Our Page | NCT 00Line ✔

Page 01 - A. Pindah Kelas

Kenapa mereka nggak minta bantuan guru lain untuk gantiin mereka mengajar?

Setelah guru Kim mengajar sastra korea, harusnya ada pelajaran matematika dari guru Song. Tapi guru muda itu nggak masuk karena sedang demam, dan meninggalkan kelas tanpa memberi tugas.

"Lagi ngapain?" tanya Jeno yang duduk di bangku depan. Hina hanya melirik sekilas lalu kembali menulis di bukunya sambil berpikir sedikit lama.

"Ngerjain PR dari guru Kim." Jawab Hina dengan singkat.

Tadinya, Hina nggak berniat untuk menjawab pertanyaan itu. Tapi, karena Jeno tidak menyinggung tentang pindah kelas, Hina pikir nggak masalah kalau sekedar menjawab pertanyaan 'lagi ngapain'.

"Loh?! Jeno yang nanya, kenapa langsung dijawab?!" teriak Jaemin tidak terima. Haechan ikut-ikutan bicara sambil memasang wajah kesal,

"Iya! Pilih kasih nih ceritanya?!"

"Tau aja mana yang ganteng..." sindir Renjun sambil bergumam.

"Loh? Emang kenapa?" tanya Hina dengan bingung.

"Gapapa!" ucap mereka bertiga berbarengan, lalu dengan kompak memalingkan wajah dari Hina. Jeno yang duduk di depan Hina juga ikut memasang wajah bingung saat melihat tingkah aneh ketiga temannya.

"Kalian bertiga pada ngambek nih ceritanya? Jangan pada ngambek, elah! Harusnya lo semua baik-baikin Hina! Guru Kim baru aja selesai ngajar, tapi dia udah ngerjain pr-nya. Kalau dibaik-baikin 'kan lumayan, kita bisa nyontek..!" kata Jeno dengan penuh semangat.

Mendengar ceramahan Jeno, ketiga anak itu seperti mendapat pencerahan. Mereka kompak nengok lagi ke arah Hina sambil memasang senyum sok manis.

Jaemin : "Eh, iya juga! Hina manis bener, ya hari ini, Jen..."

Haechan : "Iya nih. Rambutnya juga lucu diiket dua gitu. Kayak anime deh..."

Renjun : "Kebanyakan speak kalian! Langsung to the point dong! Boleh nyontek pr-nya nggak, cantik...?"

Heh?!

Hina langsung bergidik ngeri mendengar semua pujian yang dilontarkan untuknya. Bukannya senang, Hina malah takut dipuji seperti itu. Hina langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu, tapi dicegat oleh Jaemin.

"Aku mau keluar. Kalian kerjain aja pr-nya sendiri." ucap Hina dengan tegas namun sedikit gugup.

"Loh? Kenapa mau keluar sekarang? 'kan belum istirahat?"

Deg!

Hina langsung keringat dingin. Seumur hidup, Hina memang nggak pernah bolos pelajaran. Apalagi waktu di kelas unggulan.

"Sebentar lagi istirahat kok. Permisi, aku buru-buru..." Hina langsung berjalan melewati Jaemin dan pergi ke perpustakaan. 

Tidak ada tempat yang paling nyaman untuk menyendiri, kecuali perpustakaan. Sekali lagi, Hina baru dua jam jadi bagian dari kelas ini. Dan mereka berempat sudah sok akrab padanya.

Nyebelin.

"Yah... Hina-nya jadi pergi. Elo sih, Jaem...!"ucap Jeno tiba-tiba nyalahin.

"Anjir! Kenapa gue yang disalahin?!"

"Udah, udah! Hina-nya juga udah cabut. Kita cabut juga, yuk...!" ajak Haechan antusias sambil menyeret badan Renjun.

"Ya udah, ayo...!" ucap Jeno dan Jaemin berbarengan.

"Seret sampai kantin ya, Chan..." request Renjun pada Haechan karena dia lagi malas jalan.

"Dih, situ malah keenakan! Jalan sendiri sana!"

Hina curi-curi pandang dari sela lemari buku untuk melihat situasi di meja depan perpustakaan. Ibu penjaga perpus kayaknya lagi sibuk mendata buku paket yang baru dikirim tadi pagi.

Hina sengaja memantau ke sana, karena Hina mau tiduran di atas sofa. Di perpus memang ada sofa untuk baca buku, dan nggak boleh dipakai tiduran.

Tapi Hina beneran ngantuk. Kemarin malam dia begadang untuk belajar.

Setelah dirasa aman, Hina langsung rebahan di atas sofa sambil menutup bagian kaki dengan jaketnya. Hina cuma ingin tidur sebentar. Sekitar 30 menit sebelum istirahat.

Benar-benar hanya 30 menit.

Kalau suka sama ceritanya, jangan lupa kasih bintang~ ^o^