5 | ALBERIC

Mulai dari awal
                                    

"Kak Eric!" panggil Lena.

"Iya?"

"Lena masih lapar kak, Lena mau pesen es krim lagi boleh gak?" izin Lena. "Tapi Kak Eric yang bayar, Lena gak punya uang." jujur Lena.

Eric menatap Lena tak percaya. Ia pikir semua cewek itu sama, gengsi, harus menjaga berat badan. Tetapi Lena, dia meminta tambah kepada Eric tanpa malu sedikit pun.

"Yaudah tinggal pesan aja," Eric menatap Lena tersenyum.

Lena melambaikan tangannya. Tak lama pelayan pun datang. "Es krimnya dua lagi," ucapnya dengan mengangkat kedua jari tangannya.

Lena memang selalu begitu, jika ia diajak makan ia tak peduli siapa yang bayar. Oleh karena itu Barca harus mengumpulkan uang dulu sebelum mengajak Lena makan.

Eric menatap Lena tak percaya, dengan cepat Eric mengembalikan ekspresinya seperti semula. Keduanya terdiam menikmati lagu yang diputar di cafe kelopak ini. Sesekali Lena menyanyikan lirik lagunya.

Jangan kau pilih dia
Pilihlah aku yang mampu mencintamu
Lebih dari dia
Bukan
Kuingin merebutmu dari sahabatku
Namun kau tahu cinta tak bisa
Tak bisa kau salahkan

Lena menyanyikannya dengan lembut membuat Eric semakin nyaman dengannya. "Suara lo bagus," puji Eric yang tengah menatap mata Lena. Ia terlihat biasa saja.

"Lena kan suka belajar nyanyi sama abang Lena," ucapnya. Tak lama dua mangkuk es krim pun datang, Lena menyambutnya dengan sumringah. Eric pun tersenyum, diam-diam ia memotretnya tanpa diketahui yang pastinya.

"Lo cantik," puji Eric untuk yang kedua kalinya.

"Kak Eric juga ganteng kaya Bang Barca," balas Lena tanpa mengalihkan matanya dari es krim yang tengah dinikmati olehnya.

"Lo cantik serius," ucap Eric sungguh-sungguh.

"Kak, Lena itu cantik dari lahir, baru tahu ya Lena cantik. Masa Lena segini cantiknya Kak Eric baru sadar." Pede Lena.

Eric tersenyum, hari ini ia banyak tersenyum jika sedang bersama Lena. Entah kenapa bawaannya ia pengen tersenyum.

"Len, I always cheerfull with you, I don't know that why." Lena mengernyit heran mendengar ucapan bahasa asing dari mulut Eric.

"Kak Eric ngomong apa Lena gak ngerti," aku Lena.

Eric menarik nafas panjang. "Lo gak tahu arti dari yang tadi gue ucapin?" tanya Eric tak percaya.

Lena geleng-geleng kepala dengan wajah polosnya. "Lena gak ngerti yang kayak gituan, Lena ngertinya matematika, fisika ya itu pelajaran yang isinya rumus. Tapi kalau bahasa asing Lena gak ngerti,"

Eric menepuk jidatnya frustasi. "Kenapa Kak ada nyamuk di jidat kakak?"

Sungguh Eric harus banyak bersabar hari ini, ia sangat lelah berbicara dengan Lena. Eits tapi bukan berarti dia lelah buat merjuangin Lena.

"Terus bahasa inggris yang lo tau apa aja?" tanya Eric.

"Angka-angka tapi cuma sampai seratus, nama-nama abjad, " ucap Lena.

"Terus?"

"Eat, Made, I, Love, You."

"I love you too," jawab Eric membuat Lena mendongkak. Wajahnya kini memerah.

×××××

"Kak Eric makasih udah traktir Lena, lain kali traktir'an lagi ya. Lena doa'in rezeki Kak Eric makin banyak, amiin," Lena mengusap wajahnya dengan kedua tangan. "Hati-hati kak Eric, kalau jatuh bangun sendiri. Dah!" Lena memasuki gerbang rumahnya.

'Lo lucu, gue suka'

Eric memacu motornya meninggalkan pekarangan rumah Lena.

Lena memasuki rumahnya. "LENA PULANG, ABANG ADA DIRUMAH GAK!" Teriaknya.

"Jangan teriak-teriak kali dek, dipikir abang conge," Barca datang dari lantai dua menghampiri Lena. "Tadi dianterin pacar ya?" tanyanya.

"Ih abang kepo, Lena gak punya pacar ya. Lena itu jomblo bijak gak gampang patah hati, emang kayak abang diputusin satu cewek galaunya seminggu." Cerocos Lena.

"Nih anak ngomongnya gak bisa di jaga ya? Yaudah abang gak mau traktiran lagi," ancaman Barca sontak membuat Lena menatapnya.

"Abang jangan gitu dong. Lena tadi khilaf, bang ayolah Lena tadi cuma bercanda, abangkan baik, keren kaya Boyband korea yang terbuang ke keluarga Arganta."

"Itu pujian apa ledekan,?" Barca menatap adiknya heran.

Lena nyengir kuda. "Ledekan lah males amat puji orang kayak Bang Barca," ucapnya membuat Barca menatapnya kesal.

"Abang, Lena mau ngungkapin sesuatu." Lena memasang tampang seriusnya.

"Apa? Abang ganteng ya?"

"Ih abang! Lena serius." Lena mendekat dan menatap mata Barca.

"Abang jelak sumpah Lena gak bohong. Mimi peri aja cocok kalau disandingkan sama abang!"  setelah itu Lena lari kekamarnya sebelum Barca menyadari ucapannya

"SAYLENA ARGANTA MAYMAC!!!! ABANG GAK BAKAL TRAKTIRAN LAGI!!! LENA JAHAT YA SAMA ABANG,!!" Teriakan Barca memenuhi ruang di rumahnya.

"LENA GAK JAHAT ABANG, LENA CUMA NGUNGKAPIN FAKTA DOANG!!" Balas Lena tak kalah keras.

"Oke fine, Lena jahat," suaranya merendah namun masih terdengar oleh Lena. Lena keluar dari kamarnya, ia berdiri di pembatas tangga.

"Lena gak jahat Bang, lena cuma jujur aja. Jujur itu lebih baik. Kata Bunda anak baik itu selalu jujur. Berarti Lena baik karena Lena jujur," setelah itu ia kembali memasuki kamarnya sebelum abangnya mengamuk.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang