"siang pak, ke lantai berapa ya" tanya si denny itu.

"26" kataku jutek.

"kamu kelantai berapa queen"

"20 aku mau ke ruang kepala tim"

"ya udah mas duluan ke lantai 19"

lalu aku melihat dia menekan tombol 19, 20 dan 26.

mereka berbisik2 dengan suara kekehan, aku gerah melihat kemesraan mereka. apa mereka gak sadar dibelakang mereka ada aku, bos dan pemilik perusahaan ini.

aku melonggarkan ikatan dasi dan membuka jas, karena hari ini sangat panas sekali.

"ac lift ini gak pernah diservice ya, kok panas banget" kataku kesal.

"masa pak, dingin kok" jawab si denny.

lalu dia kembali berbicara dengan queen dan aku melihat rona merah yang nampak di pipinya yang putih.

ya ampun lift ini lama banget jalannya, masa baru lantai 15 dari tadi.

aku pun menghitung lift itu.

16

17

sebentar lagi

18

"queen mas turun dulu, nanti kita pulang bareng ya, aku kangen ketemu a....." aku melihatnya mencubit tangan si denny.

"oke mas, nanti aku tunggu di pintu depan"

tinggggg

19

"sana pergi jauh2 bikin sumpek aja melihat kemesraan kalian yang menggelikan" kataku dalam hati.

kamipun tinggal berdua di dalam lift. hanya keheningan yang ada.

"pacar baru ya mbak?"

dia diam dan tidak menjawab pertanyaanku.

"ganteng yah, kayaknya cocok deh sama mbak yang galak"

dia masih diam.

wah gak sopan ni cewek, bosnya bertanya malah dicuekin.

"mbak mbak" kataku menoel pundaknya.

"bapak bicara sama saya?"

"iya lah emang ada orang lain?"

"ooo kirain, soalnya saya gak kenal bapak, jadi saya kira bapak bicara dengan orang lain" katanya dengan dingin.

siall ni cewek sok banget.

tinggg akhirnya lift sampai di lantai 20 tanpa izin dia langsung meloyor pergi tanpa kata2.

"wah wah wah gak sopan ni pegawai, masa gak izin dulu sama bosnya. bahaya ni,  bisa sakit stroke gue jika dekat2 dia" kataku saking kesalnya.

setelah tiba di apartemen aku menelepon kepala divisi.

"pak tolong antarkan proposal untuk syuting besok yang di bogor, antar ke lantai 26, dan yang mengantar orang yang membuat proposal itu"

......

"oke saya tunggu"

aku harus menanyakan apa hubungan queen dan pria itu, kenapa sangat akrab sekali.

aku gelisah menunggu kedatangannya.

30 menit kemudian aku mendengar suara lift terbuka, dan melihat queen berjalan dengan tegap dan penuh percaya diri, ditangannya ada proposal yang aku minta.

"ini proposal yang bapak minta" katanya sambil menyerahkan bundelan.

dia berbalik ingin pergi.

"yang suruh kamu pergi siapa?, saya belum selesai membaca proposal ini, tunggu di sana nanti kalo ada yang perlu di ubah akan saya kasih tau"

queen pov

"yang suruh kamu pergi siapa?, saya belum selesai membaca proposal ini, tunggu di sana nanti kalo ada yang perlu di ubah akan saya kasih tau"

sok banget jadi cowok, mentang2 bos seenaknya saja perintah2.

dengan terpaksa aku duduk di sofa yang ada di apartemen itu.

tiba2 hpku berbunyi, "arga" astaga anakku menelepon.

aku berdiri dan menjauh dari pria itu, aku gak mau dia tau aku sedang berbicara dengan anaknya.

"iya sayang mama sedang kerja, ada apa" kataku berbisik.

......

"oh gitu, kasih aja temennya kue ya, minta saja ama onty sisil"

.......

"sudah dulu ya, luv u"

......

aku menutup dan ketika berbalik aku melihat ziyan sedang berdiri dibelakangku.

astaga astaga astagahhhhh apa dia mendengar percakapan kami tadi.

jantungku berdetak dengan cepat.

"siapa yang nelepon?"

"kenapa nanya2 bukan urusan anda"

"si denny tadi ya?, pake luv luv segala, kayak abg aja, geli tau dengernya"

"yang suruh situ denger siapa?, situ aja yang kepo"

aku melihatnya gugup.

"untung dia gak denger dari awal" kataku dalam hati dan aku menghela napas.

"siapa juga yang kepo, saya cuma mau kasih tau proposal ini ada yang kurang, tolong diperbaiki"

"ya sudah saya balik dulu dan memperbaikinya, nanti saya antarkan kesini lagi" kataku dengan nada sebel.

perasaan kemarin katanya sudah oke, sekarang ganti lagi. dasar sakit jiwa.

"lama kalo di bawah, kamu ada bawa datanya? kalo ada bikin disini saja disitu ada laptop" katanya menunjuk laptop yang terletak di atas meja

dengan kesal dan menggerutu aku mengedit proposal itu.

setelah diperbaiki, ada saja yang salah. ini membuatku kesal apalagi hari sudah menunjukkan pukul 7 malam. pasti mas denny sedang menunggu dibawah.

aku melirik jam dan hp, ni orang kapan selesainya sih.

"pak masih ada yang kurang?, kalo gak ada saya mau pulang dulu sudah ada yang nunggu di bawah"

"masih banyak" katanya dengan cepat.

aku menghela nafas, dan dengan terpaksa aku mengirim sms ke mas denny.

to : mas denny

mas pulang duluan saja, aku masih banyak kerjaan untuk dibawa ke puncak besok.

"jadi yang mana lagi yang salah?"

dia menatapku dan dengan cepat aku mengalihkan mukaku.

"queen.... apa hubungan kamu dengan denny?" tanyanya dengan pelan.

"kenapa sih dari tadi kepo banget, mau tau aja urusan orang"

"bukan, aku cuma mau tau saja"

ni orang kenapa sih dari tadi pengennn tau aja urusan orang  rempong banget sih jadi bos.

tbc

hahahahah rasain tuh ziyan, bab berikutnya gue mau siksa ziyan ah, habis rese banget jadi cowok.

hahahhahahaha padahal yang bikin karakter ziyan itu gue sendiri hahahahhaha

2. Queen Story'sWhere stories live. Discover now