"AKU, KAMU DAN ALAM"

43 0 0
                                    


"AKU, KAMU DAN ALAM"

***

"Gunung Argopuro menjadi saksi perjuangan Gio untuk hubungannya. Hari pertama disaat Gio memulai perjalanan ini timbul keraguan dalam benak Gio, tak yakin apakah sanggup melakukan ini. Gio harus berjalan menyusuri hutan yang lebat dan masih banyak hewan-hewan buas yang hidup disana. Pendakian ini awalnya Gio lalui hanya bertiga orang, kemudian bertambah menjadi sepuluh orang".

***

Hari pertama pendakian Argopuro

Gio menangis, perjalanan yang cukup panjang dengan jalur pendakian yang ekstrim. Gio baru menyelesaikan satu pos selama 12 jam dan itu membuat Gio ingin menyerah. Tetapi Gio teringat dengan tujuannya melakukan pendakian ini, apapun yang terjadi Gio harus bisa mendapat jawaban di Argopuro. Semangat yang tadi hampir saja hilang kini muncul kembali. Setiap kali Gio bertanya apakah sudah dekat, seorang pendaki selalu saja menjawab 'Tidak lama lagi pos satu semangat,', namun itu hanya sebuah kebohongan belaka.

Hari kedua pendakian Argopuro

Gio bertemu dengan dua orang perempuan yang pada awalnya biasa saja, namun ada suatu hal yang membuat mata Gio selalu ingin melihat mereka. Gio mencoba berpikir positif dalam hal ini, karena Gio sadar akan tempat yang Gio tapaki sekarang berada jauh dari zona nyaman Gio. Dinginnya malam ditemani suara hewan malam bernyanyi membuat Gio larut dalam suasana ini. Gio memikirkan Nayla "sedang apa dia?". Malam semakin larut, saatnya Gio untuk tidur karena gerimis telah menunjukkan wujudnya dan dingin menusuk tubuh dari belakang seperti rindu Gio kepada Nayla yang tak tersampaikan.

Hari ketiga pendakian Argopuro

Gio bertemu kembali dengan dua perempuan itu. Semakin hari wajahnya semakin berbeda dan semakin cantik untuk dilihat. Gio bertanya pada hatinya, "ada apa ini? Kenapa dengan dua gadis ini?". Namun Gio berusaha tak mempedulikannya dan meneruskan perjalanannya. Matahari pun tenggelam. Di setiap angin berhembus, selalu terlintas nama Nayla. Kembali terpikir akan masalah yang Gio dan Nayla hadapi, Gio terus menanti dan menanti agar mendapatkan jawaban itu hingga Gio tertidur, kelelahan.

Hari keempat pendakian Argopuro

Suasana pagi menusuk setiap tulang yang menyusun tubuh kurus Gio. Hari ini Gio bangun pukul 05.00 pagi. Gio ingin menghirup dinginnya suasana pagi di Gunung Argopuro. Gio melihat potret Nayla menyapa di kejauhan matanya, mata memandang jauh tertutup kabut seakan Nayla ada dibalik kabut tersebut.

"Andaiku mampu menikmati ini semua bersamamu", harap Gio dalam hati. Tidak ada yang mendengarkan harapan itu.

Cukup lama Gio berdiri sembari memikirkan Nayla, tiba-tiba lagi dan lagi dua orang perempuan sejak dua hari ini selalu muncul dihadapan Gio. Semakin Gio melihatnya semakin jelas kecantikan yang ada pada wajahnya. Gio duduk di bawah pohon yang teduh. Gio berpikir kenapa semakin hari perempuan itu semakin cantik dan kenapa aku harus bertemu dengan mereka setiap harinya. Gio terus berpikir, hingga sesaat Gio menemukan jawabannya,

"jika di dunia ini hanya hidup dua perempuan itu, walau sejelek apapun keadaannya, laki-laki akan selalu berjuang dan akan memberikan sebuah prioritas kepadanya untuk mendapatkan perhatian lebih dari perempuan tersebut, bahkan mungkin akan banyak laki-laki yang saling membunuh demi mereka berdua."

Prioritaslah jawaban yang Gio cari selama ini. Gio sadar bahwa Gio salah.

"kenapa aku selalu sibuk dengan duniaku sendiri tanpa memikirkan keadaanmu. Aku salah, aku bodoh, dan aku merasa seperti laki-laki tak berguna. Aku berjanji ketika aku turun dari gunung ini aku akan memberikan semua prioritasku kepadamu, Nayla. Setidaknya aku bisa membagi waktu untukmu" Gio bersumpah dalam hatinya.

Hari kelima pendakian Argopuro

Matahari pagi menyapa Gio dengan hangat, saatnya untuk pulang menuju tempat tujuan terakhir ; Taman Hidup. Pukul 09.00 pagi, Gio melanjutkan perjalanan menuju puncak. Gio membawa bekas banner yang bertuliskan nama Nayla,

"Karena sebuah kebanggaan bisa menuliskan nama orang yang aku sayang di puncak Argopuro" ujar Gio ketika dia ditanya kenapa berat-berat membawa banner hanya untuk difoto.

Turun dari puncak Gio memutuskan untuk singgah di Taman Hidup.

" Daun-daun bergoyang kesana kemari memanggil namaku seakan engkau yang memanggilku", Gio kembali bergumam.

Gio cuma bisa berkata pada dirinya "sabar sebentar lagi aku bisa bertemu denganmu". Waktu menunjukan pukul 21.00 WIB, Gio segera membangun tenda dan tidur karena besok pagi Gio harus pulang.

Hari keenam pendakian Argopuro

Saatnya packing dan pulang menuju basecamp Bremi. Perjalanan dari Taman Hidup menuju basecamp memakan waktu 7 jam. Sesampai di basecamp pukul 17.00 sore, Gio bergegas mandi kemudian membuat teh hangat dan langsung mencari ponselnya untuk mengirim pesan Nayla. Gio mencoba menghubungi Nayla namun tak ada jawaban. Gio ingin Nayla menjadi orang pertama yang mengetahui bahwa Gio telah berhasil mencapai puncak Argopuro, bukan orang tuanya. Gio mengirim sebuah foto bertuliskan nama Nayla saat di puncak Argopuro. Betapa sedihnya Gio ketika membaca balasan dari Nayla yang hanya mengatakan "Ya" respon yang tidak sesuai disaat Gio begitu antusiasnya menanti jawaban Nayla.

Gio tak menyangka dengan sikap Nayla padanya. Berkali-kali Gio menelpon Nayla namun tidak ada jawaban seakan-akan Nayla benci kepada Gio. Hati Gio semakin hancur saat itu. Tak ada yang Gio pikirkan lagi selain harus segera sampai di Yogyakarta dan meminta penjelasan dari Nayla.

*** 

Akhir Perjalanan HatiWhere stories live. Discover now