7

873 25 0
                                    

Enam bulan yang lalu....

Darya harap-harap cemas menunggu kedatangan Naya ke acara promnite yang diadakan oleh kelas XII di ballroom salah satu hotel kawasan Seminyak. Karena Darya dan Ayana anggota OSIS, jadi mereka juga hadir di acara itu.

Senyum Darya terbit ketika Ayana datang bersama anak OSIS cewe lainnya dan beberapa kakak kelas cewe. Ayana terlihat cantik dalam balutan dress berwarna hitam. Darya tidak tahu apa model dress yang dikenakan Naya, tetapi Darya mengakui bahwa Naya benar-benar cantik malam ini. 

Sesuai dengan ekspetasi, malam ini acara berlangsung dengan lancar. Tetapi tidak dengan Darya, ketika acara berdansa dimulai, Darya menargetkan ia akan berdansa dengan Naya. Tetapi, Naya lebih memilih berdansa dengan Teo—kakak kelas— daripada dengannya.

Hati Darya mencelos ketika, Teo mencuri-curi cium pada pipi Naya. Akhirnya sebelum acara selesai, Darya pergi dari tempat itu dan memutuskan ke sebuah tempat ; club malam dan menghabiskan malamnya disana.

• Satu SMA •

Hari pelantikan PMR pun tiba. Ayana dari rumah sudah mengenakan kaus yang dibagikan kemarin oleh panitia. Kaus berwarna kuning yang menciri khaskan warna tingkat PMR Wira itu pun, cocok dipakai Ayana.

"Lentera Nusantara Youth Red Cross," gumam seseorang di belakang Ayana, "ceileh... Ikut PMR lo dek?" tanya Aditya setelah membaca tulisan yang tercetak pada kaus yang digunakan Ayana.

Ayana mengangguk dan menampakkan deretan giginya. "PMR itu keren tauk!"

"Iyee... Btw, berapa lama lo camping?" Aditya sempat kaget ketika mengetahui bahwa Ayana mengikuti ekstrakulikuler seperti ini. "Lo mau camping atau minggat sih? Rempong banget," katanya ketika melihat bawaan Ayana yang cukup banyak.

"Kakak, bacot deh, mendingan anterin aku sekarang. Keburu telat nantinya," kata Ayana ketika melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.10 Wita.

• Satu SMA •

Setelah melakukan registrasi ulang dan mendapatkan name tag, buku materi, block note dan pulpen, Ayana mencari Rani. Ayana terkesima, karena lapangan olahraga yang biasa digunakan untuk pelajaran olahraga atau kegiatan atletik lainnya, disulap menjadi bumi perkemahan. Ayana menaruh barang-barang yang ia bawa ke dalam tenda besar. Ia meletakkan barang-barang itu disamping barang-barang milik Rani, Ayana mengetahui itu punya Rani karena sudah di beri nama oleh si empunya 'ini milik Rani!'. Rani memang selalu memberi semua barang miliknya nama, karena dari pengakuan Rani, Rani pernah kehilangan tas mahal kesayangannya.

Lalu, Ayana keluar dari tenda karena peserta sudah dipanggil panitia untuk gladi upacara pembukaan. Akhirnya Ayana menemukan sahabatnya itu. Rani langsung menyambar memeluknya erat, hingga ia tidak bisa bernapas.

"Huk....huk.... Udah eh, Ran, sesek guenya." ujar Ayana dengan napas tersenggal-senggal.

"Lebay amat."

Perhatian! Sekali lagi... Untuk seluruh peserta pelantikan, diharapkan berbaris sesuai dengan kelompok yang diberikan!

Perintah korlap Denis tegas. Ayana pun berbaris di kelompok tiga, untung saja ia satu kelompok dengan Rani. Kalau tidak, Ayana pasti akan berkelompok dengan anak IPS.

Setelah Do'a, dilanjutkan dengan menyayikan lagu mars dan hymne PMI. Ayana merutuki dirinya, karena lupa untuk menghapalkan kedua lagu itu. Saat lagu dimulai, bibir Ayana komat-kamit, entah apa yang ia ucapkan. Seperti seseorang sedang lipsync tetapi tidak hapal lirik. Trus namanya apa dong? Ah.. yang penting Ayana terlihat seperti orang yang bernyanyi.

Gladi pun dilaksanakan dengan lancar dan akan dilanjutkan dengan upacara sungguhan satu jam kemudian. Para peserta dipersilahkan untuk berganti kaus dengan seragam PDH. Peserta belum memakai slayer berwarna kuning karena, peserta belum resmi menjadi PMR Wira dan akan di pakai setelah pelantikan.

"Kurang lengkap deh ah... Gak pake slayernya," kata Rani sambil melihat dirinya sendiri dari atas sampai bawah.

"Slayer?" Oke. Ayana memang masih buta terhadap organisasi seperti ini dan ia juga kurang paham apa yang kurang dari seragam yang mereka gunakan.

Rani berdecak kesal pada sahabatnya satu ini, " iya... Slayer.. yang dipake disini nih," kata Rani sambil menunjuk leher, "warna kuning. Trus pake lambang PMI. Itu tuh slayer kebanggaan gitu deh Na.. Gue aja ya, waktu dapet slayer biru pas pelantikan PMR Madya waktu SMP aja, sampe terharu gitu. Pokoknya gue cinta banget sama organisasi kemanusiaan yang paling mulia di muka bumi ini deh... I Love Indonesian Red Cross Indonesia! Salam kemanusiaan!" kata Rani dengan mata berbinar. Ayana bisa melihat bagaimana kecintaan sahabatnya ini pada organisasi kepalang merahan.

"Iya, deh, tau." Ayana lalu mengajak Rani keluar dari area toilet dan kembali ke lapangan.

• Saru SMA •

Setelah acara pembukaan berlangsung, dilanjutkan dengan sarapan bersama. Para peserta harus duduk melingkar dan tidak boleh membelakangi peserta lain.

Selama pembagian nasi box, Ayana terus menatap satu per-satu peserta lainnya, yang menatapnya sinis duluan.

"Dik!" seru salah satu panitia ketika Ayana diberikan bagiannya.

"Eh... iya, kak." Ayana langsung menerima nasi box dan air mineral itu.

"Jangan ada yang makan, sebelum berdo'a dan saya perintahkan!" lagi-lagi korlap Denis dengan suara tegasnya, membuat peserta yang akan makan berhenti dan menutup kotak nasi box kembali. "Sudah, kebagian semua adik-adik?" tanya korlap Denis.

Semua peserta meng-iyakan pertanyaan korlap Denis.

"Oke, kalau semua sudah dapat, kita berdo'a dulu. Berdo'a sesuai keyakinan dan agama, masing-masing. Berdo'a mulai..."

Hening hingga 2 menit kemudian, lalu korlap Denis lah yang menyudahi do'a itu.

"Selesai..." kata korlap Denis, dengan tetap memegang microfon. "Silahkan, makan!"

• Satu SMA •

Setelah makan, peserta diberikan istirahat terlebih dahulu. Sementara itu, panitia di breefing sebelum memberikan materi ataupun rigem lainnya.

"Kata pak Heru—pembina PMR—materi pertama yang kita kasih itu kepalang merahan. Karena materi kepalang merahan, berisi tentang sejarah Palang Merah atau Bulan Sabit Merah di dunia." kata Daren pada dua puluh Satuan Inti, Lentera Nusantara.

"Iya, bener, kata Daren. Biasanya, waktu kita pelantikan, materi pertama itu kepalang merahan." ujar Anis menyetujui ucapan Daren. "Gimana guys, pada setuju?" tanya Anis lagi.

Teman-teman satin lainnya pun, mengangguk.

"Trus, kalau materi kedua, kita pake PP aja," usul yang lainya.

"Oke," kata Daren. "Karena kelompok sudah dibagi menjadi enam kelompok, jadi... kelompok satu-dua, Mita, Ayu, Nissa dan Ferdi yang ngehandle. Kelompok tiga-empat, gue, Irene, Sofi dan Denis. Kelompok lima-enam, Bayu, Ratih, Dika dan Satya. Sisanya, dokumentasi. Paham?" Daren memberikan bagian tugas kepada team satuan inti.



Satu SMAWhere stories live. Discover now