas, di jalan menuju kelas aku bertemu dengan rohman di depan ruang guru, kulihat dia sedang kerepotan membawa banyak buku, akupun mendekatinya dan menawarkan bantuan.

"Boleh aku bantu".

"Silahkan, jika tidak merepotkan".

"Ohh.. tidak repot sama sekali". Jawabku sambil ketawa-ketiwi, setelah itu aku mengambil separuh buku yang sedang rohman bawa agar seimbang kita bawanya.

"Ini mau ditaruh dimana". Tanyaku kepadanya.

"Di perpustakaan", jawab rohman, jarak ruang guru dan perpustakaan cukup panjang kita harus melewati kelas-kelas, lapangan, dan taman.

"Ohh...". Jawabku kepadanya setelah itu rasanya sunyi diantara kita tak ada salah satu dari kita yg berbicara.

"Ya allah aku mencintainya lewat hatiku, bukan lewat mataku, aku menyayanginya dengan pikiran, aku mencintainya dengan jiwa bukan dengan raga, jadikan dia teman hidupku selamanya, persatukan hati kita ya rabb".

"Tiya, kok ngelamun". Kata rohman kepadaku menyadarkanku dari lamunanku.

"Ehh, tidak".

"Kau kecapean, biar sini saja aku yang bawa".

"Tidak rohman, aku tidak apa-apa".

"Sudah sampai". Kata rohman tak berasa secepat itu waktu melaju saat aku bersamanya.

"Ehh iya". Kitapun melangkahkan kaki ke dalam perpustakaan.

"Taruh situ aja". Kata rahman sambil menunjuk meja yang berada dipojokan.

"Iya". Kataku lalu menaruh buku itu disana.

"Kamu balik saja ke kelas, terimakasih sudah membantu".

"Iya sama sama, assalamualaikum".

"Waalaikumsalam".

Setelah itu akupun keluar dari perpustakaan dan menuju ke kelas.

                            ******

Adzan magrib berkumadang, akupun bersiap-siap untuk pergi kemasjid, rani sudah berangkat duluan bersama bella dan putri, hanya ada aku dan arni yang masih bersiap-siap untuk pergi kemasjid, setelah selesai bersiap-siap akupun melangkahkan kakiku ke masjid, waktu sampai di depan masjid rohman memanggilku.

"Tiya".

"Iya ada apa?".

"Ini untukmu tanda terimakasihku". Sambil memberikanku sebuah kotak kecil.

"Tanda terimakasih, untuk apa??".

"Karna tadi kamu udah bantuin aku".

"Ahh.. aku melakukannya dengan ikhlas".

"Aku juga memberikannya dengan ikhlas, ini ambilah", kata rohman sambil menyodorkan kotak itu kepadaku, akupun mengambilnya dan mengucap "terimakasih".

Setelah dari masjid kita balik ke asrama, jam menunjukkan pukul 21.00 setelah belajar dan ngobrol-ngobrol sebentar arni dan rani memutuskan untuk tidur, dan sekarang mungkin mereka sudah berada di alam mimpi. Malam ini entahlah aku tidak bisa tidur aku masih berada di meja belajarku, dan aku ingat kotak yg diberikan rohman tersebut, akupun mengambil kotak tesebut di mukenaku, dan setelah itu kubuka kotak tersebut, isinya adalah bros berwarna biru yang sangat cantik sekali, dan betapa bahagianya aku kala itu, mendapat sebuah barang dari orang yang aku suka dalam diam.

                          *****

Pagi menjelang, kitapun bersiap-siap untuk kesekolah. Tak lupa kurapikan jilbabku dan memakai bros cantik pemberian rohman.

"Itu bros beli dimana bagus banget". Kata rani sambil melihat brosku.

