Chapter 05 - Rain

2K 278 33
                                    

Sekali lagi, hujan itu penipu. Akan tetapi, jika aku mengakui bahwa hujan memiliki keindahan, aku pikir aku sudah terjatuh terlalu dalam.

-Jungkook-

***

Aku tidak bisa melakukannya.

Rahangnya tegas. Pandangannya lurus. Tangannya digambarkan terkepal pada kemudi yang sedang dirematnya kuat.

Seolah suasana terkukung oleh aura yang kaku, ia menorehkan abu-abu pada setiap sudut ruangnya. Memberi kesan berkabut dari setiap goresan yang ia gambar.

Jangan berkata seperti itu.

Wajah si gadis terbentuk oleh kurva melengkung dengan mata yang sendu. Sedikit bayangan pada latar jelas menambah suasana semakin terlihat menggetarkan.

Dan dan aku harus meninggalkanmu.

Tangannya terangkat untuk menambah segerombol huruf yang menggambarkan beberapa efek. Dengan detail menghantarkan pada semua bahwa sang pria sedang menahan gemelutuk amarahnya.

Kau mengatakan untukku menyerah?

Raut resah digambar acak-acakan tanpa merusak maksudnya. Setiap garis pada wajahnya terlihat bahwa gadis itu menahan sesuatu.

Bukan begitu.

Pikirannya tak meluputkan suasana di luar mobil. Hujan yang sudah berhasil ikut mengeruhkan suasana digambarnya dengan garis sejajar yang rapi dan penuh emosi. Bulatan ban dan beberapa decitan dari huruf yang terbentuk ikut ditambahkan dalam formasi.

Lupakan saja, mungkin ini terlalu mudah untukmu.

Mata sang pria terpejam. Menyalurkan beberapa perasaan yang membludak hanya karena satu pembahasan. Tatapannya ikut bergetar selaras dengan ujung benda yang menorehkan karya.

Kau mengharapkan kita untuk berhenti, bukan?

Semburat garis halus ikut menegaskan pandangan mata pria di hadapannya yang jelas melempar tatapan penuh tekad. Pria itu digambarkan telah membuat suatu pilihan yang sebelumnya nampak berpikir keras.

Kalau begitu—

Suasana hujan makin keruh dengan gradasi gelap yang makin pekat. Di sisi lain dengan satu garis besar, ia menambah warna kuning secara kasar dari ujung hingga tercetak pada bayangan mata kedua tokohnya.

Tatapannya terkesiap.

Tangannya bermain, hatinya ikut tercampur aduk. Jelas penekanan pada setiap tulisannya. Ia tak mengerti, matanya bergetar, tulisan besar terlihat memperingatkan.

Awas!

"Jungkook!"

"Ya?!"

Ctak!

Perangkat pada tangan Jungkook lolos begitu saja begitu pria itu membawa tubuhnya menghadap pintu.

Genggaman pada kenop pintu pun sontak terlepas, mengetahui napas terengah dari pria yang lebih muda. Bayangan matahari yang mulai tenggelam ikut membentuk bayangan tipis yang sama sekali tidak menyamarkan raut khawatir dari yang tertua.

Keduanya diam dalam pandangan masing-masing. Adapula Jin yang menelisik tentang ekspresi wajah Jungkook yang sedang berubah, lain dari biasanya. Memerhatikan dada pria itu yang naik dan turun secara statis dalam tempo cepat.

"Jungkook..." lirih Jin.

Jungkook yang tadinya menolehkan kepala harus menggeleng, menandakan dirinya kembali sadar lalu buru-buru menghadap pada layar, berusaha menyimpan file yang tengah ia kerjakan pada satu folder yang telah ia selesaikan sebelumnya.

Erstwhile - HujanWhere stories live. Discover now