4. Efek Ngeyel

Mulai dari awal
                                    

Kana memasuki kelas dengan santai dan tanpa ekspresi. Pandangannya tertuju pada Arif dan Billy yang sedang bermain kertas gunting batu di barisan paling belakang. Kana yang memang duduk di depan mereka berdua pun langsung menghampiri tempat duduknya dan meletakkan tasnya di kursi.

"Tumben baru dateng."

"Debat dulu sama bunda." Jawab Kana jujur.

"Lagi?" Tanya Arif.

"Demam doang."

Arif dan Billy hanya membulatkan mulutnya, dan memalingkan pandangan mereka tertuju pada seseorang yang baru masuk ke dalam kelas.

"Udah mau bel baru dateng njirr." Ujar Billy ketika Angga baru mendudukan dirinya di kursi.

"Gue tadi nyamper Kana niatnya mau nebeng eh Kana nya udah berangkat. Untung tadi ada mang Didi baru dateng jadi gue dianterin." Jelas Angga diakhiri dengan cengiran khas miliknya.

"Najis ngga najis." Sahut Billy.

"Bokap gue kan pergi sama om Adhi juga, kang Santo nganterin Anggi lah. Ga mungkin gue nyuruh nyokap gue nyupirin gue kan."

"Kasian anak yang terbuang." Ucap Arif.

"Sembarangan lu!" Kata Angga tidak terima, "Oh ya kata bunda lu sakit semalem, ngapain sekolah?" Tanya Angga pada Kana.

"Gapapa elah cuma meriang doang semalem."

"Kalo butuh apa-apa ngomong lu." Tutur Angga. Kana hanya berdehem sebagai sebagai jawabannya.

Tidak lama setelah itu bel masuk berbunyi. Semua murid duduk di tempatnya masing-masing. Begitu juga Kana yang mengeluarkan beberapa buku dan alat tulis dari dalam tasnya dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang pelajar.

🌙🌙🌙

Bel istirahat berbunyi, satu persatu anak pergi meninggalkan kelas untuk menghabiskan waktu istirahat. Tujuan utama anak saat istirahat adalah kantin sekolah, walaupun tidak sedikit juga beberapa anak yang memilih untuk bermain-main di lapangan, dan ada juga beberapa anak yang hanya duduk di kursi pinggir lapangan untuk sekedar mengobrol dengan temannya atau iseng menontoni anak-anak yang sedang bermain basket di lapangan.


"Kantin yo gaesss." Seru Billy.

"Gue sini aja la, mager. Kalian kalo mau ke kantin ke kantin aja sana." Jawab Kana. Jujur dari beberapa menit sebelum bel istirahat berbunyi, ia merasakan badannya yang sedikit lemas. Kana tidak menyangka efek dari demam semalam masih ia rasakan sampai sekarang, membuat dirinya malas untuk berjalan walau hanya sekedar untuk ke kantin.

"Lu okey?" Angga memegang pundak Kana.

"Iya. Udah sana pada ke kantin. Gue nitip air ya."

"Ka lu ga mau makan apah?" Arif berusaha membujuk Kana.

"Gue ga laper serius. Udah sanaaa." Kana mendorong Angga supaya anak itu segera pergi. Kana tidak suka semuanya terlalu mengkhawatirkan dirinya.

"Oke oke kita ke kantin. Tapi beneran lu gapapa di sini sendiri?" Angga masih khawatir dengan keadaan sahabat yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri itu.

"Astagfirullah. Iya gue gapapa." Jawab Kana tegas.

Akhirnya Angga,Billy, dan Arif benar-benar pergi ke kantin dan meninggalkan Kana di kelas. Tapi Kana tidak sendiri di dalam kelas. Masih ada dua perempuan di depan Kana yang sedang asik menonton video lewat ponselnya. Mereka adalah Ale dan Angel.

I Can't [Complete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang