"SEJENAK KITA BERPISAH"

51 0 0
                                    


 "SEJENAK KITA BERPISAH"

***

Tak lama kemudian Gio kembali ke kampung halamannya, di Kuala Tungkal, Jambi. Sangat berat hati Gio untuk meninggalkan Nayla, namun Nayla juga harus kembali ke kampung halamannya. Nayla mengantarkan Gio ke bandara. Gio dan Nayla berbincang sejenak dan disana Gio mengenalkan Nayla kepada Anggun sahabat Gio yang bekerja di bandara Yogyakarta.

"Hei... Anggun," sapa Gio ketika melihat temannya.

"Gio.. Kamu pulang? Kok tidak kabar-kabar aku sih?" Anggun membalas antusias

"Waaah maaf Anggun, aku tidak sempat bicara denganmu lewat sms ataupun telpon karna ini benar-benar mendadak," sambil mengelus jidat.

"Tapi kemarin terakhir kan kamu bilang ke aku tidak pulang?" kata Anggun dengan muka memerah seperti ingin marah.

"Heheheh... maafin aku nggun, kan sudah dibilang ini mendadak harus pulang." Tangkis Gio.

"Terus perempuan ini siapa Gi?" Anggun melihat ke Nayla sambil bercanda, tapi tanpa curiga apa-apa.

"Ini Nayla, kenalkan dia akan menjadi calon dari anak-anakku nanti hahaha..." canda Gio.

"Wahh, Pede sekali kamu Gi,....Halo Nayla.." sapa Anggun.

"Halo Anggun.." sambil menjabat tangan Anggun

"Sini Gi, Nayla, kita nongkrong dulu di bandara sambil nunggu waktu berangkat."

"Iya, ide yang bagus tuh Anggun," jawab Gio.

"Nayla sudah berapa lama jadian sama Gio?" tanya Anggun.

"Wah baru 4 bulan Anggun, yah bisa dibilang baru sih untuk jenjang sebuah hubungan."

"Kok kamu bisa mau sih sama Gio? Udah hitem, kecil dan dekil hahaha" canda Anggun, sekali lagi.

"Waah ini bukan tentang fisik ataupun tentang materi tapi ini tentang rasa dan cinta, hahaha" balas Nayla.

"Dengar kan Anggun.. sama layaknya puisi Sapardi Djoko Damono, aku ingin mencintaimu dengan sederhana, hahhaha." Gio menambahkan.

"Yaeelaah Gi, gaya bener ente yaah..." kata Anggun.

"Anggun, pesawatku udah mau berangkat ini." Gio bergegas

"Ya sudah Gi, sini aku yang urusin semua check-in pesawatnya."

Anggun pun bergerak ke bagian Chek in, diikuti Gio dan Nayla

"Makasih Anggun.."

"Nay, Gio pamit pulang dulu yah ke Jambi untuk beberapa minggu. Gio pasti bakal kangen banget, jangan nakal di Jogja yah, jaga diri baik-baik dan salam buat keluarga," sambil memegang erat kedua tangan Nayla.

"Ya, Gi... Besok sampe di Jambi matanya dijaga yah biar enggak kepincut yang lain disana. Kalau disuruh ibu jangan melawan, dan jangan nakal serta jangan pulang malam. Nayla juga bakalan kangen sama Gio," sembari memeluk tubuh Gio dengan erat. "Gio pamit pulang dulu yah Nayla. Assalamualaikum."

"Iyaaa Gio. Wa'alaikumsalam," dengan mata berlinang seakan air Tuhan akan turun dari kelopak mata.

Gio dan Nayla sempat berfoto, selalu ada kenangan pada saat itu, Nayla memeluk Gio dan melepaskan kepergian Gio untuk sesaat, air mata Gio menetes tak bisa dibendung. Padahal hanya beberapa saat Gio harus terpisah dengan Nayla, bukan untuk selamanya.

Sesampai di Jambi Gio disambut oleh keluarganya dengan rasa sayang dan haru. Hari itu juga Gio harus langsung mengabari Nayla bahwa sudah berada di Jambi. Beberapa hari kemudian, Gio terbawa oleh suasana di Jambi, sehingga melupakan kewajibannya mengabari Nayla dan menjadi sebuah masalah antara Gio dan Nayla.

Akhir Perjalanan HatiOn viuen les histories. Descobreix ara