13

647 23 0
                                    

WARNING! TYPO BERTEBARAN!!

Upacara baru lima belas menit berlangsung dan sudah empat kali Ayana bolak-balik toilet. Akibat menghabiskan tiga porsi Ayam geprek ditambah dengan dua porsi siomay kemarin, Ayana harus menanggung semua ini.

"Ibu yang capek loh nak, lihat kamu bolak-balik toilet," Ayana menoleh dan melihat Bu Marta atau Marta sensei-guru bahasa Jepang kelas X. "Kamu lagi diare?" tanya Bu Marta yang kebetulan menjadi pengawas UKS senin ini.

Ayana mengangguk lemah dan tangannya tetap memegangi perutnya yang masih sakit.

"Kamu salah makan kalik," tebak Bu Marta dan Ayana mengangguk lagi, membenarkan tebakan Bu Marta. "Sebentar, ibu buatkan kamu oralit dulu," katanya sebelum beranjak dan menuju rak yang berisi banyak obat-obatan. Bu Marta datang membawa segelas air yang berwarna sedikit keruh. "Oralitnya gak ada, jadi ibu buatkan kamu larutan gula sama garam. Ini diminum, rasanya agak aneh sih, tapi manjur kok."

Ayana menerima gelas itu dan meminumnya. Bu Marta benar, rasanya aneh. Ada manis dan asin. Tetapi, Ayana tetap meminumnya, daripada ia harus berada di uks sampai jam pulang.

"Arigatou gozaimasu, sensei." Ayana berterima kasih menggunakan bahasa Jepang.

Bu Marta terkekeh pelan. "Iya sama-sama."

Ayana kembali duduk di atas kursi dan menyandarkan kepalanya pada tembok. Coba saja ia punya pacar, kan bisa bahunya di pake nyender. Oke, Ayana sudah berhalusinasi pagi-pagi begini.

Upacara selesai, Ayana sudah berada di kelas. Bersama Rani tentunya. Kedua remaja perempuan itu sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ayana yang daritadi tidur di meja memperhatikan Rani yang bernyanyi lagu barat.

Ayana mengakui bahwa Rani memang lebih jago darinya untuk berbahasa inggris dan Rani juga setiap hari mendengarkan lagu barat. Tapi sayang, suara Ayana lebih bagus dari Rani.

"Pak Made datang... Pak Made datang woiiii," Kemal datang sambil berlari dari luar dan diikuti segerombolan anak lainnya.

Beberapa detik kemudian, Pak Made—guru Matematika kelas X datang. Guru berperawakan tambun itu mulai mengabsen siswa dari urutan terakhir sampai pertama.

"Satu jam pak!" seru Arya yang duduk paling belakang.

Pak Made adalah tipikal guru yang tidak suka ribet dan tidak galak seperti guru Matematika Ayana dari SD sampai SMP. Pak Made pernah berkata 'Bapak tahu kalau, tidak semua dari kalian nantinya akan menjadi ahli Matematika dan kalian tidak usah khawatir dengan nilai kalian, asalkan kalian tetap berada di kelas setiap ada jam Matematika, nilai kalian akan tetap stabil diatas kkm'.

Pak Made menengok ke arah Arya. "Oke, kita satu jam." kata Pak Made setelah menuliskan judul materi baru pada glass whiteboard  seharga empat juga dengan spidol boardmarker.

Seluruh siswa kelas X IB1 berteriak bahagia setelah Pak Made menyetujui Arya.

• Satu SMA •

Ayana membuka kotak bekalnya setelah enam menit yang lalu Pak Made mengakhiri pelajaran. Setelah berdoa dan meminum air, Ayana menawarkan makanannya pada Rani.

"Mau gak Ran?"

"Enggak. Gue lagi diet," Rani juga mengeluarkan kotak bekalnya lalu membukanya. "Kambing be like ya..."

Ayana tertawa. "Kambing gak makan sayur pake mayonaise kalik Ran. Dapet ilham apaan coba, kenapa pake acara diet segala sih?"

"Menurut ngana? Dengan tinggi 152 cm dan berat badan 58 kilo udah kayak babi banget guenya Na. Ya minimal turun delapan atau lima kilo lah... Biar misalnya gue jalan sama double D kan cocok gitu, gak ada yang bully."

Ayana manggut-manggut dan mulai memakan bekalnya. Lima belas menit kemudian, Ayana dan Rani selesai istirahat. Karena ini masih jam Matematika dan jam istirahat masih dua jam kedepan, mereka berencana untuk mencari Wi-Fi di bale bengong.

Setelah membereskan alat tulis mereka, Ayana dan Rani keluar dari kelas dengan membawa charger. Kata Rani untuk jaga-jaga saat daya baterai habis.,

"Sepi banget ya Na, kayak kuburan."

"Maklum lah, masih jam pelajaran. Kelas kitanya aja yang terlalu rajin," Ayana tersenyum pada seorang guru yang berpapasan dengan mereka. "Pagi Pak-," yang di sapa mengangguk pelan dan berlalu.

Ayana dan Rani sudah sampai di bale bengong. Mereka berdua duduk saling berjauhan, karena tempat colokan berada pada pilar bale bengong.

Ketika Rani memilih untuk memasang headphone dan streaming lagu barat. Ayana berbeda, ia memilih untuk ngestalk akun Instagram milik Aditya.

Di dalam akun itu, hanya terdapat sembilan postingan. Dua diantaranya foto keluarga mereka dan foto Aditya bersama dengan Zivanya dan sisanya vidio promosi dan vidio tentang resort terbaru Aditya.

Ayana meng-klik foto Aditya bersama Zivanya. Dalam foto itu, Aditya dan Zivanya sama-sama tersenyum menghadap ke kamera dan Aditya juga merangkul Zivanya.

adityachandra tentang kita, bukan mereka. anyatania

987 likes and 90 comment

rahmaniafitri uuuu bebebss terpoteque :( :(

pencintababangmapan potek hayatii bangsss *nangiskejer

maharani.naya salpokk cincin yang mengkilapss

peninggipelangsing cek ig qita yuk qaqa!  tumbuh tinggi dalam waktu 2jam

anyatania <3

Dan banyak komentar lainnya.

• Satu SMA •

Pukul tiga kurang lima belas, pelajaran terakhir kelas Ayana berakhir. Semua siswa berhamburan keluar kelas, ada yang langsung pulang dan ada juga yang nongkrong di bale bengong.

Termasuk Ayana dan Rani. Mereka berdua berjalan di koridor kelas sebelas dan langsung ke parkiran. Dari tempat sepeda motor, Ayana bisa melihat Naya dan Darya sedang bersama. Mereka sedang duduk di bawah pohon cemara.

"Adek sama Darya ya, aku mau pembinaan sama guru BK sampe sore. Gak papa 'kan?"

Saat Ayana akan berkomentar, Rani mengiyakan permintaan Naya. "Gak papa banget deh kak. Ayana aman sama aku... ya kan Na?" Rani menyenggol lengan Ayana.

Ayana menghela napasnya lalu tersenyum kecil.

Satu SMAWhere stories live. Discover now