"TERPATRI MENCARI ARTI"

69 0 0
                                    


 "TERPATRI MENCARI ARTI"

***

4 Februari 2016

Gio selalu memulai hari demi hari dengan harapan baru ketika melangkahkan kaki di hari ini bahkan di setiap harinya. Hari ini Gio berjanji untuk bertemu dengan teman-teman kampusnya yang tinggal di Balikpapan, yaitu dua orang perempuan. Gio berjanji bertemu di Pasar Segar. Sebelum bertemu, paginya Gio dan Heru keluar bersama mencari makanan untuk mengganjal perut sambil menikmati kopi hangat dengan suasana pagi yang indah disini.

Saat menuju ke pasar segar tiba-tiba ban motor Heru bocor. Heru pun berhenti sejenak dan menambal ban. Gio penasaran akan sesuatu.

"Apakah mahal ketika menambal ban disini?" tanya Gio. Namun Heru hanya tertawa mendengarnya.

Setelah selesai ditambal, Gio bertanya lagi, "Berapa kamu bayar Heru?"

"25 ribu," jawab Heru sambil tertawa.

"Wahh, mahalnya" batin Gio. Gio terdiam dan berpikir, ternyata sangatlah berat hidup di Balikpapan dengan biaya hidup yang sebesar itu.

Gio dan Heru melanjutkan perjalanan menuju tempat coffee, ternyata Gio dan Heru yang pertama datang, akhirnya pun menunggu. Tak lama, satu persatu teman kampus Gio datang, Gio sedikit tercengang ketika melihat mereka datang, mereka terlihat sangat berbeda. Saat itu, Momon datang dengan mobil jazz cat bunglon, sedangkan Mora datang dengan mobil jazz warna biru.

Gio terdiam.

"Waaah... ternyata teman-temanku adalah orang- orang yang spesial di mata keluarganya tidak seperti aku," batin Gio.

Gio hanya tertawa sendiri, untungnya Gio lebih bisa bersyukur akan keadaan keluarganya saat ini, tidak ada penyesalaan sedikitpun. Gio dilahirkan di keluarga yang keren, Gio memiliki ibu dan abang yang hebat serta memiliki adek seperti superhero yang selalu membuat Gio semangat dalam menjalani hidup. Walau terkadang Gio merasa seperti dilahirkan dari penolakan dunia.

Anehnya, selama Gio berbincang, Gio sedikit mengklarifikasi cerita tentang Nayla, tentang apa yang mereka dengar. Tapi Gio juga selalu memohon pada mereka jangan sampai Nayla dengar bahwa Gio belum bisa move on. Gio selalu berkata bahwa Gio lah yang salah, sambil menampakkan raut wajah sedih di hadapan mereka.

Apakah mereka mengerti betapa sakit yang Gio rasakan karena Gio sudah mencintai Nayla terlalu dalam. Gio bahkan berharap Nayla bisa menjadi yang terakhir untuk Gio.

Akhirnya pertemuan pun berakhir disini, karena Gio dan Heru harus melanjutkan perjalanan menuju Pantai Melawai untuk menikmati pasir putihnya. Perjalanan dari Pasar Segar menuju pantai Melawai ditempuh dalam waktu satu jam. Menikmati semilir angin selama perjalanan. Tidak ada rasa kecewa melihat pemandangan alam yang tersuguhkan di depan mata. Namun, melihat beberapa botol plastik disana-sini membuat Gio sedikit kesal. Gio tau ini semua salah siapa, ini semua salah manusia yang tidak bisa menjaga dan melestarikan alam pantai ini.

Berjalan menyusuri pantai, Gio menulis nama Nayla di pasir diamdiam agar Heru tidak melihatnya. Melihat sebuah jembatan yang menuju ke laut, Gio berjalan kesana dan meneriakkan nama Nayla. Gio harap angin dapat membawa dan menyampaikan teriakan ini pada Nayla. Berdiri kokoh di depan lautan, Gio berkata kepada lautan, angin dan air.

"Apa yang harus aku lakukan? Hatiku terus mencintainya. Bagaimana caraku menunjukkan padanya bahwa aku disini masih menunggunya?" teriak Gio.

Gio tau dia tidak akan mendapat jawaban dari mereka, tapi mengeluarkan kegelisahan seperti ini membuat Gio merasa lebih baik. Menurut Gio angin dan air mampu mendengarkan apa yang Gio rasa, karena mereka telah menjadi saksi dimana Gio dan Nayla pertama kali menjadi sepasang kekasih. Gio memutuskan untuk kembali menulis buku catatannya disini dan membeli es kelapa muda sambil menikmati angin pantai ini.

Akhir Perjalanan HatiWhere stories live. Discover now