"Itu...". Belum selesai arni ngomong aku sudah ngasih kode kepada arni agar tidak bicara lagi, karena sejatinya rasa suka atau cinta tak perlu diumbar-umbar, dan aku tak ingin banyak orang yang tahu bahwa aku menyukai rohman. Cukup arni, aku dan allah saja yang tahu.

Setelah kita bersiap-siap kita berangkat sekolah, rani sudah berangkat terlebih dahulu katanya ada sesuatu hal yang harus ia kerjakan, jadi hari ini hanya aku dan arni yang berangkat bersama. Dijalan arah ke kelas aku bertemu dengan rohman

"Assalamualaikum". Kata rohman kepada kita.

"Waalaikumsalam".

"Kau terlihat cantik memakai itu". Kata rohman sambil tersenyum, aku baru mendengar rohman bicara seperti itu setelah 3 tahun kita kenal.
Terimakasih". Jawabku disertai pipi memerah, setelah itu rohman pergi, dan kembali ku langkahkan kakiku menuju ke kelas. Bell istirahat berbunyi aku dan arni sedang menuju ke kantin, rani? Entahlah dia sedang kemana, di jalan menuju kantin aku melihat kak shila memakai jilbab putih dengan hiasan bross yang sama denganku, secepat mungkin aku melepas bros yang aku pakai dan memasukkannya ke dalam sakuku, entahlah ada perasaan kecewa dan sedih pastinya, ku kira hadiah istimewa itu hanya untukku tapi ternyata juga untuk orang lain.

"Cinta! Ya cinta. Aku bisa tersenyum olehnya, namun tidak selamanya aku dibuat tersenyum karenanya, bahkan sekarang aku menangis." Kataku dalam hati.

Arnipun memelukku untuk menenangkanku, dan setelah itu aku juga melihat rohman sedang menghampiri kak shila.

"Aku tahu kamu wanita yang hebat, hingga mampu mencintai tanpa dicintai. Namun tak letihkah? Melihat dia yang selalu menatap orang lain?".
Kata arni kepadaku. Akupun hanya diam saja menanggapi perkataan arni,

"Kau hebat dalam urusan mematahkan hati, sedangkan aku hebat dalam memendam luka hati." Kataku dalam hati setelah itu aku mengajak rani untuk kembali ke kelas.

                          *****

Adzan magrib berkumandang, setelah sholat, mengaji dan belajar seperti biasa kita ngobrol-ngobrol diasrama, rani tidur lebih awal kali ini, sedangkan aku dan arni masih mengobrol.

"Ini saatnya kau jujur dengan hatimu". Kata arni kepadaku.

"Maksudmu?".

"Tak lelahkah kau mencintainya dalam diam, tak lelahkah dengan rasa cemburu yang sering menyelimuti hatimu".

"Terus aku harus bagaimana ar?".

"Emm.. buatkan puisi untuknya, tentang ke kagumanmu kepadanya, lalu berikan puisi itu untuknya".

"Hah?". Kataku kaget

"Iya, seperti sang pengagum rahasia". Kata arni kepadaku setelah itu dia memutuskan untuk tidur, tinggal aku sendiri yang belum tidur, aku masih memikirkan perkataan arni, dan akhirnya akupun setuju dengan arni semalaman aku membuat puisi untuknya.

Aku tertegun dalam keindahan ahlakmu,
Aku tertegun dalam manisnya senyummu,
Aku tertegun dalam tenangnya pandanganmu,
Semua begitu sempurna, sungguh sempurna,
Sesempurna semua firman-nya.
Aku seseorang yang mengagumi dalam diam.
Utuh tak tersentuh, seperti mentari yang menyapa bunga-bunga bermekaran.
Tak pernah menyentuh namun cintanya terasa bagi kuntum-kuntum bunga yang bermekaran.
Karena aku mengagumimu, maka izinkan aku tak mengusik ketenangan hatimu.
Tak mengapa aku tak bertegur sapa denganmu, cukuplah bagiku menyapamu dalam diamku.

Cinta seorang santriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang