Chapter 18 - Rain

937 134 10
                                    

Layaknya hujan sungguhan, aku harap pertemuan kita bisa sekebetulan itu.

-Jungkook-

***

"Apa menurutmu, Tuan Jeon sedang merencanakan sesuatu?"

Taehyung membiarkan tubuhnya menegang sejenak, sebelum wajahnya beringsut mundur.

Helaan Taehyung sempat membuat Seokjin tidak terima.

"Sudahlah hyung, tidak ada gunanya melawan takdir."

Taehyung tersenyum getir, "Masa lalu, sekarang, atau apa yang akan terjadi berikutnya adalah untaian dari benang panjang. Hanya terputus jika hidup tokohnya berakhir."

***

Jungkook mengindahkan bagaimana tubuhnya dapat berbaring dengan bebas di kasur kesayangannya, menyangga bibir membentuk kurva puas dan memejamkan mata.

Rindu.

Tidak dapat terjelaskan hingga Jungkook bahkan tak sadar jari-jarinya terus bergerak kecil mengelus pinggiran kasur. Bibirnya terbelah kemudian menghela lega, "Ah, aku harap aku bisa bertahan hidup dengan hanya kebahagiaan sesederhana ini."

Setengah jam ia terlarut dalam gelap. Puas menenggelamkan diri dalam rasa nyaman, manik Jungkook kembali muncul menghadirkan visual yang menyegarkan walaupun tak berubah semenjak ia datang, masih berupa atap kamarnya.

Kepala Jungkook bergerak pelan, pikirannya seperti mengingat sesuatu berupa piring penuh dengan beragam jenis makanan buah dan kue di atas meja nakasnya. Banyak sekali, hingga tidak ingin ia makan jika bukan karena pemberian dari ayahnya.

Pria paruh baya itu tak cukup cerdas untuk membuatnya tersentuh.

Jungkook bangkit menghampiri meja bukan untuk menggubris makanan itu. Bahkan tanpa minat piring itu disingkirkan hingga sebisa mungkin tidak ia lihat walau hanya dari ujung mata. Tangannya beranjak pada tumpukan buku sketsa yang sudah lama tak diajaknya bekerja, tergusur karena tergantikan layar.

Melihat sisi buku yang sudah berubah kecoklatan membuatnya berpikir seberapa lama ia meninggalkan masa lalunya. Apakah dirinya sudah menemukan akhir cerita atau justru terhenti hanya karena hanya berputar saja?

Ditariknya sebuah kursi untuk membantunya menyamankan diri. Seraya tangan yang menyangga buku di atas meja, Jungkook terus membuka satu per satu halamannya.

Jungkook adalah orang yang keras kepala, tidak mau melakukan sesuatu hanya karena dipaksa. Orang yang mengomel di hadapannya hanya akan membuat seperti mengoceh pada patung.

Tetapi, ia bisa melakukan sesuatu dengan sangat  sempurna hanya karena ia menginginkannya. Hal itu yang membuat bibir tipisnya tersenyum mengetahui perjalanan kemampuan menggambarnya dalam satu buku.

Ia merasa bisa memiliki apapun hanya dengan menggambarnya pada kertas.

Mata lebarnya sempat berhenti mengamati. Menjalar dengan pikirannya hingga membuat tatapannya kosong mengambang pada udara di atas buku.

Tangannya mendadak bergerak meraih pensil yang tidak cukup jauh dari jangkauannya. Saat berikutnya Jungkook kembali menikmati waktu bersama kecintaannya.

***

P

agi ini Yoonji tidak bangun terlalu pagi. Ini bagus, berarti Yoongi tidak pergi hari ini. Relasinya cukup aneh, tetapi langkah Yoongi yang menjauh dari rumah seolah alarm dan langsung membuatnya terjaga.

Erstwhile - HujanWhere stories live. Discover now