"NELANGSA HATIKU MENGINGATMU"

53 0 0
                                    


"NELANGSA HATIKU MENGINGATMU"

***

28 Januari 2016

Gio menuju ke air terjun dan Bukit Langara di Desa Loksado, kali ini harus menempuh perjalanan selama 6 jam. Kali ini selain Bowo, Yoga dan pacarnya, juga ada Syahrul. Teman dari Bowo yang diperkenalkan ke Gio.

Disana Gio langsung menuju ke Air Terjun, Gio tergoda akan airnya yang mengalir jernih, membuat Gio ingin merasakan segarnya air Kalimantan tersebut. Hasrat semakin tertantang ketika melihat sebuah batu besar di dekat Air Terjun itu, Gio ingin mencoba melompat dari batu itu. Gio putuskan untuk menaiki batu itu namun selalu terpeleset karena sangat licin, Gio terus berusaha seperti Gio yang selalu berusaha menerima keadaannya.

Akhirnya Gio berhasil menaiki batu itu, gemetar seluruh badan ketika melihat ke bawah dari atas batu yang tinggi itu. Namun mau bagaimana lagi Gio harus melawan ketakutannya untuk mengetahui sesuatu hal yang baru.

Gio menghitung dalam hati "1.2.3 lompat", rasanya seperti beban masalah seketika hilang saat Gio melompat dari batu itu. Mereka bermain air dan sesekali berbincang mengenai budaya-budaya di Kalimantan. Syahrul menceritakan kepada Gio tentang banyak hal yang belum pernah Gio dengar sebelumnya.

Setelah selesai di air terjun, Gio menuju ke tujuan berikutnya yaitu Bukit Langara. Bukit Langgara sangatlah indah, Gio melihat hijaunya hutan dan sungai kecil di bawahnya, sangat menenangkan hati Gio.

Ketika tengah menikmati pemandangan bukit yang indah, Gio melihat seseorang perempuan dan dengan keisengan Gio memberanikan diri meminta agar berfoto dengannya sekedar untuk berkenalan dan saling sapa. Melihat Yoga dan pacarnya berfoto membuat Gio teringat dengan Nayla.

"Andaikan kamu ada disini, mungkin aku juga bisa berfoto seperti itu, batin Gio.

Namun Gio sadar itu hanya mimpi. Gio sangat berharap Nayla mampu mengerti keadaan Gio, namun Nayla tak mampu mengerti apa yang Gio rasa dan Nayla tak mampu tau apa yang Gio inginkan. Gio menjadi begini itu semua karena Nayla, Gio ingin selalu bisa menjaga Nayla dikala sedih dan bahagia.

"Apakah aku harus mengatakan sampai jumpa, merelakan dirimu dan harus siap dengan semua pilihanmu? Aku hanya bisa berharap ini semua terbaik untukmu", ucap Gio lirih dalam hati.

Gio kembali ke kota Banjarbaru, untuk melupakan tentang keluh kesahnya. Sesampainya di rumah, badan Gio terasa lelah, ingin rasanya Gio mengistirahatkan badan, namun Gio harus pergi untuk membuat gelang senpai bersama teman-teman Bowo dari Mapala Apache Kalimantan Selatan. Pada saat membuat gelang, Gio sempat mengucapkan janji :

"Aku akan kembali ke kesini lagi bersamamu dan menyenpai gelang itu berdua bersamamu." ujar Gio dengan semangat dan mantap. Bowo hanya tertawa mendengar impian Gio.

"bukannya sudah putus." sindirnya.

"Uppsss aku lupa," kata Gio dengan malu yang tak tertahan.

Birin--teman SMA Gio—datang bersama pacarnya, Bunga. Dia datang sambil tertawa-tawa melihat wajah Gio yang sudah gosong kepanasan. Birin hanya mampir sebentar karena Birin harus mengambil foto wisudanya Bunga.

Gio tetap di tempatnya semula, menyenpai gelang hingga selesai. Menyenpai gelang ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga membuat Gio sedikit mengantuk. Gio sangat senang bisa mendapatkan gelang langsung dari sini. Selesai gelang itu dibuat, Gio langsung mencari warung kopi untuk menikmati malam di Banjarbaru bersama teman-teman barunya.

"Senang rasanya bisa berkenalan dengan orang-orang baru yang membuat setiap perjalanan ini semakin berarti" kata Gio. Hingga larut malam mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

*** 

Akhir Perjalanan HatiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora