20

577 24 0
                                    

WARNING! TYPO BERTEBARAN!

Ayana mendapatkan teman baru yang ia ajak satu kamar selama tiga hari kedepan. Lily namanya. Awalnya, Ayana canggung karena Lily memiliki raut wajah yang jutek. Tetapi, saat Ayana mendengar suara Lily yang cempreng, tertawalah Ayana. Wajah tak seiras dengan suara.

"Kak Lily," panggil Ayana ketika peserta seminar diarahkan untuk ke ballroom setelah 45 menit yang lalu di persilahkan untuk beristirahat sejenak. "name tagnya ketinggalan!" Ayana memberikan tanda pengenal milik Lily yang tertinggal di kamar tadi.

Lily tersenyum dan mengangguk, sebagai tanda terima kasih. Lalu ia berjalan beriringan dengan peserta lainnya.

Para peserta masuk ballroom dan duduk sesuai dengan sekolah masing-masing. Darya duduk disamping Ayana yang dari tadi sibuk dengan handphone yang di bawa. Darya mengambil handphone Ayana dan membuat gadis itu memekik hingga banyak orang melihat mereka. Dengan senyum tanpa dosa, Ayana mengacungkan dua jarinya dengan tanda peace.

"Ngapain sih kak?!" Ayana mengambil kembali ponsel miliknya. Dan segera memasukkannya kedalam pouch yang ia bawa.

"Salah sendiri, siapa yang suruh mainin hape? Chat sama siapa sih?"

"Aku lagi bilang ke Ruri, dia bawain aku masker ke kelas trus akunya gak ada. Jadi dia nitipin ke Rani." jelas Ayana lalu ia menguap. "Ngantuk," katanya cengengesan.

Acara pembukaan seminar di buka oleh ketua Kominfo Provinsi Bali. Seperti dugaannya, Ayana sudah berkali-kali sempat tertidur dan Darya lah yang membangunkannya. Cara Darya membangunkan Ayana sangatlah halus, cukup mengusap bahu Ayana ataupun meniup-niup kelopak mata gadis itu.

"Jangan tidur, malu sama anak yang lain." kata Darya lalu ia memberikan tissue basah pada Ayana. Jangan tanya darimana Darya mendapatkan benda itu, Darya mengambil pouch Ayana yang terjatuh tadi dan membuka isi pouch itu.

"Kapan breaknya coba? Laper," gumam Ayana lalu tanpa sadar ia meyenderkan kepalanya di bahu Darya. "Kak, bawa snack ga?"

Darya menoleh, ia tersenyum kecil melihat kelakuan manja Ayana. Pantas saja, Daren dan Rani sangat menyayanginya.

"Kalau mau pacaran jangan dulu deh, ntar kena hukuman." bisik seseorang dari belakang Darya dan Ayana.

• Satu SMA •

Pukul dua siang peserta seminar di persilahkah memasuki sebuah taman dimana mereka akan makan siang. Untung saja Ayana sudah memakan snack yang tadi Darya berikan dan mampu membuatnya tidak makan berlebih.

"Kayaknya banyak yang naksir sama kak Darya deh," ujar Ayana setelah ia melihat peserta cewe menatap Darya terang-terangan dengan tatapan memuja. "Lihat deh kak... yang tangannya make gelang warna biru, tadi aku lihatin di kuncir rambutnya trus waktu kak Darya noleh ke dia langsung di gerai rambutnya."

Seketika Darya menoleh untuk ke dua kalinya, cewe itu malah tersenyum sambil mengedipkan matanya genit. Darya melirik Ayana yang menatap cewe itu horor saat mengedipkan matanya pada Darya. Dengan jahil, Darya memberikan flying kiss pada cewe itu dan disambut heboh olehnya.

Ayana melongo melihat Darya yang membalas cewe itu.

"Kak Darya sehat?" tanya Ayana lalu ia menempelkan punggung tangannya pada jidat Darya. "Enggak panas," gumamnya pelan.

Darya tertawa melihat kelakuan Ayana. Saat Ayana menoleh ke belakang karena Lily memanggilnya, Darya terdiam. Jepit rambut yang Ayana pakai sama persis seperti yang ia berikan pada Naya beberapa waktu yang lalu.

"Ayana, lo dap-"

"Bentar ya kak, aku kesana dulu." tunjuk Ayana pada Lily yang sedang berfoto bersama anak-anak yang lain.

Darya mengangguk dan melihat Ayana berjalan menjauhinya. Seketika Darya ingat pada Rani. Ia mengambil ponselnya yang berada dalam saku celananya lalu mengetikkan sebuah pesan.

Darya Medina :
Ran, jepitan yang dipake Ayana kok sama kayak yang lo beliin buat Naya waktu itu?

Tidak perlu waktu lama untuk menunggu, Rani sudah membalas pesannya.

Arania Paramitha :
Emang itu ogeb! Kak Naya gak suka pake jepit rambut. Trus Ayana dikasi

Darya Medina :
Hm. Btw, lo udah pulang?

Arania Paramitha :
Ini lagi nunggu kak Daren. Kak Darya, gimana sama Ayana?

Darya Medina :
Anaknya manja. Pelor dia mah. Masa tidur waktu ada orang pidato

• Satu SMA •

Daren berjalan melewati koridor kelas sepuluh. Pukul dua siang biasanya masih ramai tetapi hari ini sudah sepi. Tidak ada orang yang berlalu-lalang disana. Dengan cepat ia berjalan sampai menemukan Rani yang sedang menunggunya di parkiran.

"Kenapa lama banget pulangnya, kak?" tanya Rani setelah ia meletakkan tasnya di jok belakang.

"Ketiduran gue di kelas trus gak di bangunin malah di tinggal." katanya setelah mobil meninggalkan area sekolah. "Pake seatbelt lo!" perintah Daren pada Rani ketika melihat polisi di persimpangan depan.

"Lah, tumben akur, anak sini sama sebelah." gumam Rani ketika melihat instastory milik Lily bersama Ayana. Memang anak SMA Lentera dan SMK Lentera tidak pernah akur. Padahal mereka satu yayasan dan juga sekolah mereka berada satu area. "Lihat deh kak, kak Lily sama Ayana." Rani menyodorkan handphone miliknya pada Daren

"Ayana ikut seminar?" tanya Daren.

"Ho-oh, kemarin di cari sama pak Werda. Trus dia kesel gitu soalnya kak Darya yang jadi partner nya."

"Emangnya Darya ngapain Ayana?" Daren mulai kepo.

Rani menoleh ke arah Daren yang sedang menunggu jawabannya. "Kak Daren kepo."

Satu SMAWhere stories live. Discover now