"BERTANYA-TANYA ISI HATINYA"

83 0 0
                                    


"BERTANYA-TANYA ISI HATINYA"

***

Sesampainya di Yogyakarta, Gio segera menghubungi Nayla namun tetap tidak ada jawaban. Hati Gio semakin gelisah dan bingung akan kelanjutan hubungannya. Pukul 18.00 Gio sampai di rumah, tak sempat Gio beristirahat karena beberapa teman meminta Gio untuk bercerita tentang pendakian Gunung Argopuro.

Saat tengah bercerita ponsel Gio berdering tanda ada pesan masuk dari Nayla,

"Aku mau telpon dan ada yang ingin aku katakan padamu," ujar Nayla. Hati gio bertanya, "apa yang akan kau bicarakan? Apa ini akhir dari hubungan kita?" ujar Gio dalam hati ketika membaca pesan Nayla. Seperti sudah ada firasat buruk.

Dengan percaya diri Gio menghubungi Nayla malam itu. Awalnya Gio dan Nayla hanya berbicara santai, lalu mulai merujuk ke tengah pembahasan yang semakin berat. Nayla menjelaskan kenapa Nayla bersikap seperti itu, namun menurut Gio itu semua tidak masuk akal, Nayla selalu membantah Gio. Gio tau saat itu Nayla tidak ingin mengatakan putus dan selalu memojokan Gio agar Gio yang mengatakannya. Gio berusaha memutar kata-kata agar suasana malam itu tak semakin menjurus ke arah putus. Namun perdebatan sangat alot dan Nayla terus mengarahkan kesana. Sampai akhirnya Gio pun bertanya,

"Kamu mau kita putus Nayla?" tanya Gio.

"Iya!" kata Nayla menyambar ucapan Gio dengan cepat. Ketus.

Seketika air mata Gio menetes dan tak bisa ditahan lagi saat itu. Namun begitulah tampaknya yang diinginkan Nayla. Dan Gio menanyakan itu hanya untuk mempermulus keinginan Nayla. Lagipula, apalagi yang harus dilakukan ditengah keinginan Nayla yang seperti itu? Lama mereka terdiam. Menyesapi kenyataan yang barusan mereka berdua putuskan.

"Nanti apa yang harus aku jawab ketika teman-teman bertanya alasan kita putus?" tanya Nayla setengah bergumam. Memecah keheningan.

"Kamu cukup berkata--jika kamu tidak ingin namamu jelek dimata orang-orang--bilang saja bahwa aku yang salah, aku yang sudah selingkuh dan aku pula yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Biar semua orang mengira aku yang salah mereka akan mengatakan bahwa aku laki-laki yang tak berharga," ujar Gio sambil memeluk lututnya dan menepatkan pundaknya di atas meja kecil, berbaring pasrah.

"Kamu menangis Gi..?" tanya Nayla hampir tak terdengar.

"Aku tidak menangis Nayla Purnamasari, terima kasih atas segala rasa, terima kasih atas segala luka, terima kasih atas segala lara, kamu akan selalu menjadi yang terindah dalam hidupku," ujar Gio sambil mengusap air mata, dengan suara yang di perjelas di atur sebaik mungkin.

"Sama-sama Gi... Aku pamit dulu yah, terima kasih untuk semuanya Agio Jati Suryotama. Assalamualaikum." tutup Nayla tanpa hati.

"Wa'alaikumsalam.." jawab Gio hampir tak terdengar, bahkan oleh dirinya sendiri, pikiran Gio sudah buyar entah kemana.

***

Malam itu Gio kembali mengemas barang-barangnya. Tapi dia tak sempat mengemasi hatinya yang berserakan. Pukul 07.00 pagi Gio memilih untuk pergi ke Desa Bruno di sekitar Jawa Tengah untuk menenangkan pikirannya. Namun Gio tau bahwa itu hanya sesaat. Hati Gio hancur berkeping-keping dan yang bisa Gio lakukan hanya menangis dan menangis karena Gio masih mencintai dan menyayanginya.

"Andai saja aku tahu bahwa sebelum pendakianku di mulai adalah akhir dimana aku bertemu denganmu, aku ingin mendekapmu dan mengatakan betapa aku sangat mencintaimu" batin Gio lirih.

Gio pun teringat moment di stasiun kereta, saat terakhir kali Nayla mengantarnya sebelum mendaki Gunung Argopuro,

"Nayla, Aku akan berangkat menuju Gunung Argopuro dan akan memakan waktu yang sangat lama, disana tidak akan ada sinyal dan tidak tau juga aku akan selamat atau tidak disana. Doakan saja aku kembali dengan selamat," ujar Gio sambil meletakan kedua tangannya di bahu nayla.

"Amin.. Semoga kamu dapatkan apa yang kamu inginkan dan kembali dengan selamat," kata Nayla dengan tatapan kosong.

Seharusnya Gio cukup sigap menangkap isyarat dari tatapan Nayla. Adakah Nayla berat hati melepaskan Gio saat itu? Ataukah bibit ketidaknyamanan sudah ada di hati Nayla? Andai saja waktu bisa diulang kembali. Bisa saja Gio tidak jadi berangkat ke Gunung Argopuro. Tapi..

Pikiran Gio kalut.

*** 

Akhir Perjalanan HatiWhere stories live. Discover now