"PERTEMUAN KITA"

102 0 0
                                    

***

Kala itu di pagi hari di bulan Mei, Gio sedang mendaftarkan diri di salah satu universitas ternama di Kota Yogyakarta. Gio berjalan menyusuri kolong-kolong kampus menuju tempat pendaftaran sambil memandang ruang-ruang kelas yang ada di kampus itu. Dan sedikit demi sedikit Gio mulai merasakan sensasi dunia perkuliahaan. Gio terus melangkah hingga sudut matanya menangkap seorang perempuan di sudut ruangan, perempuan itu terlihat seperti orang kebingungan. Setelah Gio perhatikan, Gio menyadari bahwa perempuan itu berkulit putih dengan mata yang cantik berwarna coklat.

"Jika langkah seumpama rel kereta api, maka aku pasti bisa melangkah menuju arahmu dengan lurus". Namun langkah Gio tak semudah itu, walau mata mereka bertemu tetapi mereka diam tak menyapa. Gio bertanya-tanya, mengapa ketika menatap mata perempuan itu Gio merasakan sesuatu yang berbeda. Gio langkahkan kaki terus dan terus hingga matanya mau tidak mau harus berpaling dari perempuan itu.

Hari ini adalah hari pertama Gio kuliah dan Gio berjalan dengan percaya diri menuju kelas. Di depan kelas, Gio terkejut melihat perempuan yang tadi dilihatnya, berdiri juga disana. Tak Gio sangka akan bertemu dengan perempuan itu lagi. Kembali mereka saling menatap, tapi lagi-lagi tak saling menyapa. Ini kelas pertama Gio dan tak pernah menduga akan sekelas. Perempuan itu duduk di barisan terdepan dan Gio duduk di barisan belakang, Gio selalu mencuri-curi pandang untuk melihat perempuan itu.

Mata Gio tak bisa berhenti melihat perempuan itu dan tangan Gio pun tak bisa menolak untuk berkenalan dengannya. Hal yang membuat Gio akhirnya bertanya "Siapa nama mu?" tanya Gio, tetapi perempuan itu tidak menjawab, Gio tenggelam dalam aroma wangi tubuhnya. Saat berkenalan dengan perempuan itu, perempuan itu memandang Gio dengan ekspresi jijik seperti melihat "gembel". Gio hanya tersenyum menutupi kegelisahan hati dan mencoba berpikir bahwa itu adalah sebuah pujian.

"Haii... Nayla?" kata Gio lagi.

"Aku? Kok kamu tau namaku?," jawab Nayla sambil.

"Iyaa.. dari absen di kelas tadi" ucap Gio sambil tertawa

"Salam kenal Nayla. Kamu asli mana?" Gio sambil menjulurkan tangan.

"Aku asli Riau, kamu?"

"Kita sama-sama berasal dari Sumatra, tetapi aku di Jambi"

"Ooohh iyaa.. Namamu siapa?"


"Aku Gio." Jawab Gio kaku dan tidak bisa bicara apa-apa lagi.

Gio putuskan untuk mengakhiri pembicaraan tersebut, karena Gio rasa Gio tak pantas berdiri di depan Nayla dengan penampilan seperti ini. Gio menggunakan jaket jeans, sepatu boot, dan memakai anting. Pantas saja ketika pertama bertemu, Nayla memandang Gio aneh begitu. Perbincangan yang singkat itu membuat Gio semakin tertarik pada Nayla dan Gio tak bisa berhenti untuk terus dan terus mencari tau tentang Nayla.

Suatu hari, Gio dan Nayla dipertemukan lagi di sebuah kepanitian acara kampus. Gathering jurusan kampus menjadi saksi dimana Gio dan Nayla mencoba untuk berkenalan lebih dalam. Pada saat itu Gio melihat Nayla bersama seseorang laki-laki berkulit putih dan berkaca mata. Gio kira laki-laki itu adalah seseorang yang spesial dalam hidup Nayla. Anehnya hati Gio terus saja ingin tau tentang Nayla. Tapi ada hal yang memaksa Gio untuk berhenti mencari tau siapa Nayla.

Tak di sangka lagi dan lagi Gio dan Nayla satu kelompok dalam tugas kuliah. Mereka duduk di perpustakan melanjutkan perbincangan yang terputus tempo hari,

"Kok kamu seperti gembel sih?" kata Nayla sambil menatap mata Gio. Gio bingung harus berkata apa, seperti resah di ambang rasa bimbang untuk ingin berkenalan dengan Nayla lebih dalam. Gio menjawab pertanyaan Neyla dengan jawaban bimbang.

"Jika kau ingin menjadi temanku silahkan dan jika kau tak ingin ya tidak apa-apa" kata Gio sembari menundukkan kepala. Kemudian Gio mencoba untuk lebih fokus mengerjakan tugas kelompok. Tak banyak Gio dan Nayla berkata dan tak banyak Gio dan Nayla bertatap mata setelah apa yang sudah Nayla katakan. Kejadian itu membuat Gio selalu menekankan hati,

"diriku tak pantas untuk dirimu dan saat ini juga aku mencoba untuk membenci mu", batin Gio.

***

" Saat ini izinkan aku untuk berkata bahwa kau hanyalah sebuah manifestasi dari mimpi yang hanya bisa ku kagumi tanpa henti" 

Akhir Perjalanan HatiWhere stories live. Discover now