Chapter 19 - Rain

1K 143 10
                                    

Apakah hujan adalah awal pertemuan atau sebuah salam perpisahan?

-Yoonji-

***

Beberapa minggu yang lalu.

Sekujur tubuh Yoongi sudah tidak enak kala seluruh karyawan tiba-tiba memandangnya dengan tatapan menuduh, seolah ia adalah tersangka dari sebuah kasus pembunuhan atau apa.

Semua orang seolah mengelilinginya saat ia tengah anteng dengan pekerjaan. Hal tidak diperhitungkan sepertinya tengah mencoba meminta waktu. Yoongi hanya dapat menghembuskan napas asal karena sebuah pertemuan tak terduga.

"Min Yoongi." Bariton suara ala pria paruh baya membekukan tangan yang sedang bergerak di atas meja. Tak kalah akan tatapannya yang mendadak bungkam pada satu wajah yang paling dominan sedang memerhatikannya.

Senyum simpul Yoongi pilih sebagai pengganti kata 'Kita bertemu lagi', kemudian suara seraknya tak mau kalah ikut menyerukan nama si pengajak bicara.

"Tuan Jeon..."

***

Saat itu, sabtu sore menjelang gelap, Yoongi yakin betul jamnya telah menunjuk pukul enam lebih dua belas menit karena ia yang terus memerhitungkan waktu. Bosan.

Kim sajangnim tidak berbicara apapun tentang hubungan mitranya dengan perusahaan Tuan Jeon, sehingga bodohnya Yoongi seperti tidak sadar bahwa ia telah lama dipelihara untuk tiba-tiba kembali terjebak dengan keluarga Jeon.

Astaga, lenguh Yoongi berusaha membetulkan letak kursi.

Sorot mata Yoongi kembali beralih pada Tuan Jeon yang sedang berbicara pada antek-anteknya di depan pintu. Entah membicarakan tentang rencana pemusnahan atau sekedar rencana penyewaan seluruh kafe berhubung Yoongi tidak menemukan pengunjung lain selain dirinya yang duduk di salah satu kursi seperti keledai bodoh.

Menit berikutnya Tuan Jeon berubah menjadi serigala yang memakai baju nenek si kerudung merah dan berjalan menghampirinya.

"Maaf mengganggumu, Min Yoongi." interupsi Tuan Jeon mengambil posisi. "Sudah lama aku berusaha mencarimu kalau kau ingin tahu."

Tak minat, Yoongi hanya menghindari tatapan lembut pria paruh baya itu.

Yang tertua tidak bodoh, di sisi lain waktunya tidak murah. Hingga tanpa menurunkan kadar kelembutannya, Tuan Jeon masih berujar dengan ramah, "Aku membutuhkan bantuanmu."

Jika ada tombol skip seperti yang ada di aplikasi pembuat beatnya, ia akan menekan itu sekarang juga.

Walaupun tuan Jeon adalah serigala yang menyamar, tidak berarti perannya tersebut menjadikan Yoongi sebagai si kerudung merah yang bodoh karena tidak dapat membedakan suara neneknya sendiri dengan suara milik serigala. Ia jelas tahu siapa yang sedang berbicara.

Maka, pria pucat itu berusaha untuk tidak terkejut ketika suara Tuan Jeon meneruskan senyum tipisnya, "Singkat saja, biarkan adikmu menemui anakku."

Tidak terkejut memang, tetapi hal itu kembali meyakinkannya. Itulah mengapa ia tidak pernah menyukai keluarga Jeon dari segi manapun.

***

"Katakan padaku, mengapa kau lakukan ini pada adikmu, huh?" Jimin hampir meraih kerah Yoongi jika rasa iba terhadap kediaman pria pucat itu tidak muncul.

Erstwhile - HujanWhere stories live. Discover